Tugas Esai 10 : Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA
Gladys Melisande Renata (23310410015)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dalam menganalisis perilaku Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq terkait pengelolaan sampah, kita dapat menerapkan skema persepsi dari Paul A. Bell dan rekan-rekannya. Skema ini terdiri dari tiga aspek utama yang mempengaruhi persepsi, yaitu:
1. Input: Aspek ini mencakup informasi yang diterima individu dari lingkungan sekitar. Dalam kasus kunjungan mendadak ke Yogyakarta, Menteri memperoleh informasi tentang kondisi persampahan yang tidak memuaskan. Data dari laporan dan observasi langsung menunjukkan bahwa pengelolaan sampah oleh pemerintah daerah tidak berjalan optimal. Hal ini menciptakan input yang kuat mengenai situasi yang perlu direspons.
2. Proses : Pada tahap ini, individu memproses informasi yang diterima melalui pengalaman, nilai, dan keyakinan yang dimiliki. Sebagai pembuat kebijakan, Menteri Lingkungan Hidup memiliki latar belakang dan pengalaman yang membentuk pandangannya tentang pengelolaan sampah. Dia menyadari bahwa UU RI No. 18/2008 mengamanatkan tanggung jawab individu dalam mengelola sampah, yang bertentangan dengan apa yang dia lihat di lapangan. Proses ini mungkin juga dipengaruhi oleh harapannya terhadap respons pemerintah daerah dan masyarakat.
3. Output: Output merujuk pada respon atau perilaku yang diambil berdasarkan persepsi yang terbentuk. Dalam hal ini, sikap "murka" Menteri Lingkungan Hidup dan tindakannya melakukan sidak merupakan respons emosional terhadap pengelolaan sampah yang dianggap tidak memadai. Dia menyatakan ketidakpuasan dan menuntut tanggung jawab pemerintah daerah, mencerminkan frustrasi terhadap perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum.
— Kontradiksi dalam Persepsi
Menteri Lingkungan Hidup tampak terjebak dalam kontradiksi antara peraturan yang ada dan perilaku masyarakat. Di satu sisi, ada UU yang mengharuskan individu untuk bertanggung jawab dalam mengelola sampah, sementara di sisi lain, ia melihat masyarakat dan pemerintah daerah tidak memenuhi kewajiban tersebut. Persepsi ini menciptakan ketegangan dalam sikapnya, di mana ia merasa perlu menegaskan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan sampah.
— Perilaku Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dapat dijelaskan melalui skema persepsi Paul A. Bell, dengan menekankan bahwa input informasi yang negatif mengenai pengelolaan sampah, proses pemrosesan yang dipengaruhi oleh pengalaman dan nilai, serta output berupa reaksi emosional dan tindakan tegas, semuanya berkontribusi pada sikapnya terhadap isu persampahan. Ini menegaskan pentingnya pemahaman persepsi dalam konteks perilaku dan kebijakan lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar