DISSOCIATIVE
DISORDERS
Marsum
183104101187
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu: FX Wahyu Widiantoro,S.Psi.,MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakara
Gangguan Identitas Disosiatif yaitu seseorang yang memiliki dua
atau lebih kepribadian yang berbeda atau lebih dikenal dengan Kepribadian Ganda. selain itu jenis
yang lain seperti Amnesia Psikogenik atau Amnesia disosiatif dipercaya sebagai tipe yang paling umum,
dan fugue Disosiatif baru
kemudian dilanjutkan dengan Gangguan depersonalisasi. Baiklah
langsung saja ini dia makalah selengkapnya. Gangguan disosiatif adalah sekelompok gangguan yang ditandai
oleh suatu kekacauan atau disosiasi dari fungsi identitas, ingatan, atau
kesadaran.Gangguan disosiatif merupakan suatu mekanisme pertahanan alam bawah
sadar yang membantu seseorang melindungi aspek emosional dirinya dari mengenali
dampak utuh beberapa peristiwa traumatik atau peristiwa yang menakutkan dengan
membiarkan pikirannya melupakan atau menjauhkan dirinya dari situasi atau
memori yang menyakitkan.
Gejala utama disosiatif adalah adanya kehilangan (sebagian
atau seluruh) dari integrasi normal di bawah kendali kesadaran antara:
· Ingatan masa lalu
· Kesadaran identitas dan pengindraan segera
(awareness of identity and immediate sensation) dan,
· Kontrol terhadap gerakan tubuh.
.
Perkembangan Klinis amnesia disosiatif:
·
Hilangnya
daya ingat (sebagian / seluruh), biasanya mengenai kejadian-kejadian penting
(stressful, traumatik) yang baru terjadi, tidak disebabkan gangguan mental
organic, kelupaan, kelelahan, intoksikasi.
·
Individu
tiba-tiba menjadi tidak dapat mengingat kembali informasi personal yang penting
(biasanya setelah mengalami beberapa peristiwa stressful).
·
Selama
periode amnesia, perilaku atau kemampuan individu mungkin tidak berubah,
kecuali bahwa hilangnya memori menyebabkan beberapa disorientasi, tidak
mengenali identitas (asal, teman, keluarga, dll)
·
Hilangnya
memori
·
Bisa
hanya untuk peristiwa tertentu atau seluruh peristiwa kehidupan
·
Biasanya
berlangsung dalam periode waktu tertentu, bisa beberapa jam sampai dengan
beberapa tahun
·
Memori
biasanya kembali muncul secara tiba-tiba juga, lengkap seperti sebelumnya
(hanya sedikit kemungkinan untuk kambuh)
·
Hilangnya
memori tidak sama dengan yang disebabkan oleh kerusakan otak atau karena
ketergantungan obat.
Fugue disosiatif adalah hilangnya memori
yang disertai dengan meninggalkan rumah dan menciptakan identitas baru.Dalam
fugue disosiatif, hilangnya memori lebih besar dibanding dalam amnesia
disosiatif.Orang yang mengalami fugue disosiatif tidak hanya mengalami amnesia
total, namun tiba-tiba meninggalkan rumah dan beraktivitas dengan menggunakan
identitas baru.
Perkembangan klinis Fugue Disosiatif:
·
Gangguan
di mana individu melupakan informasi personal yang penting dan membentuk
identitas baru, juga pindah ke tempat baru.
·
Individu
tidak hanya mengalami amnesia secara total, namun juga tiba-tiba pindah
(melarikan diri) dari rumah dan pekerjaan, serta membentuk identitas
baru.
·
Biasanya
terjadi setelah seseorang mengalami beberapa stress yang berat (konflik dengan
pasangan, kehilangan pekerjaan, penderitaan karena bencana alam).
·
Identitas
baru sering berkaitan dengan nama, rumah, pekerjaan bahkan karakteristik
personality yang baru. Di kehidupan yang baru, individu bisa sukses walaupun
tidak mampu untuk mengingat masa lalu.
·
Recovery biasanya lengkap dan individu
biasanya tidak ingat apa yang terjadi selama fugue.
Gangguan
depersonalisasi adalah suatu kondisi dimana persepsi atau pengalaman seseorang
terhadap diri sendiri berubah.Dalam episode depersonalisasi, yang umumnya
dipicu oleh stres, individu secara mendadak kehilangan rasa diri mereka.Para
penderita gangguan ini mengalami pengalaman sensori yang tidak biasa, misalnya
ukuran tangan dan kaki mereka berubah secara drastis, atau suara mereka
terdengar asing bagi mereka sendiri.Penderita juga merasa berada di luar tubuh
mereka, menatap diri mereka sendiri dari kejauhan, terkadang mereka merasa
seperti robot, atau mereka seolah bergerak di dunia nyata.
