17.7.25

ESSAI 4 - PARTISIPASI LOMBA

Di Buat Kamis, 17 Juli 2025 

MENEMUKAN KEPERCAYAAN DIRI LEWAT FASHION DAN TULISAN



Nama : Satifa Sintya Fadilah
Kelas : Psikologi SJ
NIM : 23310410059

MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
FAKULTAS PSIKOLOGI
TAHUN AJARAN 2024

DOSEN PENGAMPU : 
Dr. ARUNDATI SHINTA,M.A


Mengikuti lomba bukan hanya tentang menang atau kalah. Terkadang, pengalaman selama prosesnya justru lebih berharga dari hasil akhir. Inilah yang saya rasakan ketika berkesempatan mengikuti dua jenis lomba yang sangat berbeda: lomba fashion show dan lomba menulis surat untuk diri sendiri di masa depan. Dua kegiatan ini membuka ruang refleksi sekaligus memberikan pengalaman baru yang memperkuat kepercayaan diri saya, baik secara pribadi maupun profesional.

Lomba fashion show merupakan lomba yang diselenggarakan oleh perusahaan tempat saya bekerja. Lomba ini menjadi satu-satunya ajang yang diadakan bersamaan dengan acara syawalan kantor, yang berlokasi di sebuah ballroom hotel mewah di kota kami. Tema lomba kali ini adalah pakaian muslim, sehingga para peserta ditantang untuk menampilkan busana muslim yang elegan, sopan, dan penuh makna. Awalnya saya sempat ragu untuk mendaftar. Saya bukan seorang model dan tidak terbiasa berjalan di atas panggung, apalagi di depan banyak orang. Namun dorongan dari rekan-rekan satu tim membuat saya memberanikan diri untuk mencoba.

Salah satu hal yang membuat pengalaman ini terasa istimewa adalah dukungan penuh dari tim saya di kantor. Kami membagi peran dengan kompak dan penuh semangat. Ada yang mencarikan busana muslim yang sesuai dengan tema, ada yang mencari pasangan untuk tampil bersama saya, sementara yang lain mengurus aksesori, properti tambahan, hingga menyusun konsep penampilan secara keseluruhan. Meskipun hanya saya yang tampil di atas panggung, sebenarnya seluruh timlah yang berperan besar di balik layar. Saya merasa tidak sendirian, dan hal ini memberi saya kekuatan untuk melangkah dengan percaya diri.

Ketika hari perlombaan tiba, saya mengenakan busana terbaik yang telah disiapkan. Perasaan gugup tak bisa dihindari, tapi sorakan dan tepuk tangan dari teman-teman memberikan semangat tambahan. Saat melangkah di atas catwalk yang disulap dari ballroom hotel, saya merasa bangga. Tidak karena saya tampil sempurna, tetapi karena saya berani keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru. Meskipun pada akhirnya saya tidak memenangkan lomba, saya pulang dengan hati yang hangat dan perasaan puas. Saya mendapatkan keberanian, pengalaman baru, dan yang paling penting: kepercayaan diri.

Beberapa waktu setelah itu, saya mengikuti lomba menulis surat untuk diri sendiri di masa depan. Lomba ini diselenggarakan secara online dan terbuka bagi siapa pun yang ingin berpartisipasi. Berbeda dengan lomba fashion show yang penuh keramaian, proses menulis surat ini justru sangat sunyi dan reflektif. Saya mengawali prosesnya dengan merenung cukup lama. Saya bertanya pada diri sendiri: hal apa yang ingin saya sampaikan pada versi diri saya di masa depan? Apa yang ingin saya inginkan, dan harapan apa yang ingin saya titipkan?

Untuk mencari inspirasi, saya membuka kembali buku diary yang sudah lama tersimpan dan menelusuri folder-folder lama di laptop. Beberapa catatan masa lalu membawa saya pada satu benang merah: impian saya untuk menjelajahi dunia. Maka, saya mulai menulis surat untuk diri saya di masa depan, berisi harapan agar suatu hari nanti saya bisa mengunjungi banyak negara, mengenal budaya yang berbeda, dan melihat dunia dengan lebih luas. Surat itu saya tulis dengan jujur, apa adanya, seperti berbicara dengan sahabat lama. Proses menulis ini terasa sangat pribadi, dan sekaligus menyentuh.

Melalui kedua lomba tersebut, saya belajar bahwa percaya pada diri sendiri bukanlah sesuatu yang datang secara instan. Kadang kita perlu keluar dari zona nyaman, membuka ruang baru, dan mengambil kesempatan meskipun awalnya terasa ragu. Saya mungkin tidak memenangkan piala dari kedua lomba ini, tapi saya mendapatkan sesuatu yang lebih penting: keberanian untuk mencoba dan kebijaksanaan dari proses yang saya jalani. Dari berjalan di atas panggung dengan gaun muslimah, hingga menuliskan harapan terdalam untuk masa depan, saya menemukan versi diri saya yang lebih percaya diri, lebih terbuka, dan lebih siap menghadapi tantangan hidup.

Kepercayaan diri tidak selalu dibangun dari pencapaian besar. Ia tumbuh dari setiap langkah kecil yang kita ambil dengan penuh keberanian. Baik di atas panggung maupun dalam selembar surat, saya belajar untuk lebih mencintai dan menghargai diri sendiri. Dan itu, menurut saya, adalah kemenangan yang sesungguhnya.



0 komentar:

Posting Komentar