SITI HANIFAH
16.310.410.1151
MERAWAT ALAM ALA PEMUDA DUSUN KERUJUK
Dusun Kerujuk, Desa Pemenang Barat, Lombok Utara. Membuka
kampung ekowisata, ekowisata ini dibuka tahun 20014. Ekowisata menjadi pilihan
karena dusun memiliki areal pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan yang butuh
dilindungi sekaligus bisa digunakan untuk berwisata. Di perkebunan dan hutan
terdapat tanaman yang kini jarang ditemukan, seperti buah juwet, bune,
kepundung, ceruringan, singgapur, dan sebek (umbi-umbian).
Sebelumnya 2002, kekayaan sumber daya alam dusun itu
tergerus banjir dan longsor akibat kawasan hutan yang gundul. Saat itu warga
sering kali membabat hutan untuk mencari kayu. Sampai akhirnya, terjadilah banjir
dan longsor tahun 2002.
Kejadian itu lalu menyadarkan warga untuk merawat ekosistem
dusun. Karena mata air disekitar hutan juga menjadi kebutuhan pokok warga
sehari-hari seperti untuk irigasi dan untuk minum.
Pembabatan hutan pun berkurang seiring dengan adanya peluang
kerja baru. Pekerjaan baru sebagai buruh bangunan, buruh tani dan buruh
pengangkut buah kelapa menghasilkan uang yang hampir sama dengan menjual kayu
dari hutan , yakni sekitar Rp 60.000 sehari bekerja.
Upah angkutan bisa langsung didapatkan . Tidak ada resiko
masuk hutan seperti menebang kayu.
Perubahan polo pikir warga itulah yang kini menjadi pintu masuk anak muda dusun untuk membuka
ekowisata. Lewat musyawarah desa, akhirnya disepakati ada 3 hektar kebun dan
sawah milik warga yang digunakan untuk taman rekreasi.
Pemuda juga membuat jembatan bambu, rumah pohon, konservasi
kupu-kupu, dan miniature pesawat terbang untuk berswafoto. Bahan pembuatannya
dari kayu yang tercecer dihutan dan uang saweran warga.
Pembagian uang karcis dari hasil ekowisata yaitu 25% untuk
pemilik lahan, 25% untuk kelompok sadar wisata, 5% untuk yatim piatu dan warga
miskin. Sisanya untuk kas dan pemeliharaan.
Warga disan dilarang keras menyetrum ikan ataupun
menggunakan potassium. Tak boleh membuang sampah disungai dan tak boleh
menebang pohon. .jika ada yang melanggar dikenakan denda 10 juta dan mengganti
ikan tangkapan serta pohon tebangan 10 kali lipat.
ITULAH PAHLAWAN- PAHLAWAN PEMUDA DUSUN YANG INGIN MEWARISKAN
MATA AIR BUKAN AIR MATA.
0 komentar:
Posting Komentar