TEORI DASAR: HARRY STACK SULLIVAN
I R W A N T O
NIM. 163104101125
Pembimbing: Fx. Wahyu Widiantoro, S. Psi., MA.
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45Yogyakarta
SEJARAH PRIBADI
Harry Stack Sullivan lahir di sebuah kota peternakan di
Norwich, New york pada Februari 21, 1982, satu-satunya anak yang hidup dari
sebuah keluarga Irlandia Katolik miskin. Ibunya, Ella Stack Sullivan, berumur
32 tahun ketika menikahi Timothi Sullivan dan berumur 39 ketika Harry lahir.
Dia telah melahirkan dua putra lainnya, tidak satupun yang hidup melampaui umur
setahun. Sebagai akibatnya, dia memanjakan dan menjaga anak satu-satunya, yang
mana keselamatannya dianggap sebagai kesempatan terakhir dari keibuannya. Ayah
Harry, Timothy Sullivan, adalah seorang pria yang pemalu, suka menyendiri,
pendiam yang tidak pernah membangun hubungan dekat dengan anaknya hingga
setelah istrinya meninggal dan Sullivan menjadi dokter terkenal. Timothy
Sullivan sudah menjadi pekerja peternakan dan pabrik yang tinggal bersama
peternakan keluarga istrinya diluar desa Smyrna, 10 mil dari Norwich sebelum
ulang tahun ketiga Harry. Pada waktu yang sama, Ella Stack Sullivan secara
misterius tidak ada di rumah, dan Sullivan dipelihara oleh nenek dari ibunya,
yang aksen Gaelicnya tidak bisa dimengerti oleh anak tersebut. Setelah berpisah
lebih dari setahun, ibunya Harry - yang kemungkinan berada di rumah sakit jiwa
- pulang ke rumah. Akibatnya, Sullivan kemudian punya dua ibu yang merawatnya.
Bahkan setelah neneknya meninggal, dia terus memiliki dua ibu karena bibinya yang
belum menikah kemudian tinggal bersamanya untuk membantu tugas membesarkan
anak.
Walau kedua orang tuanya berasal dari keturunan Irlandia
yang miskin, ibunya menganggap keluarga Stack lebih superior secara sosial
dibandingkan keluarga Sullivan. Sullivan menerima supremasi sosial keluarga
stack di atas keluarga Sullivan hingga ia menjadi seorang psikiater yang
mengembangkan teori interpersonal yang menekankan kesamaan diantara orang
dibandingkan perbedaannya. Dia kemudian menemukan kejelekan klaim ibunya.
Sebagai anak prasekolah, Sullivan tidak punya teman atau
kenalan seumurnya. Setelah memulai sekolah, ia tetap merasa seperti orang luar,
menjadi seorang anak Katolik Irlandia di sebuah komunitas Protestan. Aksen
Irlandianya dan otaknya yang encer membuat dia tidak populer diantara teman
sekelasnya selama dia bersekolah di Smyrna.
Ketika
Sullivan
berumur 8 setengah tahun, dia membentuk hubungan yang erat dengan seorang anak
berumur 13 tahun di peternakan tetangga. Anak ini adalah Clarence Bellinger,
yang hidup satu mil dari Harri di sebuah distrik sekolah lain, tapi kini baru
mulai sekolah SMA di Smyrna. Walau kedua anak itu tidaklah sebaya, mereka
memiliki banyak kesamaan secara sosial dan intelektual. Keduanya tidak bisa
bersosialisasi tapi sangat pandai; keduanya kemudian menjadi psikiater dan
keduanya tidak pernah menikah. Relasi antara Harry dan Clarence memiliki
pengaruh yang besar pada hidup Sullivan. Relasi tersebut membangkitkan di
dalamnya kekuatan intimasi, yaitu, kemampuan untuk mencintai orang lain yang
mirip dengan dirinya. Dalam teori kepribadian Sullivan yang sudah rampung, dia
menekankan kekuatan relasi intim yang sangat terapis dan memiliki kekuatan yang
hampir magis pada umur-umur preadolescent. Kepercayaan ini bersama dengan
hipotesis Sullivan lainnya, sepertinya tumbuh dari pengalamannya pada masa
kecil.
Sullivan tertarik dengan buku dan
sains, tapi tidak dengan peternakan. Walau dia adalah satu-satunya anak yang
tumbuh di peternakan yang membutuhkan banyak kerja keras, Harry bisa menghindari
banyak tugasnya dengan berpura-pura "lupa" untuk melakukannya. Taktik
ini sangat sukses karena ibu yang memanjakannya kemudian menyelesaikan
tugas-tugasnya sembari mengatakan bahwa Sullivan yang melakukannya.
Seorang murid yang pandai, Sullivan
lulus dari SMA sebagai pembicara pada saat kelulusannya di umur 16 tahun. Dia
kemudian masuk di Cornell University untuk menjadi seorang ahli fisika, walau
dia juga tertarik dengan psikiatri. Performa akademisnya di Cornell adalah
sebuah bencana, dan dia menerima suspensi setelah satu tahun. Suspensinya
mungkin tidak hanya karena kekurangan akademisnya. Dia mendapat masalah dengan
hukum di Cornell, mungkin karena penipuan surat. Dia kemungkinan menjadi
kambing hitam dari murid yang lebih tua, lebih dewasa darinya yang menggunakan
dia untuk mengambil beberapa bahan kimia yang dipesan melalui surat secara
ilegal. Selama dua tahun kedepan, Sullivan menghilang dari peredaran. Perry
(1982) melaporkan bahwa dia mungkin menderita breakdown schizophrenic pada masa
ini dan harus menjalani perawatan di rumah sakit jiwa. Alexander (1990)
memperkirakan bahwa Sullivan menghabiskan masa ini dibawah panduan seorang pria
yang lebih dewasa darinya yang membangunay mengatasi kepanikan seksualnya dan
yang membangkitkan ketertarikannya pada psikiatri. Apapun jawaban dari misteri
kehilangan Sullivan dari 1909 hingga 1911, pengalamannya sepertinya membuat ia
lebih dewasa secara akademis dan mungkin secara seksual.
Pada tahun 1911, Sullivan masuk di
Chicago College of Medicine and Surgery, dimana nilainya, walau hanya
biasa-biasa saja, adalah kemajuan yang besar dari yang dia dapat di Cornell.
Dia menyelesaikan studi medisnya pada tahun 1915 tapi tidak mendapat gelarnya
hingga 1917. Sullivan mengatakan bahwa penundaan ini adalah karena dia belum
membayar uang kuliahnya, tapi Perry (1982) menemukan bukti bahwa dia belum
menyelesaikan syarat akademisnya pada tahun 1915 dan juga membutuhkan sebuah
internship. Bagaimanakah Sullivan bisa mendapat gelar kedokteran kalau dia
kekurangan semua prasyaratnya? Tidak ada seorangpun biografer Sullivan yang
memiliki jawaban yang memuaskan untuk pertanyaan ini. Alexander (1990)
menghipotesiskan bahwa Sullivan, yang sudah bekerja di bidang medis selama
hampir setahun, menggunakan kemampuan persuasifnya untuk meyakinkan pihak yang
berotoriter di Chicago College of Medicine and Surgery untuk menerima
pengalaman tersebut untuk menggantikan internship. Defisiensi lainnya mungkin
juga diabaikan bila Sullivan setuju untuk mendaftar di kemiliteran. (Amerika Serikat
pada saat itu baru memasuki Perang Dunia I dan membutuhkan perwira medis).
Setelah perang, Sullivan terus melayani sebagai perwira
militer, pertama untuk Federal Board for Vocational Education dan kemudian
untuk Public Health Service. Namun periode hidupnya pada masa itu masih
membingungkan dan tidak stabil, dan dia tidak begitu menjanjikan kehidupan
dengan karier gemilang yang akan kemudian dijalaninya (Perry, 1982)
Tahun 1921, tanpa pelatihan formal di psikiatri, dia
bergabung dengan St. Elizabeth di Washington, DC, dimana dia kenal dekat dengan
William Alanson White, neuropsikiater paling terkenal di Amerika. di St.
