ESAI 3 PSIKOLOGI INOVASI
BERPERILAKU INOVATIF
DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA
DARI JELANTAH MENJADI CAHAYA : LILIN SOUVERNIR INOVATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN
S. Febryan Nugroho / 22310410155
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Juli 2025
Sebagai bentuk konkret perilaku inovatif, saya memilih untuk mengolah minyak jelantah, limbah rumah tangga yang sering dianggap menjijikkan, menjadi lilin souvenir yang cantik dan berguna. Selain ramah lingkungan, produk ini juga menjadi simbol inovasi pada hal-hal dianggap tidak bermanfaat.
Permasalahan lingkungan akibat pembuangan minyak jelantah sembarangan telah lama menjadi perhatian saya. Minyak bekas ini bisa mencemari air tanah dan merusak saluran pembuangan. Melalui produk lilin dari Jelantah ini, saya ingin menunjukkan bahwa sampah tidak selalu berarti akhir, melainkan bisa menjadi awal dari sesuatu yang bernilai.
Bahan-bahan yang harus saya siapkan meliputi kompor, panci, sendok, gelas kaca, sumbu lilin, tusuk gigi, minyak jelantah, stearin (bahan utk mengeraskan minyak), dan krayon.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Minyak jelantah disaring agar bebas dari sisa makanan. Kemudian dipanaskan.
2. Tambahkan stearin dan krayon sambil tetap dipanaskan hingga tercampur.
3. Siapkan gelas dengan sumbu di tengahnya.
4. Setelah dingin, tuangkan ke dalam gelas kaca kecil. Diamkan selama +- 15 menit hingga minyak mengeras.
5. Warna dan lapisan dibuat menarik, meskipun tanpa pewangi buatan.
Awalnya, saya skeptis karena lilin umumnya memakai wax dan parfum. Namun, saya menemukan bahwa dengan teknik penyaringan yang baik dan penambahan bahan yang tepat, minyak jelantah bisa menghasilkan lilin tanpa bau tengik, bahkan tetap estetik meski tanpa aroma.
Produk ini saya promosikan melalui media sosial sebagai “Lilin Jelantah Inovatif – Cahaya dari Sampah” seharga Rp 10.000. Bisa dipesan di Tiktok melalui tautan berikut: https://vt.tiktok.com/ZSBGVYutU/
Dari sudut pandang psikologi inovasi, proyek ini adalah cara saya menjawab masalah nyata, yaitu limbah minyak jelantah, dengan cara yang kreatif dan fleksibel. Saya menggunakan cara berpikir yang disebut problem solving divergent, yaitu mencari berbagai kemungkinan kegunaan dari barang bekas, bukan hanya satu jawaban saja. Ide ini muncul setelah saya merenung dan memperhatikan kebiasaan banyak orang, termasuk saya sendiri, yang sering membuang minyak goreng bekas begitu saja.
Produk ini bukan hanya sekadar barang, tetapi juga bentuk kepedulian saya terhadap lingkungan. Inovasi ini lahir dari rasa tanggung jawab dan keinginan untuk memberi arti baru pada limbah. Saya percaya bahwa hal-hal kecil seperti ini bisa jadi awal perubahan besar.

0 komentar:
Posting Komentar