22.5.25

ESSAY : UJIAN TENGAH SEMESTER

SILVI NURFITRIANI 

PSIKOLOGI SJ

23310410064

MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 

FAKULTAS PSIKOLOGI 

Tahun 2025

DOSEN PENGAMPU : Dr. ARUNDATI SHINTA, M.A

Transformasi Diri dan Pertarungan Motivasi: Studi Kasus Ayu Aryanti dalam Perspektif Psikologi Perubahan


Perubahan diri adalah hal krusial yang harus disadari terlebih faktor yang berdampak dalam proses perubahan berasal dari internal dan eksternal setiap individu. Dari kisah Ayu Aryanti, remaja asal Jawa Barat yang sempat viral dimana dia mendapatkan perhatian dari Gubernur Dedi Mulyadi (KDM) cukup menarik membahas dinamika perubahan seorang individu termasuk mengenai motivasinya. Dari kisahnya selama dua tahun diangkat menjadi anak asuh, hidup bersama KDM, terlihat semua baik baik saja. Dilihat dari segala fasilitas yang didapatkan oleh Ayu sudah cukup lengkap untuk membantunya dalam proses perubahan diri. Namun kenyataannya, dia memilih untuk kembali ke kehidupan awalnya bersama orangtuanya dan berjualan makaroni daripada melanjutkan pendidikan tinggi dan berkarir di institusi formal. Kasus ini kemudian menimbulkan banyak pertanyaan : Mengapa intervensi yang sedemikian intens dapat gagal membentuk perubahan Ayu dalam jangka panjang? Apakah dalam proses itu Ayu memiliki motivasi untuk berubah?

Kekurangan Intervensi KDM

Dilihat dari kasus tersebut KDM terlihat cenderung mengintervensi Ayu tanpa menyertakan dirinya secara internal dalam proses perubahan diri. Dari sudut pandang psikologi, intervensi KDM terlalu berorientasi pada faktor eksternal. Dibeberapa kasus adanya program reward ataupun perubahan yang bersifat top down tidak selalu efektif jika tidak disertai dengan kesadaran dalam diri individu. Dari kasus Ayu, dia terlihat seperti objek perubahan, bukan subjek. Menurut teori Self Determination, perubahan berkelanjutan hanya dapat terjadi bila individu merasa memiliki kendalinya sendiri, kompeten, dan terhubung secara emosional dalam proses perubahan tersebut. KDM mungkin memang memberikan banyak perhatian, materi, dan arahan, namun mencampakkan motivasi internal Ayu. Tanpa proses refleksi, pemberdayaan psikologis, serta pendampingan yang menghargai otonomi, perubahan yang terjadi hanya bersifat permukaan. Sehingga ketika dukungan eksternal hilang, Ayu kembali pada zona nyaman dan nilai-nilai awal yang ia yakini.

Jika Saya Adalah Asisten KDM

Ada beberapa hal yang mungkin akan saya usulkan dalam perihal pendekatan berbasis partisipatif dan humanistik. Hal ini membutuhkan asesmen psikologis yang mendalam untuk dapat memahami nilai, minat, ketakutan hingga harapan dalam proses perubahan Ayu. Diberikan juga fasilitas sesi konseling ataupun coaching yang bertujuan memberdayakan Ayu sebagai subjek utama perubahan. Adanya ruang diskusi dan pengambilan keputusan yang dilakukan bersama perlu dilakukan. Dengan hal hal seperti ini diharapkan Ayu dapat merasa menjadi bagian dari proses perubahan dirinya menjadi lebih baik. Kunci keberhasilan transformasi bukan sekadar fasilitas, tetapi keterlibatan dan rasa kepemilikan terhadap masa depan.

Jika Saya Adalah Ayu

Sebagai seorang Ayu yang diberikan kesempatan untuk membuat perubahan besar dalam diri, saya akan melakukan refleksi diri terhadap potensi dan peluang yang ada. Memilih kehidupan di masa depan adalah hak setiap individu, namun dengan melihat kondisi dimana Ayu memiliki potensi kognitif yang tinggi, saya harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap keputusan yang diambil. Saya akan menyadari bahwa pendidikan adalah investasi besar masa depan. Sekalipun saya tidak bekerja di instansi formal dan memilih membantu usaha keluarga, maka saya akan memilih untuk mengambil pendidikan tinggi yang dapat membantu dan mendukung usaha keluarga misalnya kuliah bisnis atau kewirausahaan. 

Jika Saya Orang Tua Ayu

Sebagai orangtua yang berasal dari keluarga miskin, mendapatkan kesempatan agar anak anak mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak adalah hal baik. Walaupun saya tidak akan memaksakan keputusan apapun karena setiap anak memiliki hak untuk memilih. Dari kasus ini sebagai orangtua, berdialog dengan Ayu dan mendampingi dalam proses eksplorasi dirinya dalam berbagai kemungkinan masa depannya adalah hal penting. Sehingga sekalipun Ayu memilih untuk menerima intervensi dari KDM dengan segala fasilitas yang diberikan, sebagai orangtua tetap memberikan dukungan emosional kepada Ayu agar dia pun terus memiliki semangat dan motivasi untuk berubah.

Pengaruh Motivasi Internal Vs Motivasi Eksternal

Motivasi internal adalah sebuah kekuatan yang berasal dari dalam diri dimana ini menjadi pondasi utama dalam proses perubahan yang berkelanjutan. Motivasi ini muncul dari nilai pribadi, kesadaran diri, dan tujuan jangka panjang. Dalam kasus tertentu, motivasi internal juga bisa melemah, sehingga dibutuhkan motivasi eksternal untuk berperan sebagai katalis atau pendorong. Seperti dijelaskan oleh Ellerman bahwa motivasi eksternal yang terstruktur dengan pendekatan edukatif dan empatik dapat membantu individu membangun kembali motivasi internalnya. Namun, ketergantungan jangka panjang pada motivasi eksternal justru dapat menghambat kemandirian psikologis.

Dalam kasus Ayu terlihat bahwa terdapat dominasi motivasi eksternal yang berasal dari intervensi KDM yang akhirnya gagal mematik motivasi intrinsik karena pendekatannya tidak cukup personal, reflektif, dan partisipatif. Perubahan sesungguhnya muncul bisa individu mampu menyadari dirinya dan makna dari transformasi tersebut lalu menjadikannya sebagai bagian dari jati diri yang dia bentuk.

Dari kisah Ayu dapat menjadi sebuah pembelajaran bahwa perubahan diri tidak cukup hanya dengan dukungan dari luar saja namun justru yang terpenting adalah memunculkan motivasi dari dalam diri. Dalam dinamika perubahan, motivasi baik internal maupun eksternal saling menyeimbangkan dan membantu satu sama lain, bukannya saling meniadakan atau berfokus pada satu hal saja. Sehingga perubahan diripun dapat lebih selaras, mendalam dan berkelanjutan.


Daftar Pustaka:

Suryani, N. (2013). Motivasi Belajar Siswa: Pendekatan Teoritis dan Praktis. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 19(4), 441–451.

Self-Determination Theory. (n.d.). The Theory. Retrieved from https://selfdeterminationtheory.org/the-theory/

Wibowo, A. (2016). Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, 2(1), 1–8.

0 komentar:

Posting Komentar