Rekonstruksi Persepsi Remaja Bermasalah Melalui Pembinaan Barak Militer Oleh Kang Dedi Mulyadi (KDM)
Ibnu Rafie Junaidi
24310420059
Psikologi Inovasi kelas SJ & SP
Fenomena perubahan perilaku remaja bermasalah di Jawa Barat melalui pendekatan yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) menjadi perbincangan luas di media sosial. KDM dikenal sebagai figur pemimpin yang berani mengambil langkah tidak biasa dalam menangani remaja denga perilaku menyimpang seperti merokok, membolos, berkelahi, hingga terlibat kenakalan lainnya. Berbeda dengan kebijakan umum yang memasukkan remaja bermasalah ke pesantren atau lembaga permasyarakatan, KDM justru menerapkan metode pembinaan berbentuk pelatihan intensid berbasis disiplin ala barak militer. Pendekatan ini menarik untuk dikaji melalui perspektif skema persepsi menurut Paul A. Bell sebagaimana dijelaskan dalam Patimah, Shinta dan Al-Adib (2024) serta Sarwono (1995), karena persepsi merupakan dasar lahirnya suatu perilaku yangkonsisten.
Menurut Paul A, Bell, persepsi terbentuk melalui proses seleksi, interpretasi, dan organisasi terhadap stimulus lingkungan. Persepsi seseorang terhadap dirinya maupun lingkungannya akan menentukan bagaimana ia bertindak. Pada kasus remaja yang 'unik' tersebut, lingkungan awal yang permisif, tidak terarah, dan kurang struktur telah membentuk persepsi bahwa tindakan yang mereka lakukan adalah bagian normal dari kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, perilaku negatif mereka muncul kerenan mengenai persepsi diri dan lingkungan sebelumnya tidak dibangun secara tepat. Di sinilah KDM melakukan intervensi yang lebih mendasar, bukan sekedar memberikan hukuman, tetapi mengubaj lingkukan tempat persepsi mereka terbentuk.
Barak militer yang dijadikan tempat oembinaan merupakan bentuk rekonstruksi lingkungan sosial yang baru. Lingkungan tersebut membangun susasana yang menuntut disiplin, keteraturan waktu, komitmen terhadap doa, kerja fisik, olahraga teratur, dan pengelolaan aktivitas harian yang konsisten. Melalui pembiasaaan lingkungan yang berbeda, persepsi remaja mulai mengalami pergeseran. Stimulus yang mereka terima berubah, yang dulunya bebas melakukan apa saja, kini mereka menyesuaikan diri dengan aturan yang jelas dan tegas. KDM tidak memaksakan perubahan dengan ancaman, melainkan proses habituasi yang berlangsung dalam ritme harian.
Orang tua menandatangani surat persetujuan bermaterai menunjukan bahwa proses berubahan tersebut disadari kesadaran kolektif. Dukungan keluarga memberikan legitimasi sosial sehinga remaja tidak sedang merasa dihukum, melainkan membimbing. Hal ini penting dalam membangu persepsi baru bahwa mereka adalah individu yang masih memeiliki kesempatan memperbaiki diri dan masa depan, Di sisi lain, struktur kegiatan yang berulag dan teratur memperkuat pembentukan kebiasaan baru, sesuai pandangan Sarwono (1995) bahwa perilaku yang dilakukan secara konsisten akan membentuk polayang stabil.
Setelah melalui proses pelathan tersebut, perubahan yang muncul bukan hanya dalam bentuk perilaku luar seperti berhenti merokok atau tidak membolos, tetapi juga pada tingkat motivasi diri. Remaja yang 'lulus' dari barak militer mampu merencanakan masa depan, memiliki tujuan yang ingin dicapai, dan mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri. Hal ini menunjukan bahwa persepsi diri mereka telah berubah dari yang awalnya merasa tidak mampu atau tidak peduli, menjadi individu yang memahami nilai kedisiplinan dan kontrol diri.
Dengan demikian, pendekatan KDM bukan hanya menciptakan perubahan perilaku sesaat, tetapi uga perubahan yang berakar dari persepsi internal remaja. Lingkungan baru yang ia ciptakan berperan sebagai media restruktur persepsi, yang kemudian menghasilkan kebiasaan baru dan identitas diri yang lebih positif. Pendekatan seperi ini menunjukan bahwa inovasi dalam pendidikan karakter tidak selalju harus mengandalkan hukuman atau pengekangan, tetapi dapat dilakukan melakui pembentukan pengalaman hidup yang bermakna dan konsisten.
Daftar Pustaka:
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.

0 komentar:
Posting Komentar