Nama: Ijlal Fadhlurrahman
NIM: 22310410154
Mata Kuliah: Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta, M.A.
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Motivasi sebagai Kunci Perubahan Remaja: Sebuah Refleksi Kasus Ayu Aryanti
Kita semua Pastilah Tau, Sosok Kang Dedi Mulyadi ( KDM)
Seorang pemimpin Jawa Barat dikenal dengan kemampuannya menggerakkan perubahan
positif, seringkali melalui Apresiasi dalam bentuk materi. Masyarakat mengalami
perubahan, dan tak jarang arah perubahan itu dipengaruhi oleh visi yang dibawa
Kang Dedi Mulyadi. Namun, di balik keberhasilan ini, munculah Seorang Remaja
Bernama Ayu Aryanti. Gadis SMK yang pintar dan gigih ini diasuh KDM selama dua
tahun, dilimpahi fasilitas dan peluang pendidikan tinggi. Namun, setelah lulus,
ia memilih kembali ke kehidupan sederhana sebagai penjual makaroni, mengabaikan
semua kesempatan emas yang diberikan. Kisah Ayu ini bukan sekadar narasi
inspiratif, dia menjadi cermin tajam yang mengundang kita merenung tentang psikologi
motivasi, khususnya bagaimana motivasi internal seorang remaja dapat
mengalahkan atau memodifikasi dorongan eksternal yang besar, dan mengapa
"emas" sekalipun tak selalu mampu mengubah hati.
Lalu Apa yang kurang dari Tindakan Kang Dedi?
Kang Dedi Mulyadi sudah melakukan banyak hal baik untuk Ayu Aryanti dengan memberikan dukungan materi dan fasilitas pendidikan yang sangat dibutuhkan. Ini sudah sesuai dengan kebutuhan dasar manusia menurut teori Maslow, yang menempatkan kebutuhan fisik dan keamanan sebagai fondasi penting. Namun, perubahan yang bertahan lama tidak cukup hanya dengan memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Ryan dan Deci (2017), motivasi yang datang dari dalam diri atau motivasi intrinsik sangat krusial agar seseorang merasa memiliki kendali atas hidupnya dan mampu membuat pilihan yang sesuai dengan nilai-nilainya sendiri.
Tindakan yang dilakukan Kang Dedi kurang memberikan ruang bagi Ayu untuk mengekspresikan perasaannya dan memahami perubahan secara emosional. Rochani et al. (2023) menekankan pentingnya pendekatan konseling dan dialog yang bisa membantu remaja mengelola perasaan serta membangun motivasi diri. Selain itu, Ayu berasal dari lingkungan kultural yang kuat dan keluarganya sangat berperan dalam membentuk identitas dan keputusan hidupnya. KDM kurang melibatkan keluarga Ayu dalam proses perubahan, sehingga Ayu merasa terputus dari fondasi emosionalnya. Dengan demikian, upaya yang efektif harus memadukan pemenuhan kebutuhan dasar dengan pendampingan psikologis serta partisipasi keluarga agar perubahan benar-benar menyentuh sisi emosional dan kepribadian Ayu.
Saya bakal fokus bantu Ayu
lewat pendekatan yang lebih personal. Saya akan dorong KDM buat sering ngobrol
langsung sama Ayu supaya dia bisa curhat dan ungkapkan apa yang dia rasain.
Selain itu, saya ajak psikolog untuk dampingi Ayu agar dia bisa lebih paham dan
terima perubahan secara emosional. Saya juga akan libatkan keluarga Ayu supaya
tetap jadi tempat dia kembali dan dukungan kuat buat dia. Dengan cara ini,
perubahan bukan cuma dari luar, tapi tumbuh dari dalam diri Ayu sendiri.
Jika Saya menjadi Ayu ?
Kalau Saya jadi Ayu, mungkin saya juga bakal bingung saat dihadapkan dengan perubahan besar yang datang tiba-tiba. Tapi saya ingin belajar membuka diri, bukan cuma nurut, tapi ikut aktif nentuin jalan hidupku sendiri. Saya bakal manfaatkan kesempatan itu buat kenal diri lebih dalam, cari tahu apa yang benar-benar aku mau. Meski tetap sayang keluarga dan tempat saya berasal, saya harus berani ambil langkah buat masa depan yang lebih baik tanpa ninggalin nilai-nilai yang saya yakini.
Jika Saya menjadi Orang Tua Ayu ?
Saya akan tetap mendamping dan mendukung semua pilihan Ayu. Tapi saya akan ajak Ayu berkomunikasi dari hati ke hati tentang masa depannya. Dengan tetap memberikan ruang baginya untuk tumbuh dan mengambil keputusan sendiri. Saya tidak ingin memaksanya, tapi ingin menjadi tempat untuk dirinya pulang dan berbagi cerita. Saya akan terus mendukungnya, sambil pelan-pelan mengajaknya berdiskusi tentang masa depannya. Saya percaya, jika dia merasa dimengerti dan dihargai, dia akan lebih siap untuk menghadapi perubahan dan mengejar mimpi yang sebenarnya ia inginkan.
Seberapa kuat pertarungan antara motivasi internal vs motivasi ekstenal dalam perubahan diri? (Ellerman, 2024).
Perubahan yang sejati tidak cukup hanya dengan hadiah dan aturan. Remaja seperti Ayu membutuhkan alasan pribadi mengapa ia perlu berubah. Ellerman (2024) menyebutkan bahwa dorongan dari luar bisa memulai perubahan, tapi yang membuatnya bertahan adalah makna personal yang lahir dari dalam diri. Ketika Ayu tidak diberi kesempatan menemukan arti dari perubahan yang ia jalani, maka semua fasilitas yang diberikan hanya menjadi formalitas tanpa menyentuh hatinya.
Daftar Pustaka
Ellerman, D. (2024). Intrinsic versus extrinsic motivation: Applications across the social sciences. International Journal of Education and Social Science Research, 7(5), 107-125
Rochani, N., Wijaya, H., & Prasetyo, A. (2023). Pendekatan Konseling Motivasi untuk Remaja dalam Menghadapi Perubahan Sosial. Jurnal Psikologi Indonesia, 19(2), 123-135.
Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2017). Self-Determination Theory: Basic Psychological Needs in Motivation, Development, and Wellness. Guilford Press.
Lestari, D. P. (2021). Peran Keluarga dalam Membentuk Motivasi Remaja di Indonesia. Jurnal Psikologi Sosial, 15(1), 45-58.

0 komentar:
Posting Komentar