Perbedaan Konsep Kepribadian
Menurut
Adler dan Freud
I R W A N T O
NIM. 163104101125
FAKULTAS
PSIKOLOGI, UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Perbedaan
konsep kepribadian . Teori
psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan
kepribadian manusia dengan dasar asumsi bahwa sumber terjadinya perilaku dapat
berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari.
Perbedaan
konsep kepribadian menurut Adler dan Freud
Teori
psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Dia memberi nama aliran
psikologi yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis. Paradigma psikoanalisis
tersebut dikembangkan oleh beberapa pakar, diantaranya Alfred Adler.
Sigmund
Freud dan Alfred Adler semula berada dalam organisasi yang sama, yaitu
Masyarakat Psikoanalisis Wina, namun kemudian memisahkan diri karena
mengembangkan ide mandiri untuk teori masing-masing. Alfred Adler menciptakan
alirannya sendiri yang diberi nama psikologi individual. Berikut
adalah perbedaan konsep kepribadian yang dikemukakan Adler dan Freud:
Freud
|
Adler
|
Kehidupan yang sejati adalah
kemampuan mencintai dan berkarya
|
Kehidupan yang sehat lebih dari
mencintai dan berkarya, namun juga merasakan kebersamaan dengan orang lain
dan memperdulikan kesejahteraan mereka.
|
Motivasi tindakan manusia lebih
pada seks dan agresi
|
Motivasi tindakan manusia oleh
pengaruh social dan perjuangan menuju keberhasilan.
|
Kerpibadian sebagai proses
biologis mekanistik
|
Kepribadian adalah ego kreatif yan
gmenginterpretasikan dan membuat pengalaman organisme penuh makna
|
Pusat kepribadian adalah
ketidaksadaran
|
Pusat kepribadian adalah kesadaran
|
Manusia sedikit/tidak sama sekali
pilihan dalam mebuat kepribadian mereka.
|
Manusia bertanggungjawab
sepenuhnya untuk menjadi siapa diri mereka
|
Perilaku manusia dibentuk oleh
pengalaman-pengalaman masa lalu
|
Perilaku anusia dibentuk oleh
pandangan manusia mengenai masa depan
|
Namun
demikian, baik Adler maupun Freud, teori yang mereka kemukakan secra empiris
tidak mempunyai dukungan yang berarti, karena tidak disertai bukti metodologis.
Teori yang telah dikemukakan tersebut telah banyak memberi manfaat secara
klinis, namun proporsinya belum di formulasikan secara rinci agar bias diuji
secara ilmiah. Karena kurangnya bukti metodologis dalam teori-teorinya, orang lain
yang mencoba untuk mengulang apa yang
telah dilakukan oleh Adler maupun Freud, bias memperoleh kesimpulan yang
berbeda.
Sumber:
Alwisol. (2005). Psikologi Kepribadian. Malang:
Penerbit Universitas Muhammadyah Malang.
Sumadi Suryabrata. (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta:
CV Rajawali.
0 komentar:
Posting Komentar