Elizabeth, Sullivan mendapat kesempatan pertamanya untuk bekerja dengan pasien
schizophrenic dalam jumlah besar. Ketika tinggal di Washigton, dia mulai
berhubungan dengan sekolah medis di University of Maryland dan dengan Shepard
and Enoch Pratt Hospital di Towson, maryland. Pada periode Baltimore di
hidupnya, dia mempelajari Schizophrenia secara intensif, yang memberikan
dugaan-dugaan awal tentang pentingnya relasi interpersonal. Dalam mencoba
mengambil makna dari perkataan pasien schizophrenic, Sullivan menyimpulkan
bahwa penyakit mereka adlaah cara untuk menyesuaikan diri dengan anxiety yang
disebabkan lingkungan sosial dan interpersonal. Pengalamannya sebagai dokter
klinis secara perlahan berubah menjadi awal mulanya teori psikiatri
interpersonal.
Sullivan
menghabiskan banyak waktu dan tenaga di Sheppard memilih dan melatih perawat rumah sakit. Walau dia hanya
sedikit melakukan terapi, dia mengembangkan sebuah seistem diamana perawat pria
non profesional yang simpatis merawat pasien schizophrenic dengan kepedulian
dan rasa hormat yang manusiawi. Program inovaitif ini memberikan dia reputasi
sebagai penyihir klinis. Tapi, dia menjadi tidak suka dengan iklim politis di
Sheppard ketika dia tidak diangkat menjadi kepala pusat resepsi yang dia
advokasikan. Pada bulan Maret 1930, dia mengundurkan diri dari sheppard.
Pada tahun itu juga, dia pindah ke New York City dan membuka
praktik swasta, berharap untuk memperluas pengertiannya akan relasi
interpersonal dengan menyelidiki kelainan non schizophrenic, terutama yang
bersifat obsesif. (Perry, 1982). Waktu itu adalah masa sulit, dan klien kaya
yang diharapkannya tidak datang dalam jumlah yang diperlukannya untuk menutup
pengeluarannya.
Walau demikian, dengan tinggal di New York, dia berhubungan
dengan beberapa psikiater dan ilmuwan sosial dengan latar belakang Eropa.
Diantaranya adalah Karen Horney, Erich Fromm, dan Frieda Fromm Reichmann yang,
bersama dengan Sullivan membentuk Zodiac group, sebuah organisasi informal yang
bertemu secara rutin secara informal untuk membicarakan ide baru dan lama dalam
psikiatri dan ilmu sosial yang berhubungan. Sullivan, yang sudah bertemu dengan
Thompson sebelumnya, menghasutnya untuk mengunjungi Eropa untuk mendapatkan
latihan analisis dari Sandor Ferenczi, seorang murid Freud. Sullivan belajar
dari semua anggota Zodiac group, dan melalu Thompson, dan Ferenczi, teknik
terapisnya secara tidak langsung dipengaruhi oleh Freud. Sullivan juga
berterimakasih pada dua praktisi lainnya, Adolf Meyer dan William Alanson
White, untuk pengaruh mereka pada praktik terapinya. Walau memiliki pengaruh
Freudian pada teknik terapinya, teori Sullivan tentang psikiatri interpersonal
tidaklah psikoanalistis ataupun neo-Freudian.
Pada saat ia tinggal di New York, Sullivan juga dipengaruhi
beberapa ilmuwan sosial dari University of Chicago, yang merupakan pusat dari
studi sosiologikal Amerika pada tahun 1920 dan 1930an. Disana ada psikolog
sosial George Herbert Mead, sosiolog Robert Ezra Park, W.I. Thomas, antropolog
Edward Sapir, dan ilmuwan politik Harold Lasswell. Sullivan, Sapir dan Lasswell
terutama bertanggung jawab untuk mendirikan William Alanson White Psychiatric
Foundation di Washington, DC, untuk menggabungkan psikiatri dan ilmu sosial
lainnya. Sullivan kemudian menjabat sebagai presiden yayasan ini dan juga
sebagai editor jurnal yayasan tersebut, Psychiatry. Dibawah panduan Sullivan,
yayasan tersebut memulai institusi pelatihan yang dikenal sebagai Washington
School of Psychiatry. Karena aktivitas ini, Sullivan menutup aktivitas praktik
swastanya, yang lagipula tidak menguntungkan, dan pindah kembali ke Washington,
DC, diana dia secara dekat berasosiasi dengan sekolah dan jurnal tersebut.
