22.5.25

UTS PSIKOLOGI INOVASI_HIDAYAT_23310410052

 UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDHATI SHINTA, MA




Hidayat (23310410052)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Analisis Kegagalan Intervensi Kang Dedi Mulyadi terhadap Ayu Aryanti: Peran Motivasi Internal dan Eksternal dalam Perubahan Diri

 

Permasalahan

            Kisah Ayu Aryanti dan intervensi Kang Dedi Mulyadi (KDM) menggambarkan kompleksitas perubahan perilaku individu meskipun diberikan dukungan materi dan sosial yang besar. KDM berupaya mengubah Ayu dari remaja introvert dan kurang berdaya menjadi pribadi yang mandiri, berpendidikan, dan berorientasi masa depan. Namun, setelah dua tahun, Ayu memilih kembali ke kehidupan sederhana sebagai penjual makaroni, menolak kesempatan pendidikan tinggi atau karier yang lebih baik. Dalam Kasus ini memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pendekatan KDM, peran motivasi internal vs. eksternal, serta strategi yang lebih tepat untuk mendorong perubahan positif.

1 ).  Kekurangan Intervensi KDM

            Intervensi KDM bersifat top-down dan terlalu mengandalkan reward eksternal (uang, fasilitas, dukungan materi). Pendekatan ini mengabaikan faktor psikologis mendasar seperti motivasi intrinsik Ayu. KDM mungkin tidak sepenuhnya memahami kebutuhan emosional dan nilai-nilai pribadi Ayu, seperti kedekatannya dengan keluarga atau ketakutan akan perubahan drastis. Selain itu, intervensi ini terlalu terstruktur—Ayu dipaksa mengikuti keinginan KDM (seperti menjadi polisi atau kuliah) tanpa diberi ruang untuk mengeksplorasi minatnya sendiri. Akibatnya, meski lingkungannya berubah, pola pikir Ayu tetap tidak berkembang karena tidak ada internalisasi nilai-nilai baru.

2 ). Solusi sebagai Asisten KDM

            Sebagai asisten KDM, saya akan menerapkan pendekatan partisipatif dan berbasis kebutuhan individu. Pertama, dialog intensif dengan Ayu untuk memahami ketakutannya, misalnya melalui konseling atau pendampingan psikologis. Kedua, memberi pilihan yang realistis, misalnya melanjutkan pendidikan sambil membantu usaha keluarga, atau magang di bidang akuntansi sesuai latar belakang SMK-nya. Ketiga, melibatkan keluarga Ayu dalam proses perubahan, karena dukungan orang tua bisa menjadi motivasi eksternal yang lebih kuat daripada insentif materi dari KDM.

3 ). Solusi sebagai Ayu

            Jika menjadi Ayu, saya akan memanfaatkan fasilitas KDM untuk pendidikan yang sesuai passion, misalnya mengambil kursus akuntansi atau kewirausahaan sambil tetap membantu usaha keluarga. Saya juga akan berkomunikasi terbuka dengan KDM tentang ketidaknyamanan terhadap tuntutan yang terlalu tinggi, serta mencari mentor yang bisa membimbing tanpa memaksakan kehendak. Dengan begitu, saya bisa mencapai kemandirian tanpa merasa terasing dari akar keluarga.

4 ). Solusi sebagai Orang Tua Ayu

            Orang tua Ayu seharusnya tidak hanya merestui intervensi KDM, tetapi juga aktif mendorong Ayu untuk memanfaatkan peluang. Misalnya, meyakinkan Ayu bahwa pendidikan tinggi tidak berarti meninggalkan keluarga, melainkan alat untuk meningkatkan taraf hidup bersama. Orang tua juga bisa menjadi jembatan komunikasi antara Ayu dan KDM, membantu Ayu mengartikulasikan keinginannya tanpa rasa takut.

5 ). Pertarungan Motivasi Internal vs. Eksternal

            Menurut Ellerman (2024), motivasi internal (keinginan pribadi) lebih kuat dalam perubahan jangka panjang, sementara motivasi eksternal (reward/hukuman) hanya efektif sementara. Pada kasus Ayu, KDM mengandalkan motivasi eksternal (uang, fasilitas), tetapi gagal membangun kesadaran Ayu akan pentingnya perubahan. Motivasi internal Ayu (loyalitas pada keluarga, ketakutan akan kegagalan) justru lebih dominan. Solusinya adalah kombinasi kedua motivasi: misalnya, memberikan insentif yang terkait dengan nilai-nilai Ayu (beasiswa untuk membantu usaha orang tua), sementara secara bertahap membangun mindset progresif melalui mentoring.

Kesimpulan

Kegagalan intervensi KDM terjadi karena pendekatan yang terlalu materialistis dan tidak menyentuh aspek psikologis Ayu. Perubahan berkelanjutan membutuhkan keseimbangan antara dukungan eksternal dan penguatan motivasi internal. Dalam kasus seperti Ayu, pendekatan humanis yang melibatkan dialog, pilihan mandiri, dan dukungan keluarga akan lebih efektif daripada transformasi yang dipaksakan.


Daftar Pustaka :

Azis, A. L. (2017). Pengaruh motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap prestasi belajar ekonomi bisnis kelas X peserta didik kelas X di SMKN 4 Makassar (Doctoral dissertation, Pascasarjana).

Supinta, H. O. A. (2021). Pengaruh Reward Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pekanbaru. Riau: Kepustakaan UIN SULTAN SYARIF KASIM.

Rambe, N. M. (2019). Peran Keluarga Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.




0 komentar:

Posting Komentar