Obed
Kadji
Tanpa
Rumput Liar, pohon Penghijauan Terjaga
Kompas
13 April 2015
R
Joko Prambudiyono
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Kota
Kupang banyak dikenal orang sebagai kota karang, bahkan tak jarang begitu orang
membaca nama Kota Kupang, sudah
terbayang panasnya. Namun bagi Obed Kadji seorang Kepala Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Kupang, menganggap kota karang bukan berarti tidak bisa
dihijaukan.berbagai jenis pohon bisa hidup asalkan ditanam pada waktunya, yakni
saat musim hujan. Tentunya juga perlu pemeliharaan, kebetulan sejumlah instansi
pemerintahan dan swasta dari tingkat kota hingga provinsi di Kota Kupang memang
selalu giat menanam berbagai jenis pohon penghijauan. Bahkan sejumlah kawasan
sudah dikapling-kapling menjadi lokasi penghijauan berbagai instansi itu, di
antaranya bentangan lahan gersang sekitar Bandara El Tari, jalan Frans Seda,
dan Jalan Piet A Tallo.
Namun usahan penghijauan yang dilakukan sejauh ini belum kunjung membuahkan hasil memuaskan.
Saat kemarau mendera, wajah kota berubah buram, kering, gersang, dan menghitam
setelah semak rerumputan dan tanaman penghijauan ludes dilalap api.
Kelemahannya karena penanaman pohon tidak diikuti pemeliharaan semestinya. Pada
akhirnya Obed didukung oleh 395 staf yang berstatus sebagai pegawai negeri
sipil (257) dan tenaga honorer (138), perhatian Obed sebagai Kepala Dinas
Kebersihan dan Pertamanan adalah menyingkirkan semak atau rerumputan liar yang
mengepung pohon penghijauan. Pekerjaan ini dilakukan secara sukarela tanpa
upah.
Terobosan Obed kini mulai memperlihatkan hasilnya.
Setidaknya sebagian besar pohon tumbuh subur atau tidak lagi merana seperti
tahun-tahun sebelumnya. Kota Kupang yang juga ibu kota Provinsi NTT sejauh ini
dikenal pula sebgai kota berwajah ganda. Selama musim hujan, kota seluas 187,27
kilometer persegi itu berwajah cantik dan ramah. Pemandangan hijau mendominasi,
bunga falmboyan mekar dimana-man. Sebaliknya pada saat musim kemarau mendera,
kota ini berubah menjadi gersang setelah semak rerumputan dan tanaman
penghijauan ludes dilalap api. Disaat musim kemarau suhu udara di sekitar Kota
Kupang dari normalnya 32 drajat celsius, tidak jarang melonjak hingga 37-38
derajat celsius. Seakan udara segar menjadi langka.
Sebuah upaya perubahan, sekecil apa
pun perubahan yang dilakukan, pasti akan membawa hasil. Semoga upaya Obed Kadji
untuk member wajah Kupang yang sejuk akan membawa kemakmuran bagi warga Kota
Kupang.
Bantu kami untuk mewujudkan indonesia yg lebih hijau.
BalasHapusKunjungi kami di sini http://www.greenpack.co.id/