29.12.24

Esai 5 (Fitri) : Eksperimen di Rumah Dosen

 Tugas Esai 5 : Eksperimen di Rumah Dosen

Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA


Fitri Novia Rizka (23310410057)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, berbagai kegiatan yang bersifat ramah lingkungan dilakukan untuk mengurangi sampah terutama sampah plastik. Kali ini saya bersama teman-teman saya pada tanggal 13 oktober 2024, saya melakukan kegiatan eksperimen di rumah dosen saya. kegiatan itu seperti membuat kompos, ecoenzym, dan sabun. Melalui kegiatan eksperimen ini, kita dapat mengurangi limbah dengan memanfaatkan kembali sisa-sisa bahan organik dan untuk mengurangi penggunaan berbagai jenis  produk yang memiliki kandungan kimia yang  berbahaya bagi kebersihan lingkungan.

Kompos adalah hasil dari penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan bahan organik.  Pengomposan  merupakan  proses  penguraian  bahan  organik  secara  biologis  dengan memanfaatkan  mikroba  dan  bahan  organik  sebagai  sumber  energinya. Proses  dekomposisi bahan organik menjadi kompos dimulai dengan penguraian karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan  lignin menjadi CO2 dan  H2O. Perubahan unsur hara  dari senyawa organik  menjadi senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan ( Harlis, 2019).

Berikut bahan-bahan yang digunakan dalam membuat kompos yaitu :

1. 5 biji Tutup botol EM4

2. 5 botol tetes tebu

3. Arang halus 

4. Abu yang telah disaring

5. Dedak 2 gelas

6. Daun sirih 50 lembar

7. Serbuk kayu

8. Kulit telur (dihaluskan)

9. Air

Semua bahan tersebut di diamkan dalam tempat tertutup dan fermentasi selama kurang lebih 2 minggu. Hasil dari kompos dapat digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman dan memperbaiki struktur dan kualitas tanah. 

Selanjutnya dalam kegiatan eksperimen berikutnya kami membuat ecoenzym. Eco  Enzyme  (EE)  adalah  larutan  multifungsi  yang  dihasilkan  melalui  fermentasi  dari  sisa  sampah dapur organik (buah - buahan dan sayuran), Gula merah, dan  Air  bersih.  Eco  Enzyme  dikembangkan  oleh  Dr. Rosukon  Poompanvong -Thailand.  Dr.  Rosukon  telah melakukan  penelitian  selama  30  tahun.  Menurut  Dr.Rosukon  Poompanvong,  eco  enzyme  dilihat  sebagai cairan   sejuta   manfaat.   Eco   Enzyme   (EE)   adalah alternatif  alami  dari  bahan  kiia  sintetis  berbahaya  di rumah ( Nurfajriah, 2021). 

Berikut bahan-bahan yang digunakan dalam membuat ecoenzym yaitu :

1. 900 gram air

2. 270 gr kulit buah

3. 90 gr madu

Dengan perbandingan 1:3:10

4. 1 bagian gula (madu/ gula merah)

Semua bahan tersebut dimasukkan kedalam wadah yang tertutup selama kurang lebih 3 bulan. Hasil dari ecoenzym dapat bermanfaat untuk membersihkan kloset, piring, sebagai pupuk tanaman, sebagai disinfekkan alami untuk membunuh jamur dan bakteri,sebagai obat untuk mengatasi kulit gatal-gatal, dan dapat digunakan untuk mengusir tikus.

Kemudian eksperimen selanjutnya kami membuat sabun cair. 

Berikut bahan-bahan yang digunakan dalam membuat sabun cair yaitu :

1. 26 gr gliserin

2. 200 gr mess

3. 150 gr garam industry

4. 90 gr aminor

5. Food colour

6. 20 gram etda

7. Buah lerak dirajang halus

Semua bahan tersebut dicampurkan menjadi satu kemudian direbus hingga homogen. Hasil dari sabun cair memiliki banyak manfaat yaitu menjadi salah satu alternatif yang ramah lingkungan karena bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan kimia, tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, mencegah penuaan dini, mengatasi jerawat dipunggung, dll. 

Selain itu, kegiatan ini mengajarkan saya untuk lebih disiplin dan tidak malas dalam mengelola limbah rumah tangga. Kami juga diajarkan cara membuat tong sampah dari kalender bekas sebagai bentuk dari penerapan konsep ekonomi sirkuler. Berbagai jenis inovasi ini mampu menciptakan berbagai manfaat yang dapat membantu untuk mengurangi limbah plastik mendukugn perubahan secara keberlanjutan. Kegiatan selanjutnya, kami memanem ecoenzym yang telah difermentasi selama kurang lebih 3 bulan. Selanjutnya kami merajang lerak untuk mempersiapkan kegiatan fermentasi yang kedua. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan ecoenzym yang memiliki kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI). 

Dari kegiatan eksperimen ini, kami mendapatkan banyak manfaat dan tata cara pembuatan bahan yang ramah lingkungan dengan tidak mencemari lingkungan. Bahkan kami mulai belajar cara untuk mengelola sampah dengan baik, efektif, dan efisien. Selain itu, kami mulai menyadari bahwa sampah adalah tanggung jawab diri kita sendiri bukan tanggung jawab orang lain ataupun petugas kebersihan. Pengalaman ini mampu membuka pikiran saya bahwa setiap Langkah kecil yang ambil dalam mengelola sampah dapat memberikan dampak yang besar bagi lingkungan dan masa depan.


Referensi :

Harlis, H., Yelianti, U., Budiarti, R. S., & Hakim, N. (2019). Pelatihan pembuatan kompos organik metode keranjang takakura sebagai solusi penanganan sampah di lingkungan kost mahasiswa. DEDIKASI: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 1-8.

Nurfajriah, N. N., Mariati, F. R. I., Waluyo, M. R., & Mahfud, H. (2021). Pelatihan pembuatan eco-enzyme sebagai usaha pengolahan sampah organik pada level rumah tangga. Ikra-Ith Abdimas, 4(3), 194-197.

0 komentar:

Posting Komentar