Ujian
Tengah Semester Psikologi Lingkungan Semester Genap 2020/2021
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.
Tirsa
Venta Han (19310410058)
Fakultas
Psikologi UP45 Yogyakarta
Petani adalah mereka yang mata pencaharian utamanya di sektor pertanian. Masyarakat petani umumnya tinggal di daerah - daerah Pedesaan dan jauh dari perkotaan dan dunia luar lainnya. Mereka biasanya memfokuskan diri untuk mengelola pertanian di desa mereka sehingga cara berpikir mereka cenderung tertutup (jadul). Petani pedesaan masih mengelola pertanian mereka dengan sarana dan prasarana seadanya. Namun, pada sisi lain para tani pun bergantung pada dunia luar. Mereka dipengaruhi oleh ekonomi pasar dan menjadi subordinasi, objek politik pihak penguasa/pemerintah dan pihak luar, masyarakat luas. (Cancian 1989).
Paradigma pertanian untuk pembangunan (agriculture for development) menyatakan bahwa pembangunan perekonomian nasional dirancang dan dilaksanakan berdasarkan tahapan pembangunan pertanian dan menjadikan sektor pertanian sebagai motor penggerak pembangunan. Maka dari itu, petani pada masa sekarang ini diharapkan mampu berinovasi sesuai tuntutan zaman. Petani yang mampu memiliki inovasi diyakini akan mendukung usaha pertaniannya karena cenderung mampu memperbaiki kualitas hasil pertanian sehingga efektivitas penjualannya pun meningkat.
Persoalan sederhana yang berhubungan dengan petani adalah cara berpikir yang terlalu sederhana dan modal yang rendah. Tulisan ini lebih tertuju pada cara berpikir yang sederhana seorang petani. Hal ini penting karena cara berpikir memiliki kaitan erat dengan kesuksesan petani dalam berinovasi sesuai tuntutan masa sekarang maupun masa yang akan datang. Bayangkan saja ketika teknologi sudah serba canggih namun para tani masih menggunakan sarana dan prasarana yang justru tidak dapat mendukung usaha mereka. Akankah mempengaruhi kualitas hasil pertanian? Ya, lalu apakah akan terus dibiarkan? Tentu tidak boleh dibiarkan. Idealnya, cara berpikir yang berkembang sesuai zaman akan memberikan kemajuan terhadap usaha pertanian para tani.
Tulisan ini lebih mengarah pada pemerintah agar dapat mengembangkan inovasi teknologi yang menstimulus cara berpikir para tani yang masih sangat sederhana sehingga mereka mampu merespon dan memahami inovasi teknologi dengan baik.. Jadi pertanyaan yang harus dijawab dalam tulisan ini adalah apa yang bisa dilakukan agar para tani dapat berinovasi dengan teknologi sekarang ini. Hal ini penting karena dua alasan. Pertama, inovasi penting dalam keberlangsungan usaha pertanian agar menjadi lebih efektif. Kedua, keberhasilan inovasi pada petani pun turut menunjang pembangunan perekonomian nasional.
Strategi cerdik berhasilnya inovasi dalam berteknologi. (Lakitan 2013).
- Teknologi yang dikembangkan secara teknis relevan dengan kebutuhan pengguna.
- Selain relevan secara teknis, teknologi yang ditawarkan harus sepadan dengan kapasitas absorpsi (calon) pengguna yang disasar;
- Teknologi yang ditawarkan mampu bersaing dengan teknologi serupa yang tersedia di pasar
- Aplikasi teknologi yang ditawarkan akan meningkatkan keuntungan dibandingkan dengan praktek bisnis yang saat ini dilakukan.
Sektor pertanian Indonesia memerlukan adanya kemajuan yang berkembang terus menerus dengan kerja sama para tani yang diharapkan mampu berinovasi. Byerlee et al. (2010) berpendapat bahwa peran sektor pertanian dapat dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan industri dan transformasi struktural ekonomi. Bila pemerintah mampu menjalankan strategi dengan baik, petani pun akan cenderung mampu berinovasi dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Byerlee D,
Janvry A, Sadoulet
E. ( 2010). Agriculture for development:
Toward a new paradigm.
Cancian, F. 1989. “Economic
Behavior in Peasant Communities”, dalam Plattner, S.
(ed.).
Economic Anthropology. Stanford: Stanford University Press.
Lakitan B.
2013. Kebijakan sistem
inovasi dalam membangun pusat
unggulan peternakan. Makalah. Seminar Nasional Forum Komunikasi Industri Peternakan, Bogor, 18 September 2013.
0 komentar:
Posting Komentar