Nama: Kanina Hanifadila R.
NIM: 23310410078
UAS Psikologi Lingkungan
Sinergi Masyarakat dan Pemerintah DIY dalam Upaya Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Sidak yang
dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Bapak Hanif Faisol Nurofiq pada Daerah Yogyakarta
pada tanggal 18 November 2024
mengenai pengelolaan sampah memberikan kritik tajam yang menuding pada Pemerintahan
Daerah Yogyakarta, sehingga Sultan Hamengkubuwono merasa tidak nyaman. Kritik
yang disampaikan hanya mengarah pada pemerintah, dimana pemerintah bertanggung
jawab dalam mengelola sampah dan manajemennya. Hanya saja, peran masyarakat Yogyakarta
tidak disorot sama sekali. Penilaian tersebut berdasarkan persepsi. Persepsi dapat
diartikan sebagai sesuatu proses pengorganisasian dan penafsiran rangsangan
yang menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya yang diperoleh dengan pengindraan,
sehingga memunculkan intrepretasi dari stimulus yang mengenainya, sehingga
memunculkan makna tentang objek tersebut (Ananda, 2022). Persepsi yang ditimbulkan oleh stimulus dari
pengelolaan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Stimulus tersebut seperti menumpuknya
sampah yang belum tertangani dengan baik di TPA Piyungan. Selain itu, Bapak Hanif Faisol Nurofiq juga memiliki
harapan bahwa pemerintah dapat mendorong perubahan tingkah laku masyarakat, serta
mungkin beliau mengkritisi aspek pendanaan untuk pengelolaan sampah di Yogyakarta
yang dirasa masih kurang efektif dan efisien dengan hasil yang didapatkan. Pernyataan
tersebut dinilai kontradiktif dengan UU RI No. 18 / 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 12 Ayat 1 menyatakan
bahwa setiap orang wajib mengelola sampah rumah tangga dan sampah sejenisnya
dengan cara yang berwawasan lingkungan.
Perlu diketahui bahwa persepsi dan tingkah laku
terkadang tidak sinkron. Kesadaran individu untuk menentukan tingkah laku nyata
dan tingkah laku yang mungkin terjadi itulah yang dinamakan sikap. Sikap,
persepsi, dan tingkah laku saling berkaitan, tetapi terkadang tidak sinkron. Sikap
adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari individu terhadap suatu obyek
yang relatif konsisten. Persepsi dalam hal ini dapat diartikan sebagai
pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah agar tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan, serta beragam dampak lainnya (Pramesthi,
2019). Sikap masyarakat tidak disinggung oleh Bapak Hanif Faisol Nuro sebenarnya sangat perlu
disinggung. Hal ini karena, pelaku dari sebuah roda pemerintahan tidak hanya
dipegang oleh wakil-wakil rakyat, melainkan oleh masyarakat itu sendiri. Terdapat
UU RI No. 18 / 2008 tentang
Pengelolaan Sampah Pasal 12 Ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang wajib
mengelola sampah rumah tangga dan sampah sejenisnya dengan cara yang berwawasan
lingkungan. Sudah banyak pula sosialisasi mengenai pengelolaan sampah, atau
hanya sekadar memilah. Pada sebuah tempat umum, terdapat tong sampah dengan dua
warna untuk mendorong masyarakat memilah. Persepsi mengenai pentingnya
mengelola sampah, efek samping pencemaran jika sampah tidak dikelola dengan
baik sebagian besar sudah diketahui masyarakat. Hanya saja, kecenderungan dari
sikap yang terekspresi menjadi tingkah laku belum sesuai dengan persepsi
mereka. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat untuk mengelola
sampah, termasuk memilah masih kurang.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan peningkatan kesadaran seperti sosialisasi; pemanafaatan lembaga-lembaga pengelolaan sampah seperti TPA (Tempat Pembuangan Akhir), TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu), sekolah, perusahaan untuk pembiasaan pengelolaan sampah dan keterlibatan masyarakat dari semua kalangan. Pemanfaatan teknologi untuk pengolahan sampah juga dapat digunakan seperti dengan penggunaan mesin conveyor dapat memilah jenis sampah organik dan jenis sampah anorganik yang nantinya akan tergolong sendiri-sendiri dan terkumpul pada tempatnya sendiri sehingga tidak tercampur menjadi satu, untuk membedakan mana sampah organik dan anorganik dengan menggunakan sensor proximity kapasitif sebagai pemilahnya, atmega 16 sebagai mikrokontrollernya untuk menjalankan semua kerja sistem alat (Alfita, et al., 2021). Beberapa kemajuan teknologi dapat diterapkan agar pengelolaan sampah berjalan secara efektif dan efisien. Dalam mendukung keberlanjutan dari pengelolaan sampah, maka perlu adanya pendanaan untuk membiayai sampah yang dikelola dengan sokongan dari APBD, Dana Desa, dan dana-dana lainnya; sehingga pemerintah dan masyarakat yang tinggal di Yogyakarta dapat saling bersinergi dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Daftar Pustaka:
Alfita, et al. (2021). Rancang Bangun Alat Pemilah Sampah Organik dan Anorganik. Jurnal Zetroem, 3(1).
Pramesthi. (2019). Pengaruh Sikap dan Perilaku terhadap Keberadaan Sampah pada Masyarakat Pesisir Desa Kilensari Panarukan Situbondo. CERMIN : Jurnal Penelitian, 3(2).
0 komentar:
Posting Komentar