Pada bulan Januari 1949, Sullivan menghadiri pertemuan World
Federation for Mental Health di Amsterdam. Dalam perjalanan kembali, pada
Januari 14, 1949, dia wafat karena radang otak di kamar hotelnya di Paris,
beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke 57. Sesuai dengan karakternya,
dia sedang sendiri pada saat itu.
Di sisi personalnya, Sullivan tidak nyaman dengan
seksualitasnya dan memiliki perasaan ambivalen tentang perkawinan (Perry,
1982). Sebagai seorang dewasa, ia membawa ke rumahna seorang pria berumur 15
tahun yang mungkin adalah seorang bekas pasiennya (Alexander, 1990). Pria muda
ini -James Inscoe- tinggal bersama Sullivan selama 22 tahun, mengurus
keuangannya, mengetik manuskrip dan mengurus rumah tangganya. Walau Sullivan tidak
pernah mengadopsi jimmie secara resmi, dia menganggapnya sebagai seorang anak
dan bahkan merubah namanya menjadi James I. Sullivan.
Sullivan juga memiliki sifat ambivalen tentang agamanya.
Terlahir kepada orang tua Katolik yang menghadiri gereja secara tidak rutin,
dia meninggalkan katolikisme pada awal hidupnya. Dalam kehidupan berikutnya,
kawan dan kenalannya menganggap dia tidak religius bahkan anti katolik, tapi
secara mengejutkan, Sullivan menulis di surat wasiatnya bahwa ia ingin menerima
penguburan secara katolik. Secara kebetulan, permintaan ini dikabulkan walaupun
tubuh Sullivan sudah dikremasi di Paris. Abunya kemudian dikembalikan di
Amerika Serikat, dimana abunya diletakkan di dalam peti dan menerima penguburan
secara Katolik, lengkap dengan misa requiem.
Kontribusi utama Sullivan ke teori kepribadian adalah
konsepsinya tentang tingkat perkembangan. Sebelum berbalik ke ide Sullivan
tentang tahap-tahap perkembangan, kita akan menjelaskan beberapa terminologi
uniknya.
Struktur
Kepribadian
Meskipun
Sullivan memandang tegas sifat dinamis kepribadian, namun menurutnya ada
beberapa aspek kepribadian yang nyata-nyata stabil dalam waktu yang lama:
dinamisme, personifikasi, sistem self, dan proses kognitif.
a. Dinamisme (The
Dynamism)
Dinamisme adalah pola khas
tingkahlaku (transformasi energi, baik terbuka maupun tersembunyi) yang menetap
dan berulang terjadi yang menjadi ciri khusus seseorang. Dinamisme yang
melayani kebutuhan kepuasan organisme melibatkan bagian tubuh, yakni alat
reseptor, efektor dan sistem syaraf. Misalnya, dinamisme makan melibatkan otot
mulut dan leher.
b.
Personifikasi (Personification)
Personifikasi
adalah suatu gambaran─mengenai diri atau orang lain─yang dibangun berdasarkan
pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. Hubungan yang memberi
kepuasan akan membangkitkan image positif, sebaliknya jika melibatkan kecemasan
akan membangkitkan image negatif. Misalnya, personifikasi yang dikembangkan
oleh bayi mengenai ibunya adalah gambaran ibu baik (good mother) yang diperoleh
dari pengalaman ibu menyusui dan merawatnya sehingga menimbulkan kepuasan atau
gambaran ibu buruk (bad mother) yang diperoleh dari pendekatan ibu yang
menimbulkan kecemasan dan takut).
