Nama : Kanina Hanifadila Rahmawati
NIM : 23310410078
Kelas : Psikologi B
Mata Kuliah : Psikologi Inovasi
Disonansi kognitif adalah ketidakselarasan antara dua
keyakinan, sikap, atau tindakan yang menciptakan ketidaknyamanan atau stres
psikologis (Tjandra, et al., 2024). Akibatnya, individu terdorong untuk mencari
konsistensi antara keyakinan, pikiran, dan tindakan mereka. Individu akan
mencari sumber pendukung dan mengurangi keyakinan yang bertentangan agar
ketidaknyamanannya berkurang. Melalui pemahaman konsep disonansi kognitif, kita
dapat memahami individu dalam menangani konflik internal dan mencapai konsistensi
dalam kehidupan sehari-hari
Fenomena disonansi kognitif salah satunya ada pada pemahaman
dan sikap seseorang terhadap sampah. Sampah merupakan suatu material hasil dari
aktivitas manusia maupun alam yang terbuang atau dibuang dan belum memiliki
nilai ekonomis serta keberadaanya mengganggu hingga mengakibatkan pencemaran
lingkungan. Penumpukan sampah yang dilakukan di sembarang tempat dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan baik tanah, air, dan udara. Sampah organik merupakan
jenis sampah yang dihasilkan oleh bahan-bahan alami seperti tumbuhan yang sudah
mati, kotoran hewan, dsb. Sampah dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan
terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan
kompos). Kompos adalah hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti dedaunan,
jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia (Ningrum et al., 2022).
Salah satu wawancara mengenai pengetahuan dan sikap terhadap
sampah organik diperoleh oleh mahasiswa jurusan ilmu alam. Beberapa mata kuliah
seperti remediasi, tentang tanah mengajarkan pentingnya mikroorganisme dalam
proses penguraian serta terdapat kegiatan terapan seperti melakukan
fitoremediasi, mikoremediasi, biopori, dan vermikompos. Ketika Mawar
menghasilkan sampah organik dari makanan tidak habis, ia terkadang
memberikannya pada kucing dan ayam untuk mengurangi limbah makanan. Namun, seperti
bahan dapur, ia terpaksa membuang sampah tersebut dikarenakan jika menumpuk akan
membawa berupa kebusukan sampah. Mawar sebagai mahasiswa yang diwawancarai
paham dampak yang dapat ditimbulkan serta urgensinya di Provinsi Yogyakarta itu
sendiri yang darurat sampah, sehingga salah satu TPA yang sudah lama beroperasi
ditutup, yakni TPA Piyungan. Selain itu, Mawar sebagai narasumber menyebutkan
bahwa terdapat banyak sekali hal yang bertentangan dengan pengetahuannya yang
terlihat. Misalnya setiap ia lewat flyover di pagi hari seringkali
menjumpai sampah yang tergeletak di pinggir jalan. Mawar mengatakan bahwa beberapa
warga ada yang membuang sampah di pinggir jalan agar tidak membayar jasa dari
petugas sampah.
Kemudian, terdapat fenomena sampah yang dibakar. Mawar kerap
menahan diri dan tidak bisa berbuat apa-apa ketika tetangganya membakar sampah.
Ia mempelajari ekotoksikologi mengenai bahaya ketika zat toksikan seperti
karbon monoksida yang terhirup sangat berbahaya karena penghalang menuju
alveolus serta vena pulmonalis cukup sedikit. Mawar terkadang merasa dilema
sesaat akan hal ini tetapi tidak memiliki keberanian untuk menegur atau
mengarahkan atau intervensi untuk jangka panjang. Akibat ketegangan yang timbul dalam benak, Mawar kerap kali mencari cara untuk menghindari konflik tersebut, seperti menghindar dan memakhlumi tetangga yang belum memahami risiko sampah yang dibakar. Dilema dan ketidaknyamanan yang dirasakan Mawar sehingga berupaya menghindar dan memakhlumi perbuatan tetangga didasari oleh keterbatasan waktu,
tenaga, biaya, dan komunitas sehingga pengetahuan yang didapatkan ketika kuliah
belum sepenuhnya diterapkan dalam berkehidupan dan belum sepenuhnya tercermin
pada tindakannya.
Referensi:
Ningrum, W. A., Khatimah, H., & Putra, P. (2022). Pengelolaan Sampah Organik Menjadi Pupuk
Kompos. An-Nizam, 1(2), 20–28.
Tjandra, et al. (2024). Penerapan Pengendalian Budaya Dalam Mengatasidisonansi Kognitif. Jurnal
Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi (Jmbi Unsrat), 11(2), DOI:
https://doi.org/10.35794/jmbi.v11i1.57458

0 komentar:
Posting Komentar