UJIAN AKHIR PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI (SEMESTER GENAP 2019/2020)
Oleh:
ALIA NANDA RUMEKTI
(19.310.410.066)
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Kepuasan
kerja atau job satisfaction adalah
salah satu hal yang cukup sering dibahas oleh kalangan industri. Kepuasan kerja
adalah suatu sikap relatif tentang perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu
pekerjaan (Fattah, 2017) . Kepuasan kerja
memiliki hubungan yang erat dengan motivasi kerja. Suatu motisvasi kerja dapat
mempengaruhi kepuasaan kerja dan sebaliknya (Widiyanto, 2013) . Motivasi merupakan
salah satu komponen penting dalam kepuasan kerja. Hal ini terangkum dalam
Teori dua faktor Herzberg.
Ada enam motivasi yang mempengaruhi kepuasan
kerja menurut Teori Herzberg. Motivasi tersebut adalah:
1. Prestasi,
2. Penghargaan,
3. Kenaikan pangkat,
4. Pekerjaan itu sendiri,
5. Pertumbuhan pribadi, dan
6. Tanggung jawab (Normijati, 2013) .
Motivasi kerja memiliki hubungan yang erat
dengan kepuasan kerja. Tingginya motivasi kerja akan meningkatkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja setiap karyawan tentu berbeda. Ada karyawan yang puas
dengan gaji tinggi. Ada pula karyawan yang puas dengan posisi yang baik, kerja
yang mudah, penilaian selalu baik, dan sebagainya. Buruknya, ada karyawan yang
sangat sulit merasakan kepuasan dalam pekerjaannya. Hal itu tentu berdampak tidak
baik bagi perusahaan. Produktivitas perusahaan dapat menurun atau karyawan akan
keluar dari perusahaan.
Permasalahannya adalah tidak semua perusahaan paham dan
peduli pada kepuasan kerja karyawan. Padahal, pemahaman tentang kepuasan kerja
dapat membantu organisasi membuat langkah penting dalam produktivitas (Frazier, 2005) . Artinya, pemenuhan
akan kepuasan kerja ini sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Peningkatan motivasi menjadi poin penting dalam permasalahan ini. Lalu, apa
saja yang diperlukan dalam meningkatkan motivasi untuk mendongkrak kepuasan
kerja?
Ada
lima hal yang sangat mungkin dilakukan untuk meningkatkan motivasi demi
kepuasan kerja:
1.
Memberikan hadiah pada karyawan yang mencapai target pekerjaan.
2.
Membuat kontrak dan memberikan jaminan.
3.
Membuat aturan yang tidak menyiksa karyawan.
4.
Memberikan tugas sesuai dengan porsi dan bayarannya.
5.
Mempekerjakan karyawan sesuai bidang atau pengalamannya.
Motivasi kerja dan kepuasan kerja perlu dicapai melalui
kerjasama antara karyawan dan perusahaan. Misalnya dari sisi pemberian pekerjaan dan
gaji yang diterima. Karyawan dengan pekerjaan relatif ringan, hendaknya
diberikan gaji yang sepadan. Karyawan dengan pekerjaan yang berat dan
membutuhkan effort lebih, hendaknya
diberikan gaji yang lebih tinggi. Perusahaan sudah semestinya memperhatikan
karyawan dan kepuasannya. Sedikit saja lengah, maka ketidakadilan sangat mungkin dirasakan oleh karyawan. Perusahaan tidak bisa membiarkan terciptanya rasa
tidak adil antarkaryawan. Rasa tidak adil akan menimbulkan ketidakpuasan bagi
karyawan (Shinta, 2012) . Ketidakpuasan ini akhirnya akan merugikan perusahaan.
Daftar Pustaka:
Fattah, H. (2017). Kepuasan Kerja dan Kinerja
Pegawai: Budaya Organisasi, Perilaku Pemimpin, dan Efikasi Diri.
Yogyakarta: Elmatera.
Frazier, D. P. (2005). Job Satisfaction of
Innternational Educators. Florida: Boca Raton.
Normijati. (2013). Kajian Tentang Aktualisasi Teori
Herzberg, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Spiritual Manajer Operasional.
Malang: UB Press.
Shinta, A.
& Wijono, D. (2012). Kesenjangan Antara Harapan dan Kenyataan: Fenomena
Kekecewaan Karyawan Terhadap Organisasi. Jurnal Maksipreneur, 2(1).
Widiyanto, M. A. (2013). Statistika Terapan.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Bagus sekali
BalasHapusTerima kasih, semoga bermanfaat.
Hapus👍👍
BalasHapusTerima kasih, semoga bermanfaat.
HapusTerimakasih materinya��
BalasHapusTerima kasih, semoga bermanfaat.
Hapus