22.5.25

Esai 1_Ulasan Jurnal: Strategi Pengembangan Wirausaha Pemuda dalam Mewujudkan Wirausahawan Mandiri dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi pada Koperasi Sumekar di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta)

Esai 1_Ulasan Jurnal: Strategi Pengembangan Wirausaha Pemuda dalam Mewujudkan Wirausahawan Mandiri dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi pada Koperasi Sumekar di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta)

Nama              : Kanina Hanifadila Rahmawati

NIM                : 23310410078

Kelas               : Psikologi B

Mata Kuliah    : Psikologi Inovasi





Topik

Motivasi Berprestasi

Sumber

Basia, et al. (2016). Strategi Pengembangan Wirausaha Pemuda dalam Mewujudkan Wirausahawan Mandiri dan Implikasinya terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi pada Koperasi Sumekar di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta). Jurnal Ketahanan Nasional, 22(1).

https://doi.org/10.26740/cjpp.v3i3.1094

Permasalahan

Pendapatan para wirausaha dengan standar upah minimum Kota Yogyakarta, dan kebutuhan-kebutuhan keluarga; serta implikasinya pada ketahanan ekonomi keluarga.

Selain masalah pengangguran dari masa lalu yang belum terselesaikan, sehingga terdapat potensi pengangguran di masa depan yang berasal dari jumlah angkatan kerja baru.

 

Tujuan Penelitian

Untuk mengukur strategi pemuda mengembangkan usaha dalam mewujudkan wirausahawan mandiri digunakan 7 indikator, selain itu guna mengukur ketahanan ekonomi keluarga para wirausahawan muda di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan Yogyakarta digunakan 2 indikator yakni, 1) pendapatan para wirausaha dengan standar upah minimum Kota Yogyakarta, dan 2) kebutuhan-kebutuhan keluarga

Tujuan dari jurnal ini adalah mengukur strategi pemuda dalam pengembangan usaha demi mewujudkan wirausahawan mandiri berdasarkan 7 indikator. Kemudian, guna mengukur ketahanan ekonomi keluarga para wirausahawan muda di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan Yogyakarta digunakan 2 indikator yakni, 1) pendapatan para wirausaha dengan standar upah minimum Kota Yogyakarta, dan 2) kebutuhan-kebutuhan keluarga.

 

Metode

 Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode penggabungan antara metode deskriptif kualitatif dan metode deskiptif kuantitatif, dengan menggunakan wawancara terstruktur, kuesioner, studi pustaka observasi dan dokumentasi.

Isi

Tujuh indikator strategi pengembangan wirausaha dalam mewujudkan wirausahawan mandiri terdapat 3 (tiga) indikator yang belum dilaksanakan secara efektif oleh para pemuda yaitu kepemimpinan, pemasaran dan legalitas usaha. Selain itu, aspek motivasi dan kreativitas.

Hasil

Melalui wawancara terstruktur, kuesioner, studi pustaka observasi dan dokumentasi diperoleh ketahanan ekonomi keluarga dari aspek pendapatan didapatkan sebesar 67 persen dan dari aspek kebutuhan didapatkan sebesar 66,7 persen. Persentase demikian menunjukkan bahwa ketahanan ekