NAMA
& NIM :
SITI HANIFAH (16.310.410.1151)
JUDUL
ARTIKEL
: Kualitas Pembangunan Meningkat
NAMA
PENULIS :
(HEN/DEA)
TANGGAL
TERBIT : 18 April 2017
SINOPSIS ARTIKEL
Pada tahun 2016 indeks pembangunan manusia dijakarta meningkat
0,17 dari pada tahun 2015. Hal ini menunjukan peningkatan kualitas pembangunan manusia
Jakarta yang meliputi kesehatan, pengetahuan, dan daya beli pengeluaran.
Indeks
pembangunan manusia (IPM) dijakarta mencapai 79,60 atau lebih tinggi daripada IPM
nasional, yakni 70,18
IPM
merupakan indeks untuk menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil
pembangunan dan memperoleh pendapatan, kesehatan, serta pendidikan. Tiga
dimensi dasar pembentuk IPM adalah umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta
standar hidup yang layak
Pengeluaran
menjadi variabel terbesar yang menjadikan IPM Jakarta lebih tinggi dibandingkan
dengan provinsi Indonesi. Rata-rata pengeluaran per kapita penduduk Jakarta
selama 2016 mencapai Rp 17, 5 juta per tahun.
Pertumbuhan
ekonomi Jakarta pada 2015-2016 juga bagus sehingga berpengaruh pada daya beli
masyarakat. Tahun
2016 pertumbuhan ekonomi Jakarta mencapai 5,85 persen, jauh di atas pertumbuhan
ekonomi nasional yang hanya 5,02 persen. Ini juga meningkat daya beli dan pengeluaran
warga. Dari segi kesehatan, angka harapan hidup (AHH) penduduk DKI meningkat
dari 72,43 tahun pada 2015 menjadi 72,49 tahun 2016, atau naik 0,006 persen.
Faktor
yang mempengaruhi tingginya harapan hidup ini antara lain tersedianya sarana
dan prasarana kesehatan, serta kebijakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) kesehatan. Dengan BPJS kesehatan, orang tidak lagi rugi memeriksakan
kesehatannya.
DKI
Jakarta perlu meningkatkan angka-angka rata-rata lama sekolah (RLS). RLS
meningkat dari 10,70 pada 2015 menjadi 10,88 di tahun 2016. Artinya, rata-rata
penduduk DKI Jakarta yang berusia di atas 25 tahun telah mengeyam pendidikan
hingga kelas XI atau kelas II SMA. Jenjang ini seharusnya bisa ditingkatkan
untuk menghadapi persaingan kerja dan perdagangan bebas
Pemprov
harus mendukung masyarakat Jakarta untuk
melanjutkan pendidikan lebih tiggi agar bisa bersaing dan berjuang
mempertahankan hidup. Pada tahun 2016 harapan lama sekolah meningkat 12,37
tahun, yang berarti anak-anak usia tujuh tahun memiliki harapan untuk dapat
menamatkan pendidikan hingga SMA – D-1
Rendahnya
pendidikan memang sering terjadi dikota metropolitan. Sebab lulusan SD, SMP,
atau SMA kesempatan mendapat pekerjaan mudah. Program pendidikan ini penting
agar dapat memutus mata rantai kemiskinan diajakarta. Perlu dikaji ulang apakah
KJP (Kartu Jakarta Pintar) sudah tepat.
IPM
Indonesia semakin meningkat kendati demikian, disparitas pembangunan manusia
antar daerah di Indonesia masih tinggi sehingga perlunya mengatasi ketimpangan
ini.
HAL YANG PENTING DALAM ARTIKEL
Pada tahun 2016 indeks pembangunan manusia dijakarta meningkat 0,17 dari pada tahun 2015. Hal ini menunjukan peningkatan kualitas pembangunan manusia Jakarta yang meliputi kesehatan, pengetahuan, dan daya beli pengeluaran.
IPM merupakan indeks untuk menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dan memperoleh pendapatan, kesehatan, serta pendidikan. Tiga dimensi dasar pembentuk IPM adalah umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup yang layak
Pengeluaran menjadi variabel terbesar yang menjadikan IPM Jakarta lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi Indonesia.
Faktor yang mempengaruhi tingginya harapan hidup antara lain tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, serta kebijakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Dengan BPJS kesehatan, orang tidak lagi rugi memeriksakan kesehatannya.
Rata-rata penduduk DKI Jakarta yang berusia di atas 25 tahun telah mengeyam pendidikan hingga kelas XI atau kelas II SMA. Jenjang ini seharusnya bisa ditingkatkan untuk menghadapi persaingan kerja dan perdagangan bebas
Rendahnya pendidikan memang sering terjadi dikota metropolitan. Sebab lulusan SD, SMP, atau SMA kesempatan mendapat pekerjaan mudah. Program pendidikan ini penting agar dapat memutus mata rantai kemiskinan diajakarta. Perlu dikaji ulang apakah KJP (Kartu Jakarta Pintar) sudah tepat.
KESIMPULAN :
IPM Indonesia semakin meningkat kendati demikian, disparitas pembangunan manusia antar daerah di Indonesia masih tinggi sehingga perlunya mengatasi ketimpangan ini. Untuk itu tidak hanya jakarta kita warga-warga indonesia juga harus meningkatkan kualitas.
Dari aspek psikologisnya, untuk dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut,
diperlukan dukungan dan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam mencari solusi terbaik untuk kepentingan pembangunan IPM.
KELEBIHAN ARTIKEL : Penulis mampu mengulas masalah secara
detail, penulisannya pun tertata rapi dari permasalahan hingga penangannannya.
KEKURANGAN : contoh kasus hanya terpaku pada kota metropolitan saja. Tidak disiratkan solusi dari permasalahan tersebut
0 komentar:
Posting Komentar