PUASA DAN IBADAH SOSIAL
↻
NURUL WIDIASTONI
163104101152
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN
ORGANISASI
FAKULTAS PSIKOLOGI UP 45
Sebuah
alkisah suatu ketika Nabi Musa Berjalan
menuju Bukit Sinai tempat dimana ia
menerima perintah-perintah Tuhan. Di dalam perjalan ia bertemu seorang ahli
ibadah yang sedang uzlah atau menjauh dari keramaian. Sang ahli ibadah tau
kalau nabi musa akan menghadap alloh swt ia memohon supaya di tanyakan di surga
tingkat berapakah ia akan di tempatkan di akhirat. Sang abid yakin akan masuk
surga karena ia sudah beribadah selama 40 tahun dan mengasingkan diri dari
hiruk-pikuk dunia. Ia tidak pernah berbuat dosa dan maksiat ia hanya berdzikir
dan beribadah kepada Alloh.
Setelah
di tanyakan kepada alloh abid akan di tempatkan di neraka. Nabi Musa pulang dan di tanya oleh abid bahwa ia hsrus sabar
bahwa alloh akan menempatkan di neraka. Mendengar jawaban itu si abid tak yakin
dengan hasil ibadahnya selama ini. Singkat cerita nabi musa bertanya lagi
kepada alloh bahwa ia akan di tempatkan di surga, karena alloh menciptakan
manusia bukan untuk bersikap egoistik. Bahwa alloh menciptakan manusia untuk
membantu manusia lain.
Ibadah sosial
Dari
kisah di atas dapat di simpulkan bahwa manusia hidup ini adalah untuk
berhubungan dengan manusia lain. Artinya ia tidak hidup sendiri sebagai mahluk
sosial yang selalu membutuhkan dan memberi bantuan kepada orang lain. Di dalam
mencapai kebahagiaan hidup puncak tertinggi adalah bisa menolong dan membantu
orang lain. Di situ letak kepuasan pribadi untuk aktualisasi diri. Hidup tidak
hanya untuk dirinya pribadi tapi untuk kebaikan dan kesejahtraan orang sekitar.
Puasa
Ramadhan di harapkan mampu merasakan penderitaan lapar yang dirasakan oleh orang
yang tidak mempunyai cukup uang untuk makan. Dan memberi dampak ibadah sosial
di bulan yang penuh berkah ini. Dengan dampak positif puasa yang berbentuk
kepedulian sosial terhadap orang yang sulit mendapatkan makan.
Kelebihan artikel :
1. Menjelaskan secara rinci akan makna keperdulian terhadap orang
lain terutama fakir miskin.
2. Di dalam uraianya penulis juga menyertainya cerita teladan dari
para nabi yang mana bisa membantu pembaca dalam memahami dan mengamalkanya.
3. Penulis juga menyebutkan fakta-fakta berupa data dari hasil
penelitian yang bisa meningkatkan rasa kepercayaan pembaca terhadap
problem-problem sosial terkini yang bisa memotivasi pembaca dalam memberi
bantuan.
Kekurangan artikel :
1. Penulis di dalam penjabaranya masih kurang panjang karena perlu
di sertai dalil berupa ayat atau hadits.
2. Penulis tidak menyebutkan akibat orang yang tidak mau menolong
dan membantu orang lain.
Sumber :
Kompas,9 Juni 2017 halaman 6 , oleh
Salahuddin Wahid Pengasuh Pesantren Tebu Ireng.
0 komentar:
Posting Komentar