Tugas Esai 6 : Belajar Kelola Sampah di TPST Randu Alas
Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA
Fitri Novia Rizka (23310410057)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Kuliah lapangan adalah salah satu metode pembelajaran yang sangat efektif dalam memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap teori yang telah dipelajari di dalam kelas. Salah satu kegiatan kuliah lapangan yang menarik adalah kunjungan ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Randu Alas pada hari sabtu tanggal 12 oktober 2024 yang diselenggarakan dalam rangka memenuhi mata kuliah psikologi lingkungan. Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan praktis tentang pengelolaan sampah, tetapi juga mengajarkan pentingnya interaksi antara manusia dan lingkungannya saling mempengaruhi satu sama lain.
Tujuan utama dari adanya kunjungan ke TPS Randu Alas adalah untuk memahami dinamika psikologis yang terjadi di lingkungan pengelolaan sampah. Mahasiswa diharapkan dapat melihat secara langsung bagaimana sampah diproses dan bagaimana hal ini akan sangat mempengaruhi perilaku serta kesejahteraan masyarakat sekitar. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kesadaran individu terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial di kalangan mahasiswa. Kegiatan ini dimulai dengan pengenalan oleh pengelola TPS yaitu bapak Tujono dan mendengarkan cerita beliau tentang tantangan dan solusi dalam pengelolaan sampah khusunya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
TPS Randu Alas berlokasi di Candi Karang, Sardonoharjo, Kec. Ngaglik. Kabupaten Sleman, Daerah Isimewa Yogyakarta. TPS Randu Alas merupakan salah satu upaya dari pemerintah Kabupaten Sleman dalam mengatasi masalah sampah. Dari sini memberikan perspektif yang lebih mendalam system pengelolaan sampah yang dilakukan oleh TPS Randu Alas yaitu dengan menggunakan system pengambilan dan pengangkutan sampah dari rumah ke rumah. Selanjutnya sampah dikumpulkan di dalam gudang untuk kemudian dilakukan pemilahan sampah. Pemilahan sampah berdasarkan jenis-jenis sampah seperti sampah organic dan anorganik. TPS Randu Alas bisa dikatakan sebagai tempat pengolahan sampah yang cukup terbilang modern karena menggunakan metode pembakaran di dalam tungku besar yang sehari mampu menampung sekitar 2 motor viar atau setara dengan 0,4- 0,6 ton per hari. Kemudian untuk sampah organic yang dihasilkan dari pemilahan selanjutnya di fermentasi menjadi kompos dengan pengolahan rentan waktu sekitar 40 hari. Uniknya, di TPS Randu Alas menerapkan metode 3R yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), and recycle (mendaur ulang) (Sakti, 2021).
Selain terkenal dengan pengolahan sampah yang cukup efektif, TPS Randu Alas juga berhasil membudidayakan maggot. Maggot adalah larva dari lalat, biasanya lalat rumah atau lalat hijau. Maggot sering digunakan dalam pengolahan sampah organic karena untuk mempercepat dekomposisi dan mampu menghasilkan kompos yang berkualitas tinggi. Meski terlihat menjijikan tetapi maggot memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai pembersih alami.
Selanjutnya mahasiswa diajak untuk melihat langsung proses pemilahan sampah sekaligus menjadi pengalaman yang memberikan pemahaman praktis tentang pentingnya pemilahan sampah dari sumbernya dan bagaimana setiap individu mampu berkontribusi dalam pengelolaan sampah yang lebih baik. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat merasakan langsung betapa pentingnya kerja sama dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Setelah mengikuti kegiatan kuliah lapangan di TPS Randu Alas terdapat beberapa poin yang bisa saya direfleksikan antara lain:
• Peran Pendidikan dan kesadaran lingkungan
Mahasiswa menyadari bahwa adanya peran pendidikan dan kesadaran lingkungan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku pada masyarakat. Kampanye edukasi berkelanjutan tentu menjadi salah satu cara untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
• Pengaruh lingkungan kerja terhadap psikologis individu
Mahasiswa mendapatkan wawasan tentang bagaimana kondisi lingkungan kerja dapat mempengaruhi kesehatan mental pekerja di TPS. Dengan dukungan sosial dan kondisi kerja yang lebih baik tentu dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja.
• Kolaborasi untuk solusi lingkungan
Mahasiswa memahami bahwa solusi dari masalah lingkungan harus melibatkan berbagai pihak termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Perlu adanya kolaborasi untuk menciptakan peruabahan yang berkelanjutan.
Kesimpulannya dari kunjungan ke TPS Randu Alas dalam rangka mata kuliah psikologi lilngkungan mampu memberikan saya pengalaman belajar yang sangat berharga karena kegiatan ini tidak hanya memperkaya pemahaman teoritis tetapi juga mampu mengembangkan keterampilan praktis dan kesadaran sosial. Melalui pemahaman ini, mahasiswa seperti diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang aktif dalam menjaga dan merawat lingkungan. Dengan dimulai dari langkah kecil seperti memilah sampah di rumah hingga aktif berpartisipasi dalam program daur ulang sampah sehingga diharapkan nantinya mampu memberikan yang dampak besar bagi kelestarian lingkungan.
Referensi :
Sakti, R. D. S. (2021). Peran Tempat Pengolahan Sampah 3r (Reduce, Reuse, Recycle) Dalam Mengurangi Pengangkutan Sampah Tpa Dikawasan Kabupaten Sleman.
0 komentar:
Posting Komentar