MATA KULIAH : PSIKOLOGI INOVASI
" MENJADI SURI TAULADAN MELALUI KETEKUNAN DAN RESILIENSI "
DOSEN PENGAMPU : Dr. ARUNDATI SHINTA , M.A.
Menjadi suri tauladan bukan hanya soal menjadi panutan
bagi orang lain, tetapi juga tentang bagaimana seseorang mampu menunjukkan
konsistensi dan keteguhan dalam menjalani nilai-nilai kebaikan. Dalam kehidupan
sehari-hari, menjadi teladan berarti menampilkan sikap positif, tanggung jawab,
dan semangat pantang menyerah. Dua sikap yang saling berkaitan dalam membentuk
kepribadian teladan adalah ketekunan dan resiliensi. Keduanya menjadi fondasi
penting dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dalam belajar, bekerja,
maupun berinteraksi dengan lingkungan sosial.
Ketekunan merupakan kemampuan untuk terus berusaha mencapai tujuan meskipun menghadapi hambatan dan kegagalan. Orang yang tekun tidak mudah menyerah, karena ia memahami bahwa setiap proses membutuhkan waktu dan kesabaran. Dalam kehidupan saya sendiri, ketekunan sering kali menjadi kunci untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik. Misalnya, ketika menghadapi tugas kuliah yang sulit, saya berusaha tetap fokus dan berkomitmen menyelesaikannya dengan usaha maksimal. Ketekunan adalah salah satu nilai karakter utama yang perlu dikembangkan untuk menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat serta membentuk pribadi yang mandiri dan tangguh.
Namun, ketekunan tidak akan berarti tanpa resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit dari kegagalan dan tetap berpikir positif dalam menghadapi tekanan. Individu yang resilien tidak melihat kegagalan sebagai akhir dari segalanya, melainkan sebagai pelajaran untuk memperbaiki diri. Dalam kehidupan saya, sikap ini sering kali diuji ketika hasil yang saya capai tidak sesuai dengan harapan. Alih-alih putus asa, saya mencoba untuk menilai kembali kesalahan dan memperbaikinya. Resiliensi membantu seseorang untuk mengembangkan pola pikir tangguh, percaya diri, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan yang tidak terduga.
Ketekunan dan resiliensi memiliki hubungan yang sangat
erat. Ketekunan menjaga seseorang agar terus berusaha mencapai tujuan,
sementara resiliensi membantu menghadapi kegagalan dengan sikap positif. Orang
yang tekun tapi tidak resilien akan mudah patah semangat ketika menghadapi
rintangan. Sebaliknya, orang yang resilien tanpa ketekunan mungkin mampu
bangkit, tetapi kurang konsisten dalam mempertahankan usaha. Karena itu, kedua
nilai ini harus berjalan beriringan agar seseorang mampu menjadi teladan yang
tangguh dan inspiratif. Dalam dunia kerja maupun kehidupan sosial, pribadi yang
tekun dan resilien sering kali menjadi panutan karena mampu menunjukkan
komitmen, kesabaran, dan kemampuan menghadapi kesulitan tanpa kehilangan arah.
Sebagai individu yang ingin menjadi suri tauladan,
saya berusaha menumbuhkan kedua nilai ini dalam kehidupan sehari-hari. Ketika
menghadapi situasi sulit, saya belajar untuk tidak mudah menyerah dan tetap
berpikir positif. Saya juga berusaha konsisten terhadap hal-hal kecil seperti
datang tepat waktu, menyelesaikan tanggung jawab dengan baik, serta bersikap
sabar dalam menghadapi orang lain. Dengan begitu, saya percaya bahwa diri saya
dapat menjadi contoh bagi lingkungan sekitar - bukan karena kesempurnaan,
tetapi karena keteguhan untuk terus belajar, berjuang, dan berbuat baik.
Menjadi suri tauladan bukanlah tujuan akhir, melainkan
proses panjang yang harus dijalani dengan ketekunan dan resiliensi. Melalui dua
nilai ini, saya belajar bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk
bertumbuh. Saat seseorang mampu menunjukkan keteguhan dan daya tahan dalam
menghadapi kesulitan, ia bukan hanya membangun dirinya sendiri, tetapi juga
menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Itulah makna sejati
menjadi suri tauladan: memberi contoh melalui tindakan nyata dan ketulusan hati.
Link Publikasi Video :
Tips Ketekunan :
https://youtube.com/shorts/9E8l5dMJi9o?si=KTnOlOlOyGI-36LV
Tips Resiliensi :
https://youtube.com/shorts/MX_dftVCdoI?si=lrq0rJNCGZIv7kXZ
Daftar Pustaka
Kemendikbudristek. (2023). Ketekunan dalam
Profil Pelajar Pancasila.
Universitas Gadjah Mada. (2022).
Pentingnya Resiliensi dalam Kehidupan Sehari-hari.
