PERUBAHAN DIRI : LANGKAH KECIL UNTUK MENJADI VERSI TERBAIK
DIRI
Dosen Pengampu : Dr.,
Dra. ARUNDHATI SHINTA, MA
Rafiqoh Novembria (22310410181)
Kelas : SP
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Perubahan adalah langkah sadar yang kita ambil untuk
menjadi pribadi yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya atau bisa dikata
versi terbaik kita. Perubahan ini juga bisa terjadi dalam berbagai aspek
kehidupan yaitu bisa dari gaya hidup, pola pikir, hingga sistem lingkungan
dimana kita tinggal. Nah, dalam esai ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang
perubahan diri yang saya alami, bukan dalam bentuk yang besar dan dramatis,
melainkan melalui kebiasaan kecil yang saya bangun secara konsisten.
Tentunya seperti kita ketahui banyak orang masih
mengira bahwa perubahan diri adalah sesuatu yang tampak secara fisik, seperti
mengganti pakaian atau merias wajah. namun sejatinya perubahan diri yang
sebenarnya berasal dari dalam diri kita melalui rutinitas sederhana yang
membentuk cara kita berpikir, merasakan, dan bertindak. Saya menyadari bahwa
perubahan bisa dimulai dari hal sesederhana berjalan kaki secara rutin.
Pada awalnya, saya ragu apakah saya mampu
mempertahankan kebiasaan ini. Tidak ada teman untuk berjalan bersama, rasa
malas kerap datang, dan pikiran negatif seperti, “Apakah ini akan sia-sia?”
sempat membayangi. Namun saya menyadari, bahwa saya harus memulainya dari
sekarang atau tidak sama sekali. Maka dari itu, saya mengajak adik saya dan
memulai langkah pertama.
Pada minggu pertama, saya berjalan kaki bersama adik
saya mengelilingi Stadion Manahan selama empat putaran dari pukul 16.00 hingga
18.00. Rasanya sangat melelahkan dan kaki saya pun terasa pegal yang luar
biasa. Namun, saya memilih untuk tidak menyerah.
Di minggu kedua, saya kembali berjalan di tempat yang
sama, menambah jumlah putaran dari yang
sebelumnya 4 kali putaran menjadi lima kali. Meski tubuh masih terasa berat,
saya mulai melihat bahwa tubuh perlahan menyesuaikan diri. Nafas mulai lebih
stabil, dan saya mulai menikmati prosesnya.
Seiring waktu, berjalan kaki berubah dari aktivitas
yang membosankan menjadi waktu yang saya nantikan. kebiasan ini membuat saya
menyadari bahwa saya memang butuh melakukan perubahan kecil ini, selain itu hal
ini juga, membantu saya dalam membantu pikiran saya lebih fresh dan tenang.
Dari perubahan kecil ini, saya belajar
mengelola pikiran dan tubuh secara lebih sadar.perubahan kecil yang saya
lakukan ini sangat sesuai dalam teori Self-Regulation dari Albert Bandura.
Menurut teori ini, perubahan perilaku terjadi melalui proses pengamatan
terhadap diri sendiri (self-observation), penetapan tujuan (goal setting),
pemantauan kemajuan (self-monitoring), dan pemberian penghargaan terhadap diri
sendiri (self-reinforcement). Saya melakukan perubahan kecil ini dimulai
dengan menetapkan target mingguan yang
sudah saya buat di dalam note yang ada di hp saya setelah itu dalam melakukan
perubahan ini saya juga tidak lupa memantau jarak tempuh / lamgkah kaki saya melalui
aplikasi pemantuan langkah yang ada di jam dan terkadnag saya menggunakan
aplikasi di HP, dan tudak lupa juga saya memberi apresiasi pada diri saat berhasil
mencapai dengan membeli makanan yang saya sukai.
Selain itu,kebiasan
yang saya lakukan ini sesuai dalam teori mengenai tahapan dalam
Transtheoretical Model of Change (Prochaska & DiClemente, 1983), yang
menjelaskan bahwa perubahan berlangsung melalui beberapa fase: Prekontemplasi
(belum sadar pentingnya perubahan), Kontemplasi, Persiapan , Aksi dan
Pemeliharaan. Saya menyadari telah melalui tahapan tersebut: mulai dari ragu
dan mempertimbangkan, lalu mulai mencoba, hingga kini menjaga konsistensinya.
Pada minggu ketiga, saya melakukan jalan pagi hari
mulai pukul 07.00–09.00. Saya merasakan tubuh lebih segar, napas lebih panjang,
dan pikiran lebih jernih. Hal ini semakin menguatkan keyakinan saya bahwa
perubahan kecil yang konsisten jauh lebih berdampak daripada perubahan besar
yang hanya sesaat.
Pada minggu keempat dan seterusnya, saya mulai
berjalan di luar stadion. Ternyata suasana di luar lebih menyenangkan: lalu
lintas lebih lengang, udara lebih bersih, dan saya bisa melihat berbagai
aktivitas pagi yang menenangkan seperti tukang sayur yang menjajakan sayuranya,
warung pagi yang sudah muali buka dan suara burung yang berkicau. Sesekali,
saya juga ikut Car Free Day dan berjalan kaki dari pukul 06.30 hingga 08.30.
Semua ini pengalaman dan rutinitas baru bagi saya .
Dari kebiasaan
ini, saya belajar bahwa pikiran negatif yang sempat saya miliki di awal
hanyalah ilusi yang membatasi diri dan membuat saya takut untuk memulainya.
Ternyata, perubahan tidak selalu membutuhkan langkah besar. melainkan dengan
melakukan satu langkah kecil yang dilakukan secara konsisten dan juga niat,
maka kita sudah mulai untuk jalan menuju diri kita yang lebih baik.
Akhirnya, saya menyadari bahwa perubahan diri juga
merupakan wujud rasa syukur kita kepada tubuh yang sehat dan kepada Tuhan yang
telah memberi kesempatan untuk tumbuh. Melalui kebiasaan ini, saya belajar
mencintai diri sendiri, menjaga kesehatan, dan berkomitmen untuk terus
berkembang.
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
|
|
W |
62 |
65 |
66 |
67 |
69 |
70 |
75 |
60 |
72 |
75 |
75 |
|
J |
2,8 |
3,5 |
3,9 |
3,9 |
4,0 |
4,3 |
4,5 |
4,0 |
4,5 |
4,8 |
5,0 |
DAFTAR
PUSTAKA
Bandura, A.
(1991). Social cognitive theory of self-regulation. Organizational
Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 248–287.
https://doi.org/10.1016/0749-5978(91)90022-L
Prochaska,
J. O., & DiClemente, C. C. (1983). Stages and processes of self-change
of smoking: Toward an integrative model of change. Journal of Consulting
and Clinical Psychology, 51(3), 390–395.
https://doi.org/10.1037/0022-006X.51.3.390
0 komentar:
Posting Komentar