Nama: Kanina Hanifadila R.
NIM: 23310410078
Tanpa disadari, terkadang manusia bahkan diri sendiri kurang
memikirkan dampak dari produksi sampah yang berlebih. Dengan mengonsumsi produk
tanpa memikirkan dampaknya, tentu limbah akan dihasilkan. Diketahui Yogyakarta
menjadi salah satu kota darurat sampah. Atas kesadaran diri sendiri dan untuk
menjaga lingkungan dengan baik, maka produksi sampah harus bijak dalam
kuantitasnya dan bertanggung jawab.
Sampah yang dihasilkan sesegera mungkin dikelola. Hal ini
dapat mengurangi penumpukan sampah serta dampak negatif seperti bau ataupun
hewan melata dari sampah yang ditimbun. Selain itu, menimbun dalam waktu lama
dapat memupuk rasa malas. Maka, rasa malas harus segera diatasi dengan penuh
kesadaran akan efek samping yang ditimbulkan oleh sampah yang kurang bijak
pengelolaannya. Perlu dilakukan pemilahan sampah untuk memisahkan sampah
organik dan anorganik. Sampah anorganik dapat disetorkan ke TPST atau bank sampah
terdekat; atau jika memungkinkan maka digunakan kembali (Reuse). Penggunaan
kembali dapat dilakukan misalnya pada kantong plastik dapat dipakai berulang
kali untuk mencegah penambahan sampah lagi. Sementara itu, sampah organik dapat
diolah menjadi beberapa hal, seperti: parcel, eco enzyme, sabun cair,
dan kompos. Kompos tersebut diolah dari kulit telur yang dihaluskan dengan
bantuan EM4 dapat juga digunakan sebagai kompos.
Limbah kertas seperti kalender bekas dapat dimanfaatkan
menjadi parcel. Ini merupakan bentuk pengelolaan sampah dengan cara recycle
atau mendaur ulang. Kalender bekas, kertas lainnya dapat dibentuk menyerupai
tas kecil seperti parcel. Kertas seperti kalender bekas dilipat menjadi dua
bagian yang sama panjang dan lebar, kemudian dilipat pada bagian samping serta
dilem. Kemudian bagian luarnya dibalik menjadi dalam. Bagian luar akhir
kemudian dihias dengan spidol untuk menambah estetika.
Limbah kulit buah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
eco enzyme. Ini merupakan bentuk pengelolaan sampah dengan cara recycle
atau mendaur ulang Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.
Alatnya antara lain adalah botol 1,2 L, selang, selotip, pengaduk, wadah,
kompor; sementara itu, bahannya adalah kulit buah yang sudah dipotong
kecil-kecil, air, sukrosa atau air gula. Pertama-tama air, gula, dan kulit buah
dicampurkan dengan perbandingan 1:3:9. Kulit buah sebanyak 270 gram dimasukkan
ke dalam botol kemudian diisi dengan larutan gula sebanyak 90 gram serta air
sebanyak 900 gram. Botol ditutup dengan selang yang sudah dipasang dan
disolatip. Ujung selang seberang disalurkan pada botol dengan air dan diselotip
rapat. Penyaluran selang pada botol lain untuk menyalurkan gas metana yang
dapat menimbulkan ledakan. Eco enzim bermanfaat untuk pupuk alami, obat, penambahan bahan baku dari industri, dan masih banyak lagi. Eco enzim dibuat selama
ini sampai ini dan semakin lama semakin bagus.
Pembuatan sabun juga dapat dilakukan secara mandiri. Dalam
pembelajaran di rumah Bu Shinta bersama dengan kelompok mahasiswa lain. Hal
pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, yakni: MES 200 gram
yang diberi air panas direndam semalaman; aminon 90 gram; EDTA 20 gram yang
dilarutkan pakai air panas secukupnya; Gliserin 26 gram; garam 150 gram.
Selanjutnya adalah larutan MES yang sudah direndam semalam dengan air mendidih
1 liter dan diaduk hingga tidak ada gumpalan MES. Masukan Aminon Gliserin dan
EDTA yang dilarutkan air panas sembari diaduk. Masukan pewarna, air 1500 ml,
dan eco enzyme. Larutkan garam dengan 1000 ml air mendidih lalu
campurkan ke dalam adonan sabun aduk hingga dirasa cukup. Setelah semua proses
selesai, sabun didiamkan semalaman sebelum digunakan.
0 komentar:
Posting Komentar