UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDHATI SHINTA, MA
Analisis
Kegagalan Intervensi Kang Dedi Mulyadi terhadap Ayu Aryanti: Peran Motivasi
Internal dan Eksternal dalam Perubahan Diri
Permasalahan
Kisah Ayu Aryanti
dan intervensi Kang Dedi Mulyadi (KDM) menggambarkan kompleksitas perubahan
perilaku individu meskipun diberikan dukungan materi dan sosial yang besar. KDM
berupaya mengubah Ayu dari remaja introvert dan kurang berdaya menjadi pribadi
yang mandiri, berpendidikan, dan berorientasi masa depan. Namun, setelah dua
tahun, Ayu memilih kembali ke kehidupan sederhana sebagai penjual makaroni,
menolak kesempatan pendidikan tinggi atau karier yang lebih baik. Dalam Kasus
ini memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pendekatan KDM, peran motivasi
internal vs. eksternal, serta strategi yang lebih tepat untuk mendorong
perubahan positif.
1
). Kekurangan Intervensi KDM
Intervensi KDM
bersifat top-down dan terlalu mengandalkan reward eksternal (uang, fasilitas,
dukungan materi). Pendekatan ini mengabaikan faktor psikologis mendasar
seperti motivasi intrinsik Ayu. KDM mungkin tidak sepenuhnya memahami
kebutuhan emosional dan nilai-nilai pribadi Ayu, seperti kedekatannya dengan
keluarga atau ketakutan akan perubahan drastis. Selain itu, intervensi
ini terlalu terstruktur—Ayu dipaksa mengikuti keinginan KDM (seperti
menjadi polisi atau kuliah) tanpa diberi ruang untuk mengeksplorasi minatnya
sendiri. Akibatnya, meski lingkungannya berubah, pola pikir Ayu tetap tidak
berkembang karena tidak ada internalisasi nilai-nilai baru.
2
). Solusi sebagai Asisten KDM
Sebagai asisten
KDM, saya akan menerapkan pendekatan partisipatif dan berbasis
kebutuhan individu. Pertama, dialog intensif dengan Ayu untuk
memahami ketakutannya, misalnya melalui konseling atau pendampingan psikologis.
Kedua, memberi pilihan yang realistis, misalnya melanjutkan pendidikan
sambil membantu usaha keluarga, atau magang di bidang akuntansi sesuai latar
belakang SMK-nya. Ketiga, melibatkan keluarga Ayu dalam proses
perubahan, karena dukungan orang tua bisa menjadi motivasi eksternal yang lebih
kuat daripada insentif materi dari KDM.
3
). Solusi sebagai Ayu
Jika menjadi Ayu,
saya akan memanfaatkan fasilitas KDM untuk pendidikan yang sesuai passion,
misalnya mengambil kursus akuntansi atau kewirausahaan sambil tetap membantu
usaha keluarga. Saya juga akan berkomunikasi terbuka dengan KDM tentang ketidaknyamanan
terhadap tuntutan yang terlalu tinggi, serta mencari mentor yang bisa
membimbing tanpa memaksakan kehendak. Dengan begitu, saya bisa mencapai
kemandirian tanpa merasa terasing dari akar keluarga.
4
). Solusi sebagai Orang Tua Ayu
Orang tua Ayu
seharusnya tidak hanya merestui intervensi KDM, tetapi juga aktif
mendorong Ayu untuk memanfaatkan peluang. Misalnya, meyakinkan Ayu bahwa
pendidikan tinggi tidak berarti meninggalkan keluarga, melainkan alat untuk
meningkatkan taraf hidup bersama. Orang tua juga bisa menjadi jembatan
komunikasi antara Ayu dan KDM, membantu Ayu mengartikulasikan keinginannya
tanpa rasa takut.
5
). Pertarungan Motivasi Internal vs. Eksternal
Menurut Ellerman
(2024), motivasi internal (keinginan pribadi) lebih kuat dalam perubahan jangka
panjang, sementara motivasi eksternal (reward/hukuman) hanya efektif sementara.
Pada kasus Ayu, KDM mengandalkan motivasi eksternal (uang, fasilitas), tetapi
gagal membangun kesadaran Ayu akan pentingnya perubahan. Motivasi internal
Ayu (loyalitas pada keluarga, ketakutan akan kegagalan) justru lebih dominan.
Solusinya adalah kombinasi kedua motivasi: misalnya, memberikan insentif
yang terkait dengan nilai-nilai Ayu (beasiswa untuk membantu usaha orang tua),
sementara secara bertahap membangun mindset progresif melalui mentoring.
Kesimpulan
Kegagalan
intervensi KDM terjadi karena pendekatan yang terlalu materialistis dan tidak
menyentuh aspek psikologis Ayu. Perubahan berkelanjutan membutuhkan
keseimbangan antara dukungan eksternal dan penguatan motivasi internal. Dalam
kasus seperti Ayu, pendekatan humanis yang melibatkan dialog, pilihan mandiri,
dan dukungan keluarga akan lebih efektif daripada transformasi yang dipaksakan.
Daftar
Pustaka :
Azis,
A. L. (2017). Pengaruh motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
terhadap prestasi belajar ekonomi bisnis kelas X peserta didik kelas X di SMKN
4 Makassar (Doctoral dissertation, Pascasarjana).
Supinta,
H. O. A. (2021). Pengaruh Reward Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pekanbaru. Riau:
Kepustakaan UIN SULTAN SYARIF KASIM.
Rambe,
N. M. (2019). Peran Keluarga Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.

0 komentar:
Posting Komentar