21.5.25

ESAI 2: Disonansi Kognitif pada Pengolahan Sampah

Nama            : Kanina Hanifadila Rahmawati

NIM              : 23310410078

Kelas            : Psikologi B

Mata Kuliah  : Psikologi Inovasi

 


    Disonansi kognitif adalah ketidakselarasan antara dua keyakinan, sikap, atau tindakan yang menciptakan ketidaknyamanan atau stres psikologis (Tjandra, et al., 2024). Akibatnya, individu terdorong untuk mencari konsistensi antara keyakinan, pikiran, dan tindakan mereka. Individu akan mencari sumber pendukung dan mengurangi keyakinan yang bertentangan agar ketidaknyamanannya berkurang. Melalui pemahaman konsep disonansi kognitif, kita dapat memahami individu dalam menangani konflik internal dan mencapai konsistensi dalam kehidupan sehari-hari

    Fenomena disonansi kognitif salah satunya ada pada pemahaman dan sikap seseorang terhadap sampah. Sampah merupakan suatu material hasil dari aktivitas manusia maupun alam yang terbuang atau dibuang dan belum memiliki nilai ekonomis serta keberadaanya mengganggu hingga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Penumpukan sampah yang dilakukan di sembarang tempat dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan baik tanah, air, dan udara. Sampah organik merupakan jenis sampah yang dihasilkan oleh bahan-bahan alami seperti tumbuhan yang sudah mati, kotoran hewan, dsb. Sampah dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos adalah hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti dedaunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia (Ningrum et al., 2022).

    Salah satu wawancara mengenai pengetahuan dan sikap terhadap sampah organik diperoleh oleh mahasiswa jurusan ilmu alam. Beberapa mata kuliah seperti remediasi, tentang tanah mengajarkan pentingnya mikroorganisme dalam proses penguraian serta terdapat kegiatan terapan seperti melakukan fitoremediasi, mikoremediasi, biopori, dan vermikompos. Ketika Mawar menghasilkan sampah organik dari makanan tidak habis, ia terkadang memberikannya pada kucing dan ayam untuk mengurangi limbah makanan. Namun, seperti bahan dapur, ia terpaksa membuang sampah tersebut dikarenakan jika menumpuk akan membawa berupa kebusukan sampah. Mawar sebagai mahasiswa yang diwawancarai paham dampak yang dapat ditimbulkan serta urgensinya di Provinsi Yogyakarta itu sendiri yang darurat sampah, sehingga salah satu TPA yang sudah lama beroperasi ditutup, yakni TPA Piyungan. Selain itu, Mawar sebagai narasumber menyebutkan bahwa terdapat banyak sekali hal yang bertentangan dengan pengetahuannya yang terlihat. Misalnya setiap ia lewat flyover di pagi hari seringkali menjumpai sampah yang tergeletak di pinggir jalan. Mawar mengatakan bahwa beberapa warga ada yang membuang sampah di pinggir jalan agar tidak membayar jasa dari petugas sampah.

    Kemudian, terdapat fenomena sampah yang dibakar. Mawar kerap menahan diri dan tidak bisa berbuat apa-apa ketika tetangganya membakar sampah. Ia mempelajari ekotoksikologi mengenai bahaya ketika zat toksikan seperti karbon monoksida yang terhirup sangat berbahaya karena penghalang menuju alveolus serta vena pulmonalis cukup sedikit. Mawar terkadang merasa dilema sesaat akan hal ini tetapi tidak memiliki keberanian untuk menegur atau mengarahkan atau intervensi untuk jangka panjang. Akibat ketegangan yang timbul dalam benak, Mawar kerap kali mencari cara untuk menghindari konflik tersebut, seperti menghindar dan memakhlumi tetangga yang belum memahami risiko sampah yang dibakar. Dilema dan ketidaknyamanan yang dirasakan Mawar sehingga berupaya menghindar dan memakhlumi perbuatan tetangga didasari oleh keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan komunitas sehingga pengetahuan yang didapatkan ketika kuliah belum sepenuhnya diterapkan dalam berkehidupan dan belum sepenuhnya tercermin pada tindakannya.

 

Referensi:

Ningrum, W. A., Khatimah, H., & Putra, P. (2022). Pengelolaan Sampah Organik Menjadi Pupuk 

          Kompos. An-Nizam, 1(2), 20–28.

Tjandra, et al. (2024). Penerapan Pengendalian Budaya Dalam Mengatasidisonansi Kognitif. Jurnal 

       Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi (Jmbi Unsrat), 11(2), DOI: 

         https://doi.org/10.35794/jmbi.v11i1.57458

 

0 komentar:

Posting Komentar