Esai 1_Ulasan Jurnal: Strategi Pengembangan Wirausaha Pemuda dalam Mewujudkan Wirausahawan Mandiri dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi pada Koperasi Sumekar di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta)
Nama : Kanina Hanifadila Rahmawati
NIM : 23310410078
Kelas : Psikologi B
Mata Kuliah : Psikologi Inovasi
|
Topik |
Motivasi Berprestasi |
|
Sumber |
Basia,
et al. (2016). Strategi Pengembangan Wirausaha Pemuda dalam Mewujudkan
Wirausahawan Mandiri dan Implikasinya terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga
(Studi pada Koperasi Sumekar di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta). Jurnal Ketahanan Nasional,
22(1). |
|
Permasalahan |
Pendapatan para wirausaha dengan standar
upah minimum Kota Yogyakarta, dan kebutuhan-kebutuhan keluarga; serta
implikasinya pada ketahanan ekonomi keluarga. Selain masalah pengangguran dari masa lalu
yang belum terselesaikan, sehingga terdapat potensi pengangguran di masa
depan yang berasal dari jumlah angkatan kerja baru. |
|
Tujuan Penelitian |
Untuk mengukur strategi
pemuda mengembangkan usaha dalam mewujudkan wirausahawan mandiri digunakan 7
indikator, selain itu guna mengukur ketahanan ekonomi keluarga para
wirausahawan muda di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan Yogyakarta
digunakan 2 indikator yakni, 1) pendapatan para wirausaha dengan standar upah
minimum Kota Yogyakarta, dan 2) kebutuhan-kebutuhan keluarga Tujuan dari jurnal ini
adalah mengukur strategi pemuda dalam pengembangan usaha demi mewujudkan
wirausahawan mandiri berdasarkan 7 indikator. Kemudian, guna mengukur
ketahanan ekonomi keluarga para wirausahawan muda di Kampung Sanggrahan
Pathuk Kecamatan Ngampilan Yogyakarta digunakan 2 indikator yakni, 1)
pendapatan para wirausaha dengan standar upah minimum Kota Yogyakarta, dan 2)
kebutuhan-kebutuhan keluarga. |
|
Metode |
Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah
metode penggabungan antara metode deskriptif kualitatif dan metode deskiptif
kuantitatif, dengan menggunakan wawancara terstruktur, kuesioner, studi
pustaka observasi dan dokumentasi. |
|
Isi |
Tujuh
indikator strategi pengembangan wirausaha dalam mewujudkan wirausahawan
mandiri terdapat 3 (tiga) indikator yang belum dilaksanakan secara efektif
oleh para pemuda yaitu kepemimpinan, pemasaran dan legalitas usaha. Selain
itu, aspek motivasi dan kreativitas. |
|
Hasil |
Melalui wawancara terstruktur, kuesioner,
studi pustaka observasi dan dokumentasi diperoleh ketahanan ekonomi keluarga
dari aspek pendapatan didapatkan sebesar 67 persen dan dari aspek kebutuhan
didapatkan sebesar 66,7 persen. Persentase demikian menunjukkan bahwa
ketahanan ekonomi keluarga para pemuda wirausaha di Kampung Sanggrahan
dikategorikan tidak miskin karena memperoleh pendapatan di atas UMK rata-rata
dan mampu memenuhi kebutuhan primer, sekunder, tersier. Hal ini jelas
mengambarkan bahwa strategi dalam mewujudkan wirausaha tidak terlalu
berimplikasi terhadap ketahanan ekonomi keluarga namun justru berimplikasi
terhadap pengembangan usaha para pemuda karena belum menerapkan strategi
penuh dalam mewujudkan wirausahawan mandiri. |
|
Diskusi |
1.
Kewirausahaan memiliki cangkupan yang luas, bukan hanya mengenai
pengembangan bisnis, melainkan respon adaptif terhadap tantangan ekonomi dan
sosial, seperti pada konteks pemuda dan pembangunan komunitas. Jurnal karya
Basia dan Suprihanto (2016) meneliti tentang strategi pengembangan dasar
wirausaha dalam mewujudkan wirausahawan yang mandiri pada pemuda di Kampung
Sanggrahan Pathuk, Yogyakarta dengan pemenuhan kebutuhan pangan dan
peningkatan pendapatan yang berimplikasi ketahanan ekonomi keluarga. Inovasi merupakan
bagian yang penting dari kewirausahaan dan tidak terlepas dari psikologi
inovasi. 2.
Motivasi dan kreativitas merupakan aspek psikologis yang mendukung
wirausaha yang mandiri. Dalam psikologi inovasi, komponen tersebut
mencerminkan kesiapan individu dalam menghadapi hal baru, tantangan,
fleksibel dalam berpikir sehingga dapat menghasilkan solusi yang baru dan
relevan. Namun, terdapat kendala untuk optimalisasi potensi inovatif pemuda,
yakni lemahnya kurangnya pemahaman mengenai pemasaran, belum ada legalitas
usaha, serta lemahnya kepemimpinan. Hal ini menyebabkan lingkungan kurang
kondusif dalam mendukung untuk kolaborasi dan pengambilan risiko sehingga
inovasi nyata dari potensi kreatif untuk berkembang menjadi kurang berdaya
saing. 3.
Tantangan eksternal seperti kenaikan bahan bakar dan adanya retensi
pada perubahan pasar dapat berpotensi menggodok mental para pemuda sehingga
terbentuk resiliensi mental wirausahawan muda. Kemampuan berpikir prospektif,
beradaptasi, dan merespon dinamika pasar menjadi terasah melalui pendampingan
serta pelatihan. |

0 komentar:
Posting Komentar