ARTI
NASIONALISME
Fakultas Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Fiki Fatimah
Mencintai adalah kunci dari segala
hal. Tetapi ‘cinta’ yang satu ini bukan sebagaimana cinta yang semestinya
menjadi tema yang disukai remaja pada umumnya. Namun, mengerucut pada
nasionalisme yang didasari oleh rasa cinta terhadap negaranya.
Menurut Moh. Yamin, “Bangsa adalah sekelompok manusia yang bersatu karena adanya
persamaan sejarah (rasa senasib dan sepenanggungan), persamaan bahasa dan
persamaan hukum (hukum adat dan kebudayaan)”
Mohammad Yamin” dalam ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928
adalah bangsa Indonesia menyatakan bahwa pengertian “Bangsa Indonesia dalam
taraf “Bangsa Kebudayaan” (Cultuur Nation), sedangkan pengertian “Bangsa Indonesia” yang dikumandangkan
tanggal 17 Agustus 1945 merupakan “Negara Bangsa” (Staats Nation).
Bangsa sesungguhnya
adalah kumpulan dari rakyat yang telah bertekad untuk membangun masa
depan bersama. Mereka dipersatukan karena mempunyai persamaan sejarah dan
cita-cita, yang kemudian merasa terikat karena mempunyai tanah air yang sama. Dari
Adanya persamaan nasib, keinginan dan cita-cita
merekatkan kelompok-kelompok masyarakat menjadi satu bangsa dan membentuk
negara, yang di-yakini dapat melindungi, menampung dan mewujudkan cita-citanya
tersebut timbulah rasa yang disebut nasionalisme.
Nasionalisme sebagai dasar kecintaan terhadap negara, secara tidak langsung
membuat individu terkait dan mempunyai sikap fanatik terhadap negaranya.
Nasionalisme bisa dimaknai sebagai sebuah alat yang dapat dijadikan sebagai
ideologi oleh sebagian individu. Tergantung bagaimana memposisikannya pada diri
dan apapun yang hendak di perjuangkan. Nasionalisme adalah sikap yang
membangkitkan perlawanan dan sebagai alat mempersatu bangsa yang multikultural
ini apabila hak-hak dari kebudayaan, agama, etnis, dan kelembagaan diperlakukan
secara tidak semestinya. Namun, perubahan sosial dapat merubah sikap nasionalis
dari individu. Dapat dicontohkan pada tantangan hidup serta pengaruh
perkembangan zaman dan teknologi yang dapat melunturkan sikap
nasionalisme bagi para individu.
Sikap nasionalisme itu juga
dipengaruhi dari tingkah laku negara. Apa yang diberikan negara kepada
rakyat-rakyatnya bisa jadi menimbulkan pengaruh yang besar terhadap peningkatan
sikap nasionalisme yang tinggi yang tumbuh di dalam diri masyarakat.
Nasionalisme sendiri menjadi usang ketika negara tidak peduli terhadap
rakyat-rakyatnya. Dan apabila hal itu terjadi, bagaimana bisa kita para
generasi muda ini berbicara tentang nasionalisme? Karena nasionalisme itu lahir
dari jiwa, tekat, atau niat dari individu yang diaplikasikan terhadap
bangsanya.
Orang yang menganut nasionalisme
hanya memiliki satu pandangan, yaitu negaranya. Sebagai contoh, Indonesia.
Indonesia menjadi satu tujuan nasionalisme dari seluruh penduduknya. Di dalam
lingkup negara Indonesia sendiri berkibar bendera suku yang beraneka ragam.
Namun, apabila sikap nasionalisme itu muncul dan berkembang dalam seluruh jiwa
penduduk Indonesia yang multikultural ini, maka tidak ada lagi pandangan
terhadap bendera kelompok yang berbau kesukuan tersebut. Tidak ada perbedaan
yang mencolok apabila nasionalisme itu sudah tumbuh dalam jiwa setiap rakyat
indonesia. Dan hal itu pula yang mendasari kekuatan suatu bangsa untuk lebih
maju. Apabila sikap nasionalisme individual terhadap negaranya mulai luntur,
maka akan ada kemungkinan bangsa itu terpecah-pecah karena lebih mementingkan
sisi individualis daripada mayoritas. Salah satu contoh yang dapat
diambil untuk membuktikan tingginya sikap nasionalisme suatu bangsa adalah
Indonesia dan Tim nasional sepak bolanya. Penduduk Indonesia begitu menghargai
perjuangan para pemain Timnas saat bermaindi apangan hijau, buktinya saja saaat
ada pertandingan Tinmas melawan Timnas negara lain, penduduk indonesia begitu
antusias untuk menjadi suporter, tidak mengenal umur, jenis kelamin, klan,
jabatan hingga strata. Apabila ada pertandingan, maka respon yang akan muncul
adalah sikap pembelaan dan dukungan yang antusias terhadap TimNas Indonesia.
Selain itu dengan adanya hal ini maka penduduk indonesia yang beraneka ragam
menjadi satu untuk mendukung tim yang mewakili Indonesia dan mengharumkan nama
garuda.
Tetapi sayangnya terhadap Pancasila
dan lagu kenegaraan, oleh sebagian generasi muda Indonesia, di sepelekan.
Sehingga, lirik dan cita-cita luhur yang dirumuskan sedemikian rupa oleh para
pendahulu, menjadi sebuah gumpalan lagu dan deretan kata-kata yang tidak
berarti maknanya, padahal untuk mencapai suatu kemerdekaan butuh perjuangan
yang berat untuk mencapainya. Dan hal tersebut sudah terjadi di kota-kota
besar dan merambat ke daerah yang lebih berbau ‘desa’ pada saat ini. Dan
hal ini terjadi karena kesadaran yang minim terhadap arti dari nasionalisme
sesungguhnya. Dalam menghargai kebudayaan sendiri saja hanya sebagian orang
orang yang peduli. karena kebanyakan generasi muda sekarang terlena dengan
teknologi yang membuat lunturnya rasa nasionalisme pada diri individu tersebut.
Dan contoh lain dari nasionalisme
yang bisa diambil adalah agama sebagai kepercayaan. Islam adalah contoh yang
baik untuk dijadikan sebuah panutan. Islam, salah satu agama yang ada di
Indonesia, memiliki penganut terbanyak. Setiap daerah selalu memiliki masjid,
mushola, surau, ataupun dangau kecil yang difungsikan untuk menunaikan
kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat. Apabila adzan dikumandangkan,
sikap dari individu yang menghargai dan menerapkan kepercayaannya dengan baik,
meresponnya dengan menghentikan segala aktifitas yang sedang dikerjakannya dan
bersegera mengambil air wudhu untuk menunaikan kewajibannya sebagai muslim,
yaitu sholat lima waktu. Sedangkan muslim yang memiliki tingkat kesadaran dan
kepercayaan yang minim, maka walaupun ada adzan dikumandangakan, hatinya tidak
akan tersentuh. Tidak ada respon yang berarti dari orang-orang itu terhadap
panggilan untuk menghadap dan memanjatkan rasa syukur terhadap Tuhannya, Allah
SWT. Mereka terus berkutat dengan aktivitas yang sedang dilakukannya.
Dari banyak contoh contoh ini kita dapat
mengerti arti sesungguhnya dari kata Nasionalisme bagi bangsa. Dengan persamaan nasib, keinginan dan cita-cita
menjadi satu bangsa dan membentuk negara, yang di yakini dapat melindungi,
menampung dan mewujudkan cita-cita bersama. Dengan begitu negara indonesia akan
menjadi negara yang maju, seperti yang dicita citakan sebagian rakyat
indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar