29.12.24

ESAI 5: Eksperimen tentang Sampah - Kanina Hanifadila R.

Nama: Kanina Hanifadila R.

NIM: 23310410078




    Tanpa disadari, terkadang manusia bahkan diri sendiri kurang memikirkan dampak dari produksi sampah yang berlebih. Dengan mengonsumsi produk tanpa memikirkan dampaknya, tentu limbah akan dihasilkan. Diketahui Yogyakarta menjadi salah satu kota darurat sampah. Atas kesadaran diri sendiri dan untuk menjaga lingkungan dengan baik, maka produksi sampah harus bijak dalam kuantitasnya dan bertanggung jawab.

    Sampah yang dihasilkan sesegera mungkin dikelola. Hal ini dapat mengurangi penumpukan sampah serta dampak negatif seperti bau ataupun hewan melata dari sampah yang ditimbun. Selain itu, menimbun dalam waktu lama dapat memupuk rasa malas. Maka, rasa malas harus segera diatasi dengan penuh kesadaran akan efek samping yang ditimbulkan oleh sampah yang kurang bijak pengelolaannya. Perlu dilakukan pemilahan sampah untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik dapat disetorkan ke TPST atau bank sampah terdekat; atau jika memungkinkan maka digunakan kembali (Reuse). Penggunaan kembali dapat dilakukan misalnya pada kantong plastik dapat dipakai berulang kali untuk mencegah penambahan sampah lagi. Sementara itu, sampah organik dapat diolah menjadi beberapa hal, seperti: parcel, eco enzyme, sabun cair, dan kompos. Kompos tersebut diolah dari kulit telur yang dihaluskan dengan bantuan EM4 dapat juga digunakan sebagai kompos.

    Limbah kertas seperti kalender bekas dapat dimanfaatkan menjadi parcel. Ini merupakan bentuk pengelolaan sampah dengan cara recycle atau mendaur ulang. Kalender bekas, kertas lainnya dapat dibentuk menyerupai tas kecil seperti parcel. Kertas seperti kalender bekas dilipat menjadi dua bagian yang sama panjang dan lebar, kemudian dilipat pada bagian samping serta dilem. Kemudian bagian luarnya dibalik menjadi dalam. Bagian luar akhir kemudian dihias dengan spidol untuk menambah estetika.

    Limbah kulit buah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan eco enzyme. Ini merupakan bentuk pengelolaan sampah dengan cara recycle atau mendaur ulang Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alatnya antara lain adalah botol 1,2 L, selang, selotip, pengaduk, wadah, kompor; sementara itu, bahannya adalah kulit buah yang sudah dipotong kecil-kecil, air, sukrosa atau air gula. Pertama-tama air, gula, dan kulit buah dicampurkan dengan perbandingan 1:3:9. Kulit buah sebanyak 270 gram dimasukkan ke dalam botol kemudian diisi dengan larutan gula sebanyak 90 gram serta air sebanyak 900 gram. Botol ditutup dengan selang yang sudah dipasang dan disolatip. Ujung selang seberang disalurkan pada botol dengan air dan diselotip rapat. Penyaluran selang pada botol lain untuk menyalurkan gas metana yang dapat menimbulkan ledakan. Eco enzim bermanfaat untuk pupuk alami, obat, penambahan bahan baku dari industri, dan masih banyak lagi. Eco enzim dibuat selama ini sampai ini dan semakin lama semakin bagus.

    Pembuatan sabun juga dapat dilakukan secara mandiri. Dalam pembelajaran di rumah Bu Shinta bersama dengan kelompok mahasiswa lain. Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, yakni: MES 200 gram yang diberi air panas direndam semalaman; aminon 90 gram; EDTA 20 gram yang dilarutkan pakai air panas secukupnya; Gliserin 26 gram; garam 150 gram. Selanjutnya adalah larutan MES yang sudah direndam semalam dengan air mendidih 1 liter dan diaduk hingga tidak ada gumpalan MES. Masukan Aminon Gliserin dan EDTA yang dilarutkan air panas sembari diaduk. Masukan pewarna, air 1500 ml, dan eco enzyme. Larutkan garam dengan 1000 ml air mendidih lalu campurkan ke dalam adonan sabun aduk hingga dirasa cukup. Setelah semua proses selesai, sabun didiamkan semalaman sebelum digunakan.

0 komentar:

Posting Komentar