PSIKOLOGI
INOVASI
UTS
– STUDI KASUS
Peran
Motivasi dan Perubahan Diri: Studi Kasus Ayu Aryanti dan Intervensi KDM
Dosen
pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA
Disusun
oleh : Maria Laras Wati Candra Sari
NIM:
22310410188
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
2025
Dapat
dikatakan, melakukan sebuah perubahan merupakan suatu tantangan yang kompleks,
memerlukan pemahaman dan motivasi. Motivasi, baik yang berasal dari dalam diri
(internal) maupun dari luar (eksternal), menjadi pendorong utama dalam proses
ini. Ditinjau berdasarkan kasus Ayu Aryanti, seorang remaja asal Jawa Barat yang
menjadi anak asuh KDM, memberikan gambaran yang konkrit mengenai dinamika
internal dan eksternal yang berperan dalam proses tersebut.
Deci
dan Ryan (2000) dalam teori Self-Determination Theory menjelaskan bahwa
motivasi internal, yang berasal dari dalam individu seperti keinginan pribadi,
nilai, dan tujuan pribadi, lebih cenderung menghasilkan perubahan yang
berkelanjutan dan memuaskan secara psikologis. Sebaliknya, motivasi eksternal,
seperti reward eksternal, pengakuan sosial, atau tekanan dari lingkungan,
cenderung memotivasi individu dalam jangka pendek tetapi kurang mampu
mempertahankan perubahan jika tidak diinternalisasi. Berdasarkan kutipan jurnal
tersebut, hal yang mendasari kurangnya
intervensi KDM yaitu pendekatan yang ia gunakan hanya sebatas memberikan
motivasi eksternal, seperti reward dan fasilitas, dimana hanya akan memberikan
dampak jangka pendek. Akibatnya, motivasi yang muncul cenderung bersifat
temporer dan tidak cukup kuat untuk mempertahankan perubahan dalam jangka
panjang saat tekanan eksternal menghilang.
Jika
saya menjadi salah satu dari asisten KDM, yang akan saya lakukan adalah dengan
melakukan pendekatan personal. Memberikan ruang kepada Ayu untuk mengutarakan
keinginan serta pendapatnya sendiri, sehingga mampu menggerakkan motivasi
internal yang kokoh agar ia mampu merencanakan masa depan. Saya tidak ingin terlalu
menekankan keinginan pribadi dalam pengembangan, meski cara tersebut dapat
merubah mindset secara instant karena ada kemungkinan ‘takut’ melakukan
perlawanan atau terpaksa menuruti keinginan orang lain.
Jika
saya memposisikan diri sebagai Ayu, saya akan memberanikan diri untuk mengutarakan
keinginan pribadi, serta perasaan yang timbul akibat tekanan eksternal kepada
KDM. Berusaha mendapatkan komunikasi dua arah, agar tercipta keadaan saling
memahami. Setelah hal itu terpenuhi, saya akan mencoba memahami bahwa perubahan
yang saat itu sedang dijalani merupakan bekal menuju masa depan yang lebih cerah,
sehingga dapat meningkatkan motivasi internal dan berjalan searah dengan
motivasi eksternalnya.
Jika
saat itu posisi saya adalah menjadi orangtua Ayu, saya tidak akan melepaskan
Ayu begitu saja. Saya akan memberinya bekal dan dorongan positif agar ia mampu
mengekspresikan perasaannya dengan jujur. Mengajak berdiskusi sedari awal
tentang apa saja yang ingin dicapai, cita-cita apa yang dia inginkan, sehingga
mampu memberikan dorongan motivasi internal untuk pengembangan diri yang
berkelanjutan.
Ellerman
(2024) menyatakan bahwa motivasi internal, yang didasarkan pada nilai, tujuan
pribadi, dan kebutuhan psikologis, memiliki kekuatan yang lebih besar dalam
memastikan keberlanjutan dan kedalaman perubahan. Namun, ketika motivasi
internal berada pada titik terendah, misalnya saat menghadapi hambatan,
kegagalan, atau kelelahan, motivasi eksternal seringkali menjadi pengganti
sementara yang mampu menahan individu agar tetap bergerak maju. Dapat dikatakan
bahwa motivasi internal dan eksternal tidak saling mengimbangi, tetapi dapat
saling berkonflik. Pertarungan antara
keduanya dapat sangat kuat, dengan hasil akhir yang bergantung pada kekuatan
masing-masing dan kemampuan individu untuk menginternalisasikan motivasi
eksternal. Perubahan diri yang paling
berkelanjutan dan memuaskan secara psikologis biasanya didorong oleh motivasi
internal yang kuat, meskipun motivasi eksternal dapat berperan sebagai
pendorong awal atau penopang.
Daftar
Pustaka:
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2000). The
"what" and "why" of goal pursuits: Human needs and the
self-determination of behavior. Psychological Inquiry, 11(4), 227–268.
Ellerman, A. (2024). Motivasi internal vs
eksternal dalam perubahan perilaku. Jurnal Psikologi dan Perilaku, 15(2),
123-135.
0 komentar:
Posting Komentar