29.12.24

Esai 7 (Hakas) : Nasabah Bank Sampah

 Tugas Esai 7 : Menjadi Nasabah Bank Sampah

Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA


Hakas Pebriyanto (24310420057)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Mengelola Sampah Bersama Bank Sampah gemah ripah

Melestarikan kebersihan lingkungan adalah kewajiban yang harus dipikul oleh setiap individu. Salah satu upaya yang saya lakukan untuk berkontribusi menjaga lingkungan adalah dengan menjadi nasabah Bank Sampah gemah ripah. Bank sampah ini berdiri sebagai salah satu pelopor pengelolaan sampah berbasis masyarakat di daerah tempat saya tinggal. Beroperasi sejak tahun 2010, Bank Sampah gemah ripah telah menjadi teladan bagi komunitas lain dalam mengelola limbah rumah tangga.  

Bank Sampah gemah ripah menerima berbagai jenis sampah, baik organik maupun anorganik. Harga yang diberikan bervariasi, tergantung jenis dan kondisi sampah. Sampah plastik dihargai mulai dari Rp200 per kilogram, sedangkan limbah berbahan logam tertentu bisa mencapai harga puluhan ribu rupiah per kilogram. Lokasinya cukup strategis, berada di pusat desa sehingga mudah diakses oleh warga. Menabung sampah di sini tidak hanya sekadar aktivitas rutin, tetapi juga bentuk komitmen saya untuk berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik.  

Setiap sampah yang akan disetorkan harus melalui proses pemilahan dan pembersihan. Misalnya, plastik harus dipisahkan dari kertas atau logam. Pemilahan ini sangat penting untuk memudahkan proses daur ulang yang dilakukan oleh pihak bank sampah. Prosesnya memang membutuhkan waktu dan tenaga, tetapi saya menyadari bahwa langkah kecil ini memiliki dampak besar bagi pengurangan limbah.  

Pada awalnya, saya menyetorkan beberapa jenis sampah yang telah saya kumpulkan di rumah. Setoran pertama terdiri dari botol plastik sebanyak 4 kg, kertas bekas seberat 2 kg, dan besi seberat 2 kg. Dari situ, saya memperoleh uang sebesar Rp4.450. Pada setoran berikutnya, saya membawa plastik kemasan sebanyak 3 kg, dan satu buah kipas angin bekas. Kali ini, total yang saya dapatkan adalah Rp4.062.  

Awalnya, aktivitas ini terasa cukup menantang. Rasa enggan untuk memilah sampah menjadi hambatan utama. Sering kali, saya tergoda untuk langsung membuang sampah tanpa memisahkan jenisnya. Namun, saya mulai mengubah kebiasaan tersebut dengan melakukan pemilahan secara bertahap. Saya menyediakan tempat sampah terpisah di rumah untuk jenis sampah yang berbeda. Setiap minggu, saya menjadwalkan waktu khusus untuk membersihkan sampah sebelum disetorkan. Perlahan, kegiatan ini berubah menjadi rutinitas yang terasa lebih ringan.  

Selain memberikan manfaat bagi lingkungan, menabung sampah di Bank Sampah Berseri juga berdampak positif bagi saya pribadi. Saya merasa lebih bertanggung jawab terhadap limbah yang saya hasilkan setiap hari. Setiap kali melihat sampah yang sudah rapi dan siap disetorkan, ada rasa puas karena saya telah berkontribusi untuk lingkungan.  

Bagi saya, kegiatan menabung sampah bukan hanya soal pengelolaan limbah, tetapi juga tentang membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Saya percaya bahwa jika lebih banyak orang yang melakukan langkah sederhana ini, perubahan besar dapat tercapai. Dengan semangat yang konsisten, kita semua bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang.




0 komentar:

Posting Komentar