Memajukan
Pupuk Organik
R
Joko Prambudiyono
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Kompas
20 Maret 2015
Agapitus Tandi seorang guru SDN 9
Kecamatan Bukal, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Alih-alih untuk menghindar
tetapi justru mencelupkan tangan ke dalam air berwarna kekuningan dengan
permukaan berselaput putih itu.
Hal apa yang dimaksut dengan air
kekuningan dengan permukaan berselaput putih itu? Hal yang dimaksut diatas
merupakan air yang difermentasi dari cairan hasil pengolahan sejumlah bahan
untuk dijadikan pupuk sekaligus pestisida tanaman. Bahan apa saja yang
tercampur dalam cairan tersebut sehingga menimbulkan bau yang sangat busuk?
Aroma bau tak sedap ini merupakan kombinasi maut daun gamal, siput, dan bonggol
pisang, bahan tersebut dicampur dengan air beras, air kelapa dan gula.
Ramuan yang dibuat oleh Agapitus ini
belum ada nama bagi produk yang dikembangkannya di Desa Moho dalam tiga tahun
belakangan. Selang beberapa lama Agapitus memperkenalkan nama umum metode
organic loka (MOL). Fungsi dari MOL ini untuk membasmi hama, terutama hama
putih. MOL pisang untuk pertumbuhan, dan MOL siput untuk ketahanan dari
penyakit. Ketiganya dikombinasi dalam satu formula oleh Agapitus.
Dimana Agapitus mencari bahan-bahan
ini? Bahan-bahan yang difermentasi selama 21 hari tersebut amat berlimpah di
Modo, dan mungkin pula ditempat lain di Buol. Itu sebabnya Agapitus tidak perlu
jauh-jauh untuk mencari gamal yang menjadi tanaman pagar di perkembunan warga.
Bonggol pisang pun selalu tersedia. Sementara siput di Modo bukan binatang
asing. Sehingga semua mudah didapat dan dijumpai sehari-hari.
Maka dengan munculnya
Agapitus-Agapitus inilah limbah yang tadinya tidak terpakai dan hanya dipandang
sebelah mata. Akhirnya menjadikan pudi-pudi uang yang melipah dan dapat dipakai
oleh orang banyak di sekitar desa Modo. Agar hal ini terus berlanjut dan tidak
berhenti maka diadakanlah pelatihan dan
pembinaan salah satunya yang dilakukan oleh inisiasi pastor setempat pada awal
bulan Februari 2013. Selama 3 hari tim dari Jakarta melatih para petani di Desa
Modo dan sejumlah desa sekitarnya. Agapitus juga mengajak anak-anak sekolah
untuk belajar membuat pupuk ini. Agar harapannya mereka bisa menghasilkannya
dan memproduksi sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar