ESSAY UJIAN TENGAH SEMESTER
Nama: Fatien Muthmainnah Azzahra
NIM: 22310410185
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Kang Dedi Mulyadi atau yang biasa disebut KDM adalah Gubernur Jawa Barat
saat ini. Sosoknya yang tengah viral karena fenomena perubahan nyata pada
masyarakat Jawa Barat. Salah satunya adalah Kang Dedi Mulyadi mengangkat Ayu
Aryanti menjadi anak asuhnya. Ayu Aryanti adalah seorang gadis usia15-16 tahun
bersekolah di SMK Akuntansi kelas 1, Jawa Barat. Ia bertemu dengan Kang Dedi Mulyadi saat
sedang menyapu halaman sebuah instansi pemerintah dan
diwawancarai. Kisahnya menjadi viral karena perhatian publik terhadap
kehidupannya dan kemudian mendapat intervensi dari Kang Dedi Mulyadi yang mengasuhnya. Selang 2 tahun berada diasuh oleh Kang Dedi Mulyadi, Ayu memilih kembali pada orangtuanya dan berjualan makaroni. Ia menolak fasilitas pendidikan
yang ditawarkan Kang Dedi Mulyadi. Intervensi Kang Dedi Mulyadi agar Ayu bisa melihat bahwa pendidikan
tinggi adalah investasi, ternyata gagal.
Dilihat dari berbagai sudut pandang seperti perspektif sosial, psikologis
dan etika media. Kehidupan Ayu yang diangkat ke publik secara luas melalui
sosial media Kang Dedi Mulyadi bisa berdampak pada trauma yang berdampak pada psikologis
jangka panjang seperti rasa malu, tekanan sosial dan stigmatisasi. Pendekatan yang
dilakukan Kang Dedi Mulyadi bersifat eksternal yang memberi solusi dari luar tanpa membangun
dari inisiatif Ayu sendiri secara bertahap. Perubahan yang bersifat instan bisa
saja tidak berkelanjutan jika tidak dibarengi dengan pembinaan jangka panjang
dan perubahan mindset yang konsisten. Lalu, perubahan Ayu sebagau simbol
perubahan bersifat individu berhasil setelah dibantu, padahal kondisi sosial
yang menyebabkan masalah seperti Ayu bersifat sitemik (kemiskinan, pendidikan,
keluarga disfungsional). Dampak ini mengaburkan fakta bahwa banyak Ayu-Ayu lain
di luar sana yang membutuhkan intervensi sistemik, bukan hanya personal.
Jika saya berperan sebagai asisten Kang Dedi Mulyadi, pendekatan yang saya
lakukan akan berfokus menguatkan intervensi beliau dengan prinsip etis,
berkelanjutan, dan berbasis komunitas, bukan hanya viral atau karismatik. Dimulai
dengan menyusun rencana intervensi sosial yang terstruktur saya akan membantu
Kang Dedi Mulyadi membuat rencana jangan pendek, menengah, dan jangka panjang untuk setiap
individu atau keluarga yang dibantu agar perubahan tidak hanya instan dan
simbolis. Saya akan menyarankan agar konten yang diunggah berfokus pada edukasi
publik dan sistemik, bukan pada penderitaan personal. Sebagai asisten Kang Dedi Mulyadi peran
saya bukan hanya mendukung aksi yang menyentuh hati publik, tetapi menyusun
sistem yang adil dan berkelanjutan agar setiap bantuan berdampak nyata dalam
jangka panjang.
Jika saya adalah Ayu Aryanti yang tiba-tiba mendapat sorotan publik dan
intervensi dari figur seperti Kang Dedi Mulyadi, maka dengan kesadaran penuh
saya sangat merasa bersyukur atas bantuan tersebut dan menjadikan kesempatan
itu untuk merubah hidup saya menjadi lebih baik dan saya akan terus menerus belajar
dan mengembangkan diri.
Sebagai orangtua, saya sangat berperan untuk mendorong kehidupan Ayu menjadi lebih sukses bukan malah hanya berjualan makaroni. Saya akan berkomunikasi dengannya tentang perasaannya selama tinggal dirumah Kang Dedi Mulyadi, berkomunikasi juga dengan pihak Kang Dedi Mulyadi untuk menemukan pemahaman tentang Ayu, apa yang dirasakannya, apa yang diinginkannya untuk masa depannya. Penting bagi saya untuk mengetahui alasan Ayu berjualan makaroni lagi dan melepas kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam konteks Ayu ini, yang paling banyak mengambil alih adalah motivasi
eksternal (dorongan dari luar, intervensi, tekanan sosial dan hadiah) dan
kurangnya motivasi internal. Menurut saya kombinasi yang efektif adalah
motivasi eksternal sebagai pemantik, lalu internal sebagai penggerak utama apa
yang ingin dituju. Motivasi eksternal memang bisa mendorong untuk memulai,
tetapi hanya motivasi internal yang mampu membuat Ayu bertahan. Jika ingin
perubahan pada Ayu berjangka panjang, maka perubahan harus dimulai dari diri
sendiri bukan karena paksaan.
Referensi
Ellerman, D. (2024). Intrinsic versus Extrinsic Motivation:Applications
Across the Social Sciences. International Jurnal of Education and Social
Science Research.
.jpg)
0 komentar:
Posting Komentar