Perkembangan klinis gangguan
Dipersonalisasi:
·
Gangguan
di mana adanya perubahan dalam persepsi atau pengalaman individu mengenai
dirinya.
·
Individu
merasa “tidak riil” dan merasa asing terhadap diri dan sekelilingnya, cukup
mengganggu fungsi dirinya.
·
Memori
tidak berubah, tapi individu kehilangan sense of self.
·
Gangguan
ini menyebabkan stress dan menimbulkan hambatan dalam berbagai fungsi
kehidupan.
·
Biasanya
terjadi setelah mengalami stress berat, seperti kecelakaan atau situasi yang berbahaya.
·
Biasanya
berawal pada masa remaja dan perjalanannya bersifat kronis (dalam waktu yang
lama).
Gangguan
identitas disosiatif suatu kondisi dimana seseorang memiliki minimal dua atau
lebih kondisi ego yang berganti-ganti, yang satu sama lain bertindak bebas.
Menurut DSM-IV-TR, diagnosis gangguan disosiatif (GID) dapat ditegakkan bila
seseorang memiliki sekurang-kurangnya dua kondisi ego yang terpisah, atau
berubah-ubah, kondisi yang berbeda dalam keberadaan, perasaan dan tindakan yang
satu sama lain tidak saling mempengaruhi dan yang muncul serta memegang kendali
pada waktu yang berbeda.
Perkembangan Gangguan Indentitas
Disosiatif:
·
Individu
memiliki setidaknya dua kepribadian yang berbeda (adanya perbedaan dalam
keberadaan, feeling, perilaku), bahkan ada yang bertolak
belakang.
·
Adanya
dua atau lebih kepribadian yang terpisah dan berbeda pada seseorang. Setiap
kepribadian memiliki pola perilaku, hubungan dan memori masing-masing.
·
Kepribadian
yang asli dan pecahannya kadang dapat menyadari adanya periode waktu yang
hilang, adanya kepribadian yang lain. Suara dari kepribadian yang lain sering
bergema, masuk ke kesadaran mereka tapi tidak diketahui milik siapa.
·
Gap
dalam memori mungkin terjadi jika suatu kepribadian tidak berkaitan dengan
kepribadian yang lain.
·
Keberadaan
pribadi-pribadiyang berbeda menyebabkan gangguan dalam kehidupan seseorang dan
tidak dapat disembuhkan seketika oleh obat-obatan.
·
Biasanya
muncul di awal masa kanak-kanak (adanya trauma berat di masa kanak-kanak),
namun jarang didiagnosis sampai masa remaja. Lebih berat dari bentuk gangguan
disosiatif lainnya
·
Wanita
> pria
Secara
singkat kriteria DSM-IV-TR untuk gangguan identitas disosiatif ialah:
a. Keberadaan dua atau lebih kepribadian atau
identitas
b. Sekurang-kurangnya dua kepribadian
mengendalikan perilaku secara berulang
c. Ketidakmampuan untuk mengingat informasi
pribadi yang penting.
ETIOLOGI, Istilah gangguan disosiatif merujuk pada
mekanisme, dissosiasi, yang diduga menjadi penyebabnya.Pemikiran dasarnya
adalah kesadaran biasanya merupakan kesatuan pengalaman, termasuk kognisi,
emosi dan motivasi. Namun dalam kondisi stres, memori trauma dapat disimpan
dengan suatu cara sehingga di kemudian hari tidak dapat diakses oleh kesadaran
seiring dengan kembali normalnya kondisi orang yang bersangkutan, sehingga
kemungkinan akibatnya adalah amnesia atau fugue. Pandangan behavioral
mengenai gangguan disosiatif agak mirip dengan berbagai spekulasi awal
tersebut. Secara umum para teoris behavioral menganggap dissosiasi sebagai respon
penuh stres dan ingatan akan kejadian tersebut.
Etiologi GID. Terdapat dua teori besar mengenai
GID.Salah satu teori berasumsi bahwa GID berawal pada masa kanak-kanak yang
diakibatkan oleh penyiksaan secara fisik atau seksual. Penyiksaan tersebut mengakibatkan
dissosiasi dan terbentuknya berbagai kepribadian lain sebagai suatu cara untuk
mengatasi trauma (Gleaves, 1996).
Pada
Gangguan disosiatif, kemampuan kendali dibawah kesadaran dan kendali selektif
tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari kehari atau
bahkan jam ke jam. Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif,
meliputi:
· Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode
waktu tertentu, kejadian dan orang
· Masalah gangguan mental, meliputi depresi
dan kecemasan
· Persepsi terhadap orang dan benda di
sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
· Identitas yang buram
· Depersonalisasi
PENYEBAB, Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui
penyebab pastinya, namun biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat,
namun tidak ada gangguan organik yang dialami.Gangguan ini terjadi pertama pada
saat anak-anak namun tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan, dalam
perjalanan penyakitnya gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan
trauma masa lalu pernah terjadi kembali, dan berulang-ulang sehingga terjadinya
gejala gangguan disosiatif. Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma
yang terjadi berupa: (a) Kepribadian yang Labil, (b) Pelecehan
seksual, (c) Pelecehan fisik, (d) Kekerasan rumah tangga (ayah dan
ibu cerai) dan (e) Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan
kekerasan.
Identitas
personal terbentuk selama masa kecil, dan selama itupun, anak-anak lebih mudah
melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma walaupun itu terjadi
pada orang lain. Ada beberapa penggolongan dalam gangguan disosiatif,
antara lain adalah amnesia disosiatif, fugue disosiatif, gangguan depersonalisasi,
dan gangguan identitas disosiatif.
Sindrom Koro dan Sindrom Dhat, Sindrom koro itu adalah gangguan
somatoform yang terkait budaya, ditemukan terutama di Cina, dimana orang takut
bahwa alat genital mereka akan mengerut. Sindrom koro cenderung hanya muncul
sebentar dan melibatkan episode kecemasan takur bahwa alat genitalnya akan
mengerut. Tanda-tanda fisiologis kecemasan yang medekati proposi panic umu
terjadi, mencakup keringat yang berlebihan , tidak dapat bernafas, dan jantung
berdebar-debar.
Sindrom
dhat adalah gangguan somatoform yang terkait budaya, ditemukan terutama di
antara pria Asia India, yang ditandai oleh ketakutan yang berlebih akan
kehilangan air mani. Pria dengan sindrom ini juga percaya bahwa air mani
bercampur dengan urine dan dikeluarkan saat buang air kecil. Ada keyakinan yang
tertersebar luas dalam budaya India yaitu bahwwa hilangnya air mani merupakan
sesuatu yang berbahaya karena mengurangi energi mental dan fisik
tubuh. Gejala gejala yang timbul dari orang dengan gangguan disosiatif
menunjukkan sikap yang cukup mencolok di antara kelompok sosialnya. Perilaku menyimpang: menyakiti diri sendiri
atau orang lain
Kepribadian yang cenderung negatif mampu
menyakiti diri sendiri ataupun orang lain. Dari sekian banyak kepribadian yang
dimiliki, salah satunya merupakan kumpulan dari perasaan atau pengalaman buruk
yang membentuk kepribadian buruk yang lebih kuat.Apabila penderita di paparkan
pada situasi yang tidak menyenangkan, kepribadian ini bisa mengambil alih dan
membalas.Misalnya ada teman yang mengejek, penderita tidak menyukainya.Apabila
kepribadian yang muncul setelah pemicu tersebut adalah kepribadian buruk, bisa
saja penderita memiliki perilaku kasar. Namun apabila kepribadian yang muncul
adalah yang sebaliknya, maka perilaku penderita akan mengurung diri atau
menyakiti dirinya sendiri.
KESIMPULAN
Gangguan
disasosiatif adalah gangguan yang ditandai dengan adanya perubahan perasaan
individu tentang identitas, memori, atau kesadarannya. Individu yang mengalami
gangguan ini memperoleh kesulitan dalam mengingat peristiwa-peristiwa penting
yang pernah terjadi pada dirinya, melupakan identitas dirinya bahkan membentuk
identitas baru
Gangguan
somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai
contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan
medis.Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan
penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan
pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Gangguan
tersebut mempunyai jenis dan tipe-tipe yang berbeda namun dapat di tangani atau
di obati dengan terapi.
Referensi:
Davidson,
Gleaves, dkk. 1996. Psikologi
Abnormal. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Press.
Jeffrey
S. Nevid, dkk. 2003. Psikologi
Abnormal. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nevid
S. Jeffrey dkk. 2005. Psikologi
Abnormal. Jakarta: PT.Gelora Aksara.
0 komentar:
Posting Komentar