RESENSI ARTIKEL : MELESTARIKAN PAKAIAN ADAT
Nama : Niken Larasati
NIM : 16.310.410.1135
Psikologi
Industri dan Organisasi
Judul : Melestarikan Pakaian Adat
Penulis : RYAN RINALDY
Penerbit
: KOMPAS
Tanggal
terbit : 22 April 2017
Halaman : 18
Tema : Wirausaha
Resensi:
Keinginan
untuk melestarikan pakaian adat itu bermula dari keprihatinan Sukma mengenai
ketiadaan boneka berbalut baju adat Nusantara di Tanah Air. Menurut
pengamatannya, boneka yang beredar justru lebih banyak tidak mengenakan busana
tradisional Indonesia.
Ia
akhirnya membuat souvenir dari boneka yang ia pasangi pakaian adat. Hasil
keterampilan itu disambut positif orang-orang terdekatnya. Tahun 2011, Sukma
menjadi binaan Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Surabaya serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya. Ia juga
terlibat dalam program pemberdayaan UKM bernama Pahlawan Ekonomi. Dimana
program itu melatih pelaku UKM di Surabaya untuk mengembangkan usaha baik dari
sisi produksi maupun pemasaran.
Sejak
saat itu, Sukma mulai gencar mempromosikan produk unggulannya yakni boneka
Cak-Ning dan boneka pria yang sedang menari remo. Boneka itu ditawarkan sebagai
souvenir atau cendera mata melalui pameran di berbagai kota. Boneka itu
merupakan produk khas Surabaya.
Awalnya
banyak yang meragukan hasil keterampilan Sukma. Namun, seiring berjalannya
waktu banyak orang yang ingin memesan boneka-boneka Sukma. Tidak hanya dari
masyarakat dalam negeri namun juga banyak masyarakat luar negri yang juga
tertarik dengan hasil keterampilan Sukma. Saat ini, boneka yang dijual Sukma
diantaranya berbusana adat dari Jawa Tengah, Bali, NTT dan Kalimantan Barat.
Ada juga yang berpakaian adat Sulawesi Barat dan Papua.
Di
tengah kesibukannya menjual boneka hasil karyanya dan bekerja sebagai akuntan
di salah satu majalah lokal di Surabaya, Sukma menyempatkan diri memberi
pelatihan menjahit baju adat untuk boneka. Dengan memberi pelatihan bagi
masyarakat, Sukma berharap agar semakin banyak orang yang melestarikan pakaian
adat melalui boneka. Pelatihan itu juga diharapkan dapat menciptakan kompetisi
dengan sesama pengusaha cendera mata boneka berbusana pakaian adat Nusantara.
“Kompetisi itu baik agar muncul inovasi dari para pengusaha,”ujar Sukma.
Kelebihan :
Penulis menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga
mudah untuk dimengerti oleh pembaca, alur penulis membawa langsung pembaca
kedalam inti topik pembahasan.
Memberi tahu pembaca bahwa untuk perempuan bisa
berwirausaha dan mencapai kesuksesan.
Memberi gambaran mengenai usaha dagang yang
menguntungkan.
Memberi tahu masyarakat akan pentingnya menjaga
budaya yakni pakaian adat yang ada di Nusantara.
Kekurangan :
Penulis tidak menyertakan bagaimana cara menumbuhkan
rasa cinta tanah air selain dari contoh diatas.
Sumber
:
RINALDY.
2017. “Melestarikan Pakaian Adat”. KOMPAS, 22 APRIL 2017
0 komentar:
Posting Komentar