Review Jurnal : REHABILITASI
SOSIAL GELANDANGAN PSIKOTIK BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasusdi Ponpes/Panti
REHSOS Nurusslam Sayung Demak)
Siti Asmaul
Husna
153104101111
Psikologi
Abnormal
Telah banyak penelitin yang mengkaji masalah gelandangan,
dan melakukan usaha-usaha yang bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut.
Namun, apabila ditelusuri lebih jauh ternyata setiap perlakuan (treatment)
terhadap gelandangan, baik itu disebut penanggulangan, pemberian bantuan,
santunan, maupun perlakuanperlakuan yang lain perlu dilandasi informasi yang
relevan dan akurat mengenai ciri-ciri gelandangan tersebut, agar perlakuan itu
sesuai dengan yang diberi perlakuan dan memberi hasil seperti yang diharapkan.
Dalam usaha pemahaman ini pendekatan komprehensif akan sangat besar
kontribusinya dalam hal pemahaman terhadap tata nilai yang ada pada para
gelandangan. Mengingat permasalahan gelandangan merupakan permasalahan yang
kompleks yang mencakup berbagai sektor, maka penanggulangan gelandangan
memerlukan pendekatan komprehensif dan terintegratif agar tepat sasaran dan
tidak tumpang tindih.
Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan yang diberikan
kepada klien dari gangguan kondisi fisik, psikis, dan sosial, agar dapat
melaksanakan perannya kembali secara wajar baik dalam keluarga maupun dalam
masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah No.36/1980, tentang Usaha
Kesejahteraan Sosial bagi Penderita Cacat, menyebutkan bahwa rehabilitasi
didefinisikan sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk
memungkinkan penderita cacat mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar
dalam kehidupan bermasyarakat. Ditinjau dari sifat pelayanan, pada umumnya
fungsi rehabilitasi yang diberikan kepada klien adalah untuk pencegahan
(preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan/pengembalian (rehabilitatif), dan
pemeliharaan/penjagaan (promotive), dan penunjang program-program pemerintah.
Sedangkan ditinjau dari bidang pelayanan, rehabilitasi berfungsi sebagai
bimbingan spiritual keagamaan, bimbingan sosial, bimbingan psikologis, medik
dan keterampilan. Demikian pula dengan bidang pelayanan rehabilitasi dapat
digolongkan menjadi tiga bidang, yaitu bidang kesehatan/medik, bidang sosial
psikologi, dan bidang kekaryaan/keterampilan. Layanan rehabilitasi sosial
terhadap gelandangan berarti upaya pemulihan yang diberikan kepada orangorang
yang hidup dalam keadaan yang tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak
dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan
yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum (PP No. 31
tahun 1980 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis).
Psikotik (sakit jiwa) adalah bentuk disorder mental atau
kegalauan jiwa yang dicirikan dengan adanya disintegrasi kepribadian dan
terputusnya hubungan jiwa dengan realitas (Kartono, 1981: 115). Seseorang
dikatakan sakit jiwa apabila ia tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalam
kehidupan sehari-harinya, di rumah, di sekolah, di tempat kerja, atau di
lingkungan sosialnya (Hawari, 1997: 2). Ciri yang menonjol dari sakit jiwa
adalah tingkah laku yang menyolok, berlebih-lebihan pada seseorang sehingga
menimbulkan kesan aneh, janggal dan berbahaya bagi orang lain. Pada umumnya apa
yang disebut pasien jiwa sebenarnya menderita emotional mal adjustment, yaitu
orang-orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan wajar dan tidak sanggup
memahami masalah secara realistis (Soejono, 1982: 184).
Hasil rehabilitasi sosial gelandangan psikotik secara
komprehensip meliputi : bimbingan sosial, medik, herbal, fisik, rekreatif dan pemberdayaan
di bidang ekonomis produktif dengan terapi religius model pondok pesantren lebih
manusiawi, karena memandang manusia secara utuh meliputi : fisik, mental maupun
sosial, berdampak positif pada upaya secara langsung menghilangkan stigma
masyarakat, sehingga tingkat kambuh relatif kecil; 3. Tingkat penyembuhan lebih
optimal, terlebih-lebih setelah difasilitasi Hydrotherapy by shower lebih
efektif dan efisien. Karena terdapat kenaikan jangkauan pelayanan dari model
manual hanya bisa melayani 30 orang per malam dengan 3 shower bisa menjadi 90
orang ( 300 % ) per malam. Penggunaan Hydrotherapy by shower dapat merangsang kesadaran
syaraf sensoris, sehingga klien dapat mudah tidur dan selanjutnya merangsang
tingkat kesadaran diri yang tinggi yang berdampak positif untuk mudah
disembuhkan. Kendala yang ditemui, di samping belum dimilikinya tenaga yang kompeten/profesional
juga keterbatasan kemampuan memfasilitasi Hydrotheraphy by shower yang lebih
banyak, agar bisa dipergunakan untuk memandikan seluruh klien dalam satu malam,
maka hasil yang dicapai belum maksimal. Gambaran ideal apabila fasilitasi
Hydrotherapy by shower dapat sesuai rasio kemampuan pelayanan, maka tingkat kesembuhan
gelandangan psikotik akan semakin bertambah besar.
Sumber : Karnadi & Kundarto Al Sadiman. Jurnal at-Taqaddum. MODEL REHABILITASI SOSIAL GELANDANGAN
PSIKOTIK BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasusdi Ponpes/Panti REHSOS Nurusslam
Sayung Demak) Volume 6, Nomor 2, Nopember
2014
0 komentar:
Posting Komentar