22.5.25

UTS PSIKOLOGI INOVASI S. Febryan Nugroho / 22310410155

UTS PSIKOLOGI INOVASI

S. Febryan Nugroho / 22310410155

Kelas : SJ

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

MEI 2025

Dosen Pengampu :
Dr., Dra. Arundati Shinta MA


 

 

 

1) Apa kekurangan dari intervensi KDM dalam mengubah Ayu? 

 

KDM sangat peduli dan punya niat baik untuk membantu Ayu. Tapi, intervensinya lebih banyak fokus pada hal-hal yang terlihat, seperti memberi makanan bergizi, mengubah penampilan Ayu, membawanya tinggal di rumah mewah, dan memberikan fasilitas sekolah yang bagus. Semua itu bagus, tapi ternyata belum cukup.

 

Kekurangan utama dari intervensi KDM adalah tidak menyentuh hati dan pemikiran Ayu secara mendalam. KDM lupa bahwa perubahan sejati butuh kesadaran dan kemauan dari dalam diri Ayu sendiri (motivasi internal). Ayu menjadi seperti “mengikuti arus”, bukan ikut andil dalam menentukan arah hidupnya. Ia seperti menjalani kehidupan yang diatur orang lain. Begitu ia bebas memilih, ia kembali ke pilihan lamanya: hidup sederhana bersama keluarga dan berjualan makaroni.

 

 

 

2) Bila Anda adalah asistennya KDM, apa yang akan Anda lakukan? 

 

Kalau saya jadi asistennya KDM, saya akan bantu membangun komunikasi yang lebih dalam antara KDM dan Ayu. Saya akan menyarankan agar KDM tidak hanya memberi fasilitas dan instruksi, tapi juga mendengarkan lebih banyak tentang keinginan dan pandangan hidup Ayu. Saya akan mengajak Ayu untuk melihat langsung kehidupan orang-orang yang berhasil karena mau berjuang lewat pendidikan dan keterampilan. Bukan hanya mendengar cerita sukses, tapi benar-benar melihat dan ngobrol langsung dengan mereka. Misalnya, saya akan ajak dia bertemu perempuan muda dari latar belakang ekonomi sulit, tapi sekarang bisa punya usaha sendiri atau bekerja di tempat yang dia impikan karena pernah kuliah atau ikut pelatihan.

 

Dengan begitu, Ayu bisa melihat sendiri bahwa sukses itu tidak harus selalu berarti jadi orang kaya atau tinggal di rumah besar. Tapi sukses bisa berarti bisa mandiri, bisa bantu orangtua, bisa punya usaha sendiri, atau bisa hidup tenang dengan kemampuan yang kita bangun sendiri.

 

Saya juga akan ajak Ayu datang ke tempat-tempat yang membuka pikirannya, seperti organisasi sekolah, pameran kewirausahaan, kampus, tempat kursus, atau komunitas perempuan pelaku UMKM. Tujuannya bukan untuk memaksa, tapi untuk membuka pandangannya. Siapa tahu dari situ muncul rasa ingin tahu, lalu berkembang jadi semangat untuk mencoba.

 

Saya percaya, motivasi kadang baru tumbuh setelah kita melihat sendiri contoh nyata yang dekat dengan kehidupan kita. Jadi pendekatannya bukan menyuruh atau mengatur, tapi memberi pengalaman yang bisa menyentuh hati dan membuka pikiran.

 

 

3) Bila Anda adalah Ayu, apa yang akan Anda lakukan? 

 

Kalau saya jadi Ayu, saya akan berusaha melihat kesempatan yang sudah diberikan KDM sebagai jalan untuk membangun masa depan saya sendiri dan membantu keluarga. Saya tetap bisa menjadi pribadi yang sederhana, tapi tidak menutup diri dari hal-hal baru yang bermanfaat.

 

Saya mungkin tetap suka jualan makaroni, tapi saya akan ambil kesempatan kuliah agar saya bisa belajar cara mengembangkan usaha tersebut. Saya juga akan belajar mengelola uang, membuat kemasan yang menarik, dan mempromosikan jualan lewat internet. Dengan begitu, saya tetap bisa setia pada diri sendiri, tapi juga jadi pribadi yang lebih mandiri dan bisa memberi lebih banyak untuk keluarga.

 

 

4) Bila Anda menjadi orangtua Ayu, apa yang akan Anda lakukan? 

 

Sebagai orangtua, saya akan bersyukur karena ada orang baik seperti KDM yang ingin membantu anak saya. Tapi saya juga tidak akan memaksa Ayu untuk berubah cepat. Saya akan tetap mendukungnya dari belakang, sambil terus mengingatkan bahwa pendidikan adalah cara terbaik untuk keluar dari kemiskinan.

 

Saya akan tetap jadi tempat pulang bagi Ayu. Tapi saya juga akan membantu dia melihat bahwa dengan sekolah tinggi, dia bisa punya kehidupan yang lebih layak. Saya akan berusaha membimbingnya agar tidak takut mencoba, sambil memastikan dia tahu bahwa orangtuanya akan selalu mendukung dan percaya padanya.

 

 

5) Kasus pada Ayu ini seolah-olah mengagungkan pentingnya motivasi internal dalam perubahan diri. Namun ketika motivasi internal berada pada titik terendah maka motivasi eksternal seharusnya yang akan mengambil alih. Seberapa kuat pertarungan antara motivasi internal vs motivasi eksternal dalam perubahan diri? (Ellerman, 2024). 

 

Motivasi internal dan eksternal sama-sama penting, tapi fungsinya berbeda. Motivasi internal adalah dorongan dari dalam diri, seperti keinginan untuk sukses, membahagiakan orangtua, atau menjalani hidup yang lebih baik. Sedangkan motivasi eksternal datang dari luar, seperti hadiah, fasilitas, atau dorongan dari orang lain.

 

Dalam kasus Ayu, motivasi internalnya kuat dalam hal kepedulian pada keluarga dan hidup sederhana, tapi tidak kuat dalam perencanaan masa depan. KDM sudah memberikan banyak motivasi eksternal seperti uang, fasilitas, dan kasih sayang. Tapi itu semua tidak bisa menggantikan motivasi dari dalam hati Ayu sendiri.

 

Menurut Ellerman (2024), saat motivasi internal rendah, motivasi eksternal bisa mendorong seseorang untuk berubah. Tapi jika motivasi eksternal itu tidak sesuai dengan nilai-nilai pribadi orang tersebut, maka perubahan tidak akan bertahan lama. Itulah yang terjadi pada Ayu. Perubahan yang dia alami selama tinggal dengan KDM tidak benar-benar sesuai dengan nilai yang diyakininya bahwa kesuksesan dan kenyamanan baginya berbeda dengan apa yang diyakini oleh KDM.

 

 

Daftar Pustaka:

 

Ellerman, D. (2024). Intrinsic versus extrinsic motivation: Applications across the social sciences. International Journal of Education and Social Science Research (IJESSR). 7(5): 107-125. Article No. 977, Sub Id 1535. 

 

0 komentar:

Posting Komentar