3.11.25

Essai 2 Wawancara tentang Disonansi Kognitif

Tugas Psikologi Inovasi


Oleh :
Ade Satria Kurniawan 23310410065
Dosen Pengampu Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA

Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Tahun 2025 

Dua Sisi Kehidupan
“Ketika Gaya Hidup Sehat Bertemu dengan Kebiasaan Buruk"

                Berlari adalah salah satu bentuk olahraga yang paling sederhana dan efektif untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Banyak orang yang menikmati berlari sebagai bagian dari gaya hidup sehat mereka. Namun, apa yang terjadi ketika seseorang yang gemar berlari juga memiliki kebiasaan buruk seperti merokok? tulisan ini akan membahas tentang kehidupan seseorang yang memiliki dua sisi yang kontras,  gemar berlari, tetapi juga merokok.

                Sebut saja namanya Joni (bukan nama sebenernya), seorang pria berusia 25 tahun yang gemar berlari. Joni telah berlari selama lebih dari 2 tahun belakang dan telah menyelesaikan beberapa event maraton. Ia menikmati berlari sebagai cara untuk melepaskan stres dan meningkatkan kesehatannya. Namun, di sisi lain, Joni juga memiliki kebiasaan merokok yang telah berlangsung selama lebih dari 5 tahun.

           Berikut kutipan wawancara saya dangan Joni di salah satu stadion Jogja :

                Saya : Selamat pagi, terima kasih telah bersedia diwawancarai. Bisa Anda ceritakan sedikit tentang diri Anda dan bagaimana Anda bisa memiliki dua kebiasaan yang kontras, yaitu berlari dan merokok?
      
                Joni : Selamat pagi, Nama saya Joni, saya berusia 25 tahun. Saya sudah berlari selama lebih dari 2 tahun dan telah menyelesaikan beberapa event maraton. Namun, saya juga memiliki kebiasaan merokok yang telah berlangsung selama lebih dari 5 tahun.

                Saya : Bagaimana Anda bisa memiliki dua kebiasaan yang kontras seperti itu? Apakah Anda merasa bahwa berlari dan merokok memiliki dampak yang berbeda pada hidup Anda?

 

                Joni : Ya, saya merasa bahwa berlari membuat saya merasa lebih sehat dan lebih bahagia. Namun, merokok adalah kebiasaan yang saya nikmati, meskipun saya sadar itu tidak baik untuk kesehatan saya. Saya merasa bahwa merokok membantu saya melepaskan stres dan menikmati waktu luang saya.

                Saya : Apakah Anda pernah merasa bersalah atau khawatir tentang dampak merokok terhadap kesehatan Anda, terutama karena Anda juga berlari?

                Joni : Ya, saya sering kali merasa bersalah dan khawatir tentang dampak merokok terhadap kesehatan saya. Saya tahu bahwa merokok dapat membahayakan kesehatanku, dan itu membuat saya merasa tidak konsisten dengan gaya hidup sehat yang saya jalani.

                Saya : Apakah Anda pernah mencoba berhenti merokok? Apa yang membuat Anda sulit untuk berhenti?
        
                Joni : Ya, saya sudah mencoba berhenti merokok beberapa kali, tapi saya selalu gagal. Saya merasa bahwa merokok telah menjadi bagian dari rutinitas saya dan sulit untuk dihilangkan. Saya juga merasa bahwa merokok membantu saya melepaskan stres dan menikmati waktu luang saya.
        
                Saya : Apa yang Anda pikir perlu dilakukan untuk membantu Anda berhenti merokok?
        
                Joni : Saya pikir saya perlu memiliki motivasi yang kuat untuk berhenti merokok. Saya juga perlu mencari alternatif lain untuk melepaskan stres dan menikmati waktu luang saya. Saya berharap bahwa dengan memiliki dukungan dan motivasi yang tepat, saya dapat berhenti merokok dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
        
                Dari kutipan wawancara di atas Joni sadar bahwa merokok adalah kebiasaan buruk yang dapat membahayakan kesehatannya. Ia sering kali merasa bersalah dan khawatir tentang dampak merokok terhadap tubuhnya. Namun, Joni juga merasa bahwa merokok adalah salah satu cara untuk melepaskan stres dan menikmati waktu luangnya.

                Merokok dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, dan gangguan pernapasan. Bagi seseorang yang gemar berlari seperti Joni, merokok dapat mengurangi manfaat yang diperoleh dari olahraga. Merokok juga dapat mengurangi kapasitas paru-paru dan meningkatkan risiko cedera. 

                 Joni telah mencoba untuk berhenti merokok beberapa kali, tetapi selalu gagal. Ia merasa bahwa merokok telah menjadi bagian dari rutinitasnya dan sulit untuk dihilangkan. Namun, Joni juga sadar bahwa kesehatannya adalah prioritas utama dan ia perlu membuat perubahan.

                Kisah Joni ini mengalami disonansi kognitif, yaitu ketidakcocokan antara apa yang ia ketahui dan apa yang ia lakukan. Ia tahu bahwa merokok berbahaya, tetapi tetap merokok karena merasa nyaman secara emosional. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki dua sisi kehidupan yang kontras tidaklah mudah. Namun, dengan kesadaran dan kemauan untuk berubah, seseorang dapat membuat perubahan positif dalam hidupnya. Bagi Joni, berhenti merokok adalah langkah pertama untuk meningkatkan kesehatannya dan mencapai tujuan hidupnya. Bagi kita, kita dapat belajar dari kisah Joni dan membuat pilihan yang lebih sehat dalam hidup kita.

 

 

 

 


0 komentar:

Posting Komentar