Review jurnal : Cognitive Behaviour
Therapy pada Bipolar Disorder
Siti Asmaul Husna
153104101111
Psikologi Abnormal
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang
kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang
sangat ekstrem berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya
disebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti
secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan
(mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang
pasti.
Gangguan mood adalah bagian integral dari psikologi
klinis. Terdapat dua jenis gangguan mood yaitu mania dan depresi. Depresi
adalah gangguan nomor 2 di dunia yang paling “mematikan”, dan diperkirakan pada
2020 akan menjadi “wabah” diseluruh penjuru dunia. Bunuh diri sebagai akibat
dari tidak tertanganinya pasien penderita depresi dengan baik adalah masalah
utama dalam kesehatan publik. (Stein, Dan J., 2006). Kasus bunuh diri juga
terjadi pada remaja. Bahkan ada kecenderungan meningkat. Ini terlihat dari data
World Health Organization (WHO) di tahun 2001 yang menyebutkan bahwa angka
bunuh diri akibat depresi di Indonesia sekitar 1,6 – 1,8 orang per 100.000
penduduk, sementara laporan WHO di tahun 2005, 4 tahun kemudian menyebutkan ada
sekitar 24 orang dari 100.000 penduduk Indonesia. Data terakhir dari
Kementerian Kesehatan RI untuk wilayah Jakarta saja, angka kematian akibat
bunuh diri karena depresi mencapai 160 orang per tahun. (Veronica, 2011).
Meskipun banyak faktor penyebab depresi ditengarai sebagai penyebabnya, seperti
kesulitan ekonomi, masalah keluarga, juga rasa putus asa, penelitian yang
dilakukan oleh Dr. Ghanshyam Pandey beserta timnya dari University of Illinois,
Chicago, menemukan bahwa 9 dari 17 remaja yang meninggal akibat bunuh diri
memiliki sejarah gangguan mental. Salah satu gangguan mental yang bisa membawa
seseorang menuju pada keputusan bunuh diri adalah Bipolar Disorder (BD).
(Veronica, 2011).
Mood Chart adalah sebuah grafik yang menunjukkan naik
turunnya tingkat suasana hati dari waktu ke waktu. Grafik suasana hati yang
sangat berguna dalam memprediksi terjadinya episode mood dan mendokumentasikan
respon subjek penelitian terhadap obat-obatan yang diberikan. Mood chart
diaplikasikan sejak tanggal 16 April 2012 diisi setiap hari dan dimonitor
setiap seminggu sekali.
Selama ini penderita Bipolar Disorder hanya memperoleh
terapi farmakologi saja, tanpa adanya terapi pendamping, karena itu dalam penelitiannya
menganggap diperlukan terapi pendamping berupa Cognitive Behaviour Therapy
dalam hal ini CBT. CBT dipilih karena adanya penelitian terdahulu yang
mengatakan bahwa pengobatan psikososial, khususnya CBT, adalah tritmen utama
untuk penderita BD utamanya pasien rawat jalan, sebelum era farmakoterapi dan
dikenalnya litium dan obat penstabil mood yang lain. CBT yang diterapkan adalah
dengan penggunaan mood chart guna mengurangi frekuensi
kekambuhan/hospitalisasi, selain itu peneliti juga ingin mengetahui adakah
pengaruh intervensi CBT pada penderita BD.
Grafik suasana hati yang sangat berguna dalam memprediksi
terjadinya episode mood dan mendokumentasikan respon terhadap obat-obatan yang
diberikan. Seperti,
1. Mood chart memaksa penggunanya untuk lebih berfikir
tentang kesehatan mental harian dan pemikiran yang sedang dipikirkan kala itu.
2. Mood chart dapat merekam kejadian penting pada saat
itu dan bagaimana penggunanya merespon kejadian tersebut. Sebagai contoh,
menerima berita buruk, atau promosi jabatan, atau peristiwa lain yang mampu
mempengaruhi perubahaan mood
3. Mood chart dapat melacak jam tidur, siklus personal
(haid) dan faktor lain yang dapat menjadi pencetus. Sebagai contoh, ketika
pengguna mood chart terdeteksi tidur kurang dari 4 jam dan menjadi mudah marah,
hal itu bisa jadi sebagai tanda awal dari gejala mania, sementara itu, jika
pengguna terdeteksi tidur lebih dari 8 jam, hal itu adalah tanda awal dari
gejala depresi.
4. Mood chart dapat merekam penggantian obat yang
digunakan oleh penggunanya.
Sedangkan dari data yang dihasilkan penggunaan mood chart
cukup efektif digunakan sebagai alat deteksi dini kekambuhan dan perbaikan pada
subjek penelitian yang didiagnosis menderita gangguan afektif bipolar (F.31),
dengan indikator yang didapatkan dengan menggunakan mood chart adalah data mengenai
perkembangan tinggi rendah mood dan energi subjek setiap minggu sehingga
kondisi terkini subjek dapat terus dipantau, jam tidur subjek, serta dapat
mengetahui ketaatan subjek dalam meminum obat (psikofarmaka).
Sumber : Yosianto, F H. Satiningsih. Karimah, Azimatul. Jurnal Ilmiah. Studi
Kualitatif Cognitive Behaviour Therapy pada Bipolar Disorder. Universitas Negeri Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar