6.11.25

Essai 8 Ujian Tengah Semester Psikologi Inovasi


Nama: Chevani Irvine  

Nim: 25310420010 

Mata Kuliah : Ujian Tengah Semester Psikologi Inovasi (Essai ke-8)

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.

Persepsi menurut Paul A. Bell yaitu bagaimana individu berinteraksi dengan objek contoh stimulus atau lingkungan dan bagaimana respon yang muncul memengaruhi atau menimbulkan stress. Lalu dari  stress ini akan timbul 2 aksi yaitu adaptasi atau stress itu masih berlanjut.

Perilaku muncul sebagai tanggapan atas rangsang yang datang dari lingkunganya. Kondisi lingkungan yang ada di sekitar manusia akan di tangkap oleh indra reseptor manusia.sebagai suatu bentuk stimulus. Informasi yang ada di dalam pikiran manusia akan di koordinir dan di tafsir sehingga manusia dapat memahami lingkungan tersebut. (Sarwono, 1944).

Skema proses persepsi oleh Paul Bell

Objek-persepsi- diluar batas optimal (Homeostatis) -adaptasi

Objek- persepsi- diluar batas optimal(stress)-copinhg-efek lanjutan

Objek atau stimulus lingkungan yang di ciptakan KDM yaitu barak militer lingkungan baru yang tersruktur dan disiplin tinggi, jelas berbeda dari lingkungan lama yang mendukung kenakalan, tidak adanya peraturan.  

Lingkungan lama stimulus yang diterima oleh para remaja adalah nyaman, tidak ada tekanan, bebas sehingga berada di dalam batas homeostatis, dan berada di luar batas optimal dalam bentuk stimulus negatif. Sehingga di persepsikan sebagai norma atau jalan keluar seperti merokok dan berkelahi agar terlihat keren.

Lingkungan baru KDM menciptakan stimulus yang berada di luar batas optimal sehingga remaja akan stress tetapi stress di dalam konteks positif dan terarah seperti aturan yang kaku disiplin militer tidur, belajar dan makan, olahraga semua di atur., pembatasan untuk kegiatan negative tidak boleh merokok, dan membolos, serta tuntutan untuk menjaga kebersihan, berprestasi dan bekerjasama.

Lingkungan barak militer awalnya di persepsikan sebagai stimulus yang menimbulkan stress dan di luar batas optimal sehingga muncul ketidaknyamanan dan rasa terpaksa bagi para remaja. Tetapi stress ini menjadi stress yang positif karena memiliki harapan dan tujuan yang jelas remaja menjadi tahu apa yang di harapkan untuk dirinya, konsistensi sehingga tidak ada perilaku yang menyimpang, selama di berada di barak kebutuhan dasar remaja pun terpenuhi dari segi gizi, dan Pendidikan.

Penyesuian atau mekanisme coping selama berada di barak yang berada di luar batas optimal tetapi konsisten dan terarah  dengan beberapa tahap coping awal remaja akan mengalami perlawanan, keinginanan untuk kabur, setelahnya remaja akan mulai menggunakan mekanisme adaptasi karena tidak ada jalan keluar dan untuk mencari titik homeostatis keseimbangan atau kenyamanan di lingkungan baru remaja akan mencapainya dengan mengikuti jadwal, merapkan disiplin.

Efek lanjutan perubahan perilaku dan kebiasaan yaitu perilaku baru menjadi disiplin, beribadah, dan olahraga yang dilakukan berulang sebagai bentuk coping dan adjustment di dalam barak militer yang akhirnya membentuk kebiasaan. Perubahan persepsi lingkungan barak yang tadinya di persepsikan sebagai sumber stress yang negatif, mulai berubah persepsi menjadi lingkungan yang memiliki Batasan tertentu, homeostatis menjadi optimal karena memberikan rasa di hargai, Kesehatan dan mental menjadi lebih baik. Dan membentuk kebiasaan remaja yaitu dimana perilaku yang diulang terus menerus secara konsisten akan menjadi kebiasaan, dan kemudian akan menjadi identitas diri. Yang tadinya remaja adalah anak yang nakal atau sulit diatur karena persepsi dirinya telah berubah remaja akan menjadi pribadi yang disiplin dan terstuktur. Tindakan KDM yaitu memaksa perubahan perilaku kemudian mengubah persepsi.

Program Barak Militer KDM yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertujuan sebagai solusi atas maraknya kenakalan remaja dengan pendekatan kedisiplinan ala militer. Meskipun program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak masyarakat karena dianggap mampu membentuk karakter remaja yang lebih disiplin dan nasionalis, namun tetap menuai kritik, terutama dari sisi perlindungan hak anak dan efektivitas jangka Panjang dan program yang masih hanya terfokus di daerah perkotaan. Sehingga perlunya revisi kebijakan kearah yang lebih humanis dan pengembangan potensi secara menyeluruh.

 

Daftar Pustaka

Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.

https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI

Wicaksono, F., & Aziz, Y. M. A. (2025). Youth Leadership Development dalam Kebijakan Pendidikan Karakter: Analisis Konten Program Barak Militer di Jawa Barat. Konferensi Nasional Ilmu Administrasi9(1), 281-288.

 



0 komentar:

Posting Komentar