Nama : Ramlah Asiyah Ikramalina
NIM :
22310410178
Mata Kuliah : Psikologi Inovasi
Kelas : SJ
Dosen : Arundati
Shinta
UJIAN TENGAH SEMESTER
– Mei 2025
Transformasi
Diri Ayu Aryanti : Refleksi atas Intervensi Sosial oleh Dedi Mulyadi
Kisah Ayu Aryanti, gadis
muda yang sempat jadi anak asuh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM),
sebenarnya cukup membuka mata. KDM udah berusaha keras bantu Ayu jadi pribadi
yang lebih baik, dengan kasih tempat tinggal yang layak, akses pendidikan,
bahkan perhatian penuh. Tapi ternyata, hasilnya nggak seindah yang dibayangkan.
Dari situ, aku jadi kepikiran banyak hal soal perubahan diri, campur tangan
orang lain, dan pentingnya memahami motivasi seseorang.
Apa yang Kurang dari
Usaha KDM?
Menurutku, pendekatan KDM
terlalu fokus ke hal-hal yang kelihatan dari luar, seperti penampilan, gizi,
dan lingkungan sosial. Padahal, perubahan sejati datang dari dalam. Ayu memang
pintar secara akademik, tapi bisa jadi dia belum siap secara mental dan
emosional. Apalagi, dipindahkan dari keluarga dan lingkungan lamanya tanpa
persiapan yang cukup pasti bikin dia merasa asing, bahkan mungkin kehilangan
arah. Cara KDM juga terkesan "menentukan" hidup Ayu, tanpa banyak
ruang buat Ayu menentukan sendiri apa yang dia mau. Jadi ya wajar aja kalau Ayu
akhirnya balik ke keluarganya, tempat yang dia rasa lebih nyaman dan 'jadi diri
sendiri'.
Kalau Aku Jadi Asisten
KDM…
Aku bakal coba ngajak Ayu
ngobrol dari hati ke hati dulu, tanpa maksud menasihati. Penting banget tahu
apa yang Ayu pengen, apa yang dia rasain, dan apa yang bikin dia nyaman. Aku
juga bakal minta KDM untuk melibatkan Ayu dalam semua keputusan soal hidupnya,
biar dia nggak merasa dikendalikan, tapi ditemani. Support dari keluarga juga
nggak boleh diputus. Terus, aku akan ngajak psikolog atau konselor untuk bantu
Ayu kenal lebih dalam sama dirinya sendiri. Dan yang nggak kalah penting, semua
perubahan perlu evaluasi berkala. Nggak bisa instan, semuanya butuh proses.
Kalau Aku Jadi Ayu…
Jujur, kalau aku ada di
posisi Ayu, pasti bingung juga. Di satu sisi, ada orang baik yang bantuin
hidupku jadi lebih layak. Tapi di sisi lain, aku juga kangen sama hidup yang
aku kenal sebelumnya. Aku mungkin akan coba terbuka menerima bantuan, tapi juga
pelan-pelan belajar ngomong jujur soal apa yang aku rasain. Kalau aku akhirnya
milih balik ke keluarga, bukan berarti aku menolak perubahan, mungkin aku cuma
lagi nyari cara lain buat berkembang, yang lebih sesuai sama diriku sendiri.
Aku juga akan tetap berusaha sekolah, kerja, dan bantu keluarga semampuku.
Kalau Aku Jadi Orangtua
Ayu…
Aku bakal dukung anakku
sepenuh hati, tapi tetap ngasih arahan pelan-pelan. Aku nggak mau terlalu
ngatur, tapi juga nggak mau lepas tangan. Komunikasi yang terbuka jadi kunci.
Aku juga akan berusaha sekuat tenaga memperbaiki ekonomi keluarga, supaya Ayu
bisa fokus sekolah dan nggak terbebani sama hal-hal yang sebenarnya bukan
tanggung jawab dia.
Soal Motivasi Dari Luar
atau dari Dalam?
Menurut Ellerman (2024),
motivasi internal dan eksternal itu saling melengkapi. Dorongan dari dalam, kayak
keinginan pribadi, nilai hidup, dan kesadaran diri, emang lebih tahan lama.
Tapi kadang, kita butuh bantuan dari luar dulu biar bisa mulai jalan.
Sayangnya, kalau cuma dorongan dari luar doang, perubahan nggak akan bertahan.
Dalam kasus Ayu, fasilitas udah dikasih, tapi kalau dia sendiri belum nemu
alasan kuat dari dalam, ya wajar kalau dia balik ke titik awal. Yang ideal itu,
motivasi eksternal dipakai buat bantu nyalain motivasi internal, baru deh
perubahan bisa bener-bener nempel.
Penutup
Perubahan diri itu proses
yang personal, bukan sesuatu yang bisa dipaksain atau dibentuk sepihak. Dari
kisah Ayu, kita belajar bahwa perhatian dan bantuan harus datang bareng dengan
pemahaman dan keterlibatan. Kita juga diingatkan bahwa motivasi dari luar hanya
akan berarti kalau kita punya alasan kuat dari dalam. Kadang, untuk benar-benar
tumbuh, seseorang butuh waktu, ruang, dan dukungan yang tulus, bukan hanya
fasilitas.
Daftar Pustaka
Ellerman, D. (2024). Motivation and Personal Change:
The Interplay of Internal and External Drivers. Journal of Behavioral Science,
12(3), 45-62.
Wikipedia contributors. (2025). Dedi Mulyadi.
Wikipedia. Retrieved May 22, 2025, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Dedi_Mulyadi
Kompas.com. (2025, May 21). Dedi Mulyadi: Lebih Baik
Jadi Gubernur Konten Punya Uang Dibagikan ke Warga. Kompas.com. Retrieved May
22, 2025, from https://bandung.kompas.com/read/2025/05/21/164740578/dedi-mulyadi-lebih-baik-jadi-gubernur-konten-punya-uang-dibagikan-ke-warga

0 komentar:
Posting Komentar