REVIEW TEORI
KEPRIBADIAN MENURUT B.F SKINNER
Marsum
183104101187
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu: FX Wahyu Widiantoro,S.Psi.,MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Teori tentang belajar yang telah
berkembang mulai abad ke 19 sampai sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori
belajar yang berkembang pesat dan memberi banyak sumbangan terhadap para ahli
psikologi adalah teori belajar tingkah laku (behaviorisme) yang
awal mulanya dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlav (tahun 1900-an)
dengan teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical
conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan
oleh beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner
dan Gestalt. Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat
diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori
behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku
yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai
mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau Penilaian didasari atas perilaku
yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan
ceramah,tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri
maupun melalui simulasi. Di awal abad 20 sampai sekarang ini teori
belajar behaviorisme mulai ditinggalkan dan banyak ahli
psikologi yang baru lebih mengembangkan teori belajar kognitif dengan asumsi
dasar bahwa kognisi mempengaruhi prilaku.
Struktur Kepribadian
Skinner tidak tertarik dengan variable structural dari
kepribadian. Menurutnya, ada ilusi yang menjelaskan dan memprediksi tingkah
laku berdasarkan faktor-faktor yang tetap dalam kepribadian, tetapi tingkah
laku hanya dapat diubah dan dikendalikan dengan mengubah lingkungan. Adapun
unsur kepribadian yang dipandangnya relatif tetap adalah tingkah laku itu
sendiri. Menurut Skinner, ada dua klasifikasi tingkah laku yaitu:
1. Tingkah laku responden (respondent
behavior)
Respon yang dihasilkan (elicited) organisme
untuk menjawab stimulus yang secara spesifik berhubungan dengan respon itu.
2. Tingkah laku operan (operant behavior)
Respon yang dimunculkan (emittes) organisme
tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon itu.
Bagi Skinner, faktor motivasional dalam
tingkah laku bukan elemen struktural. Dalam situasi yang sama, tingkah laku
seseorang bisa berbeda-beda kekuatan dari dalam diri individu atau motivasi.
Menurut Skinner variasi kekuatan tingkah laku tersebut disebabkan oleh pengaruh
lingkungan.
Dinamika Kepribadian
Kepedulian utama Skinner berkenan dengan
kepribadian adalah mengenai perubahan tingkah laku. Hakikat teori Skinner
adalah teori belajar, bagaimana individu memiliki tingkah laku baru, menjadi
lebih terampil, menjadi lebih tahu dan mampu, dan seterusnya.
1. Teori Behaviorisme Dalam Pembelajaran
Definisi adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku
manusia memandang individu sebagai
mahkluk relatif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan
pemeliharaan akan membetuk perilaku mereka. Ciri dari teori ini adalah
mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan
peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan
pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan
kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang di
inginkan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku
manusia. Memandang individu sebagai mahluk reaktif yang memberi respon terhadap
lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka
prinsip-prinsip teori behaviorsme adalah: 1 obyek psikologi adalah tingkah laku
2. semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek 3. Mementingan
pembentukan kebiasaan aristoteles berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa
manusia tidak memiliki apa-apa, seperti sebuah meja lilin yang siap dilukis
oleh pengalaman. menurutJohn Locke (1632-1704), salah satu tokoh emperis, pada
waktu lahir manusia tidak mempunyai “warna mental”. Warna inni didapat dari
pengalaman. Pengalaman adalah satu-satunya jalan kepemilikan pengetahuan. Idea
dan pengetahuan adalah produk dari pengalaman. Secara psikologis , seluruh
perilaku manusia, kepribadian dan tempramen ditentukan oleh pengalaman inderawi
(sensory experince). Pikiran dan perasaan sebabkan oleh perilaku masa lalu.
Kesulitan empiresme dalam menjelaskan gelaja psikologi timbul ketika orang
membicarakan apa yang mendorong manusia berperilaku tertentu. Hedonisme,
memandang manusia sebagai makluk yang bergerak untuk memenuhi kepentingan
dirinya, mencari kesenangan dan menghindari penderitaan.
Dalam utilitarianismem perilaku anusia tunduk
pada prinsip ganjaran dan hukuman. Bila empirisme digabung dengan hedonisme dan
utilitariansisme, maka itulah yang disebut dengan behaviorisme. Asumsi bahwa
pengalaman adalah paling berpengaruh dala pembentukan perilaku, menyiratkan
betapa plastisnya manusia. Ia mudah dibentuk menjadi apa pun dengan menciptakan
lingkungan yang relevan Thorndike dan Watson, kaum behaviorisme berpendirian:
organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis; perilaku adalah
hasil pengalaman dan prilaku digerakan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk
memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Aliran behavioristik yang
lebih bersifat elementaristik memandang manusia sebagai organisme yang pasif,
yang dikuasai oleh stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya. Pada dasarnya,
manusia dapat dimanipulasi, tingkah lakunya dapat dikontrol dengan jalan
mengontrol stimulus-stimulus yang ada
Dalam lingkungan (Mukminan, 1997:7). Masalah belajar dalam pandangan
behavioerisme, secara umum, memiliki beberapa teori antara lain: teori connectionism, classical conditioning,
contiguous conditining serta descriptive behaviorisme atau yang lebih
dikenal dengan nama operant conditining. Tokoh tokoh penting yang mengembangkan teori
belajar behavioristik.
Referensi:
Mukminan (1997). Teori Belajar dan pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Alwisol
(2005). Psikologi Kepribadian. Malang.UMM.
0 komentar:
Posting Komentar