Ketika
bayi mulai membedakan diri dengan lingkungannya, mulai terbentuk personifikasi
diri dan orang lain. Gambaran tentang diri sendiri yang berkembang adalah saya
baik (good-me) yang dikembangkan dari pengalaman dihadiahi, dimulai
dengan hadiah kepuasan makan. Personifikasi saya buruk (bad-me)
dikembangkan dari pengalaman kecemasan akibat perlakuan ibu atau pengalaman
ditolak atau dihukum. Baik good-me maupun bad-me bergabung ke
dalam gambaran diri.
Personifikasi
diri yang ketiga, bukan saya (not me) dikembangkan dari pengalaman
kecemasan yang sangat, seperti kekerasan fisik atau mental. Not me
menggambarkan aspek yang dipisahkan dari self dan disertai dengan emosi unkani (uncanny)
atau emosi yang mengerikan dan berbahaya. Not me tidak pernah
diintegrasikan ke dalam kepribadian, dan tetap dipertahankan sebagai sistem
terpisah, yang bagi orang normal kadang muncul dan dianggap “mimpi buruk.”
Sedang orang yang menderita gangguan mental yang serius, mungkin berhadapan
dengan bukan saya sebagai sesuatu yang sangat nyata.
c. Sistem Self (Self-System)
Sistem
self adalah pola tingkahlaku yang konsisten yang mempertahankan keamanan
interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan. Sistem ini mulai
berkembang pada usia 12-18 bulan, usia ketika anak mulai belajar tingkahlaku
mana yang berhubungan─meningkatkan atau menurunkan─kecemasan.
Ketika sistem self mulai berkembang, orang mulai membentuk gambaran diri
atau personifikasi diri yang konsisten. Setiap
pengalaman interpersonal yang dipandang bertentangan dengan sistem dirinya
berarti mengancam keamanan diri. Dampaknya, orang berusaha mempertahankan diri
melawan tegangan interpersonal itu memakai operasi keamanan (security
operation); suatu proses yang bertujuan untuk mereduksi perasaan tidak aman
atau perasaan akibat dari ancaman terhadap sistem self. Beberapa macam sistem
keamanan yang dipakai sejak usia bayi antara lain:
1.disosiasi, adalah
mekanisme menolak impuls, keinginan dan kebutuhan muncul ke kesadaran.
Disosiasi tidak hilang, tapi ditekan ke ketidaksadaran dan mempengaruhi
tingkahlaku serta kepribadian dari sana.
2.inatensi, yaitu
memilih mana pengalaman yang akan diperhatikan dan yang tidak perlu
diperhatikan. Terhadap pengalaman yang mengancam personifikasi diri, orang
dapat berpura-pura tidak merasakannya.
3.apati dan
pertahanan dengan tidur (somnolent detachment), mirip dengan inatensi.
Pada apatis, bayi tidak memilih objek mana yang harus diperhatikan, semuanya
diserahkan pada pihak luar. Pada pertahanan tidur, bayi tidak perlu
memperhatikan stimulasi manapun.
d. Proses Kognitif (Cognitive
Process)
Menurut Sullivan, proses atau
pengalaman kognitif dapat dikelompokkan menjadi tiga macam;
1.prototaxis (prototaksis),
adalah rangkaian pengalaman yang terpisah-pisah yang dialami pada bayi, dimana
arus kesadaran (penginderaan, bayangan, dan perasaan) mengalir ke dalam jiwa
tanpa pengertian “sebelum” dan “sesudah.” Semua pengetahuan bayi adalah
pengetahuan saat itu, di sini dan sekarang.
2.parataxis
(parataksis). Sekitar awal tahun kedua, bayi mulai mengenali
persamaan-persamaan dan perbedaan peristiwa, disebut pengalaman parataksis atau
asosiasi.
3.syntaxis (sintaksis),
adalah berpikir logis dan realistis, menggunakan lambang-lambang yang diterima
bersama-sama, khususnya bahasa-kata-bilangan.
Tiga model pengalaman kognitif itu terjadi
sepanjang hayat. Normalnya, sintaksis mulai mendominasi sejak usia 4-10 tahun.
Dinamika Kepribadian
Sullivan
memandang kehidupan manusia sebagai sistem energi, yang perhatian utamanya
adalah bagaimana menghilangkan tegangan yang ditimbulkan oleh keinginan dan
kecemasan. Energi dapat terwujud dalam bentuk-bentuk di bawah ini;
a. Tegangan (Tension)
Tension adalah potensi untuk
bertingkahlaku yang disadari atau tidak disadari. Sumber tegangan tersebut ada
dua;
1. kebutuhan (needs)
Kebutuhan yang pertama muncul
adalah tegangan yang timbul akibat ketidak seimbangan biologis dalam diri
individu. Kebutuhan ini dipuaskan dengan mengembalikan keseimbangan.
Kepuasannya bersifat episodik, sesudah memperoleh kepuasan tegangan akan
menurun/hilang, namun setelah lewat beberapa waktu akan muncul kembali.
Kebutuhan yang muncul kemudian berhubungan dari hubungan interpersonal.
Kebutuhan interpersonal yang terpenting adalah Kelembutan kasih sayang (tenderness).
Kelembutan kasih sayang adalah kebutuhan yang umum bagi setiap orang seperti
halnya kebutuhan oksigen, makan, dan air. Kebalikannya adalah kebutuhan khusus
yang muncul dari bagian tubuh tertentu (oleh Freud disebut “erogenic zone”.
Kebutuhan biologis juga dapat dipuaskan melalui transformasi energi yakni;
kegiatan fisik-tingkahlaku, atau kegiatan mental mengamati, mengingat dan
berpikir. Memuaskan kebutuhan dapat menghilangkan tension, sedangkan kegagalan
memuaskan need yang berkepanjangan bisa menimbulkan keadaan apathy
(kelesuan), yaitu bentuk penundaan kebutuhan untuk meredakan ketegangan secara
umum.
2. kecemasan (anxiety)
Menurut
Sullivan, kecemasan merupakan pengaruh pendidikan terbesar sepanjang hayat,
disalurkan mula-mula oleh pelaku keibuan kepada bayinya. Jika ibu mengalami
kecemasan, akan dinyatakan pada wajah, irama kata, dan tingkahlakunya. Proses
ini oleh Sullivan dinamakan empati. Biasanya bayi menangani kecemasannya
dengan operasi keamanan, bisa pertahanan tidur atau somnolent detachment
(bayi menolak berhubungan dengan pemicu kecemasan dengan cara tidur),
menyesuaikan tingkahlakunya dengan kemauan dan tuntutan orang tua, dan atau
dengan memilih mana yang harus tidak diperhatikan (selective inattention)─menolak
menyadari stimulus yang mengganggu. Tension karena kecemasan ini unik, berbeda
dengan tension lain dalam hal kecenderungannya untuk bertahan tetap dalam
kecemasan dengan segala kerusakan yang diakibatkannya. Kalau tegangan lain
menghasilkan tingkahlaku untuk mengatasinya, kecemasan justru menghasilkan
tingkahlaku yang menghambat agar orang tidak belajar dari kesalahannya,
terus-menerus menginginkan rasa aman yang kekanak-kanakan, dan membuat orang
tidak belajar dari pengalamannya sendiri.
b. Transformasi Energi (Energy
Transformation)
Tegangan yang ditransformasikan
tingkahlaku, baik tingkahlaku yang terbuka maupun tertutup, disebut
transformasi energi. Tingkahlaku yang ditransformasi itu meliputi gerakan yang
kasatmata, dan kegiatan mental seperti perasaan, pikiran, persepsi, dan
ingatan. Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat mengurangi tegangan me-nurut
Sullivan dipelajari dan ditentukan oleh masyarakat tempat orang itu dibesarkan.
Tahap
Perkembangan Kepribadian
Periode
|
Orang Penting
|
Proses Interpersonal
|
Pencapaian Utama
|
Perkembangan Negatif
|
Infancy
0-1,5
Lahir-berbicara
|
Pemeran
Keibuan
|
Kelembutan
kasih sayang
|
Awal
mengorganisasi pengalaman, belajar memuaskan beberapa kebutuhan diri
|
Rasa
aman beroperasi melalui aparthy dan somnolent detachment
|
Childhood
1,5-4
Berbicara-hubungan sebaya
|
Orang
tua
|
Melindungi
rasa aman melalui imaji teman sebaya
|
Belajar
melalui identifikasi dengan orang tua; belajar sublimasi mengganti suatu
kepuasan dengan kepuasan yang lain
|
Perfomansi
as if, rasionalisasi preokupansi transformasi jahat
|
Juvenile
4-8/10
Hubungan sebaya-chum
|
Teman
bermain seusia
|
Orientasi
menuju kehidupan sebaya
|
Belajar
bekerja sama dan bersaing dengan orang lain, belajar berurusan dengan figur
otoritas
|
Stereotip
Ostrasisme
Disparajemen
|
Pra-adolesen
8/10-12
Chum-pubertas awal
|
Chum
tunggal
|
Intimasi
|
Belajar
mencintai orang lain seperti atau melebihi mencintai diri sendiri
|
Loneliness
|
Adolesen Awal
12-16
Pubertas-Seks mantap
|
Chum
jamak
|
Intimasi
dan nafsu seks ke orang yang berbeda
|
Integrasi
kebutuhan Intimasi dengan kepuasan seksual
|
Pola
tingkahlaku seksual yang tidak terpuaskan
|
Adolesen Akhir
16-20
Seks mantap
Tanggung jawab sosial
|
Kekasih
|
Menggabung
Intimasi dengan nafsu
|
Integrasi
ke dalam masyarakat dewasa,
self-respect
|
Personifikasi
yang tidak tepat
Keterbatasan hidup
|
Maturity
20 <
|
Konsolidasi
pencapaian setiap tahap
|
DAFTAR PUSTAKA
Gabbard,
G.O, 2004, Long
Term Psychodynamic Psychotherapy a Basic Text,
London,
American University Press.
Sabur,
Alex,
2003, Psikologi
Umum, Bandung, Pustaka Setia.
Rahayu,
Siti, 2006, Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta, UGM Press.
Alwisol, 2005, Psikologi
Kepribadian, Malang, Penerbit Universitas
Muhammadiyah Malang.
Semiun,
Yustinus, 2006, Teori
Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud, Yogyakarta, Kanisius.
Sumadi
Suryabrata, 2005, Psikologi
Kepribadian,
Jakarta, CV.
Rajawali.
Koeswara,
E, 1991, Teori-teori
Kepribadian, Bandung, Eresco.
Bischof,
Ledford J,
1970, Interprening Personality Theories, Harper and Row Publisher, 2nd
Edition, New York.
Jaali, H, 2008, Psikologi
Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
Rahayu, Siti, dkk. 2006, Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta, UGM
Press
Koeswara, E, 1991,
Teori-teori Kepribadian, Bandung, PT. Eresco.
Masrun, 1977, Aliran-aliran
Psikologi,
Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Berry,
Ruth, 2001, Freud: Seri Siapa Dia, Jakarta, Erlangga.
Boeree, C.G, 2005, Sejarah Psikolog, Dari Masa Kelahiran Sampai Masa Modern (Alih Bahasa: Abdul Qodir Shaleh), Yogyakarta, Primasophie.
Boeree, C. G, 1997, Personality Theories, Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog
Dunia, (Alih
bahasa, Inyiak Ridwan Muzir), Yogyakarta, Primasonhie.
Koeswara, E, 1991, Teori-teori Kepribadian, Bandung, Eresco.
Supratik, 1993, Teori-teori
Psikodinamik (Klinis), Yogyakarta, Kanisius.
Alwisol, 2005, Psikologi Kepribadia, Malang, Penerbit Universitas Muhammadyah Malang.
Payne, Malcolm, 2005, Modern Social Work Theory, Edisi Ketiga, New
York, Palgrave Macmillan.
Rahayu,
Siti, dkk, 2006, Psikologi Perkembangan
dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta, UGM Press.
Bimo
Walgito, 2010, pengantar
psikologi umum, Andi, Yogyakarta.
Neil
J. Salkin, 2009, Teori-Teori
Perkembangan Manusia, Bandung, Nusa Media.
Calvin
s. Hall dan Garden Lindzey, 1993, Teori-Teori
Psikodinasmika (klinis),Yogyakarta, Kanisius
0 komentar:
Posting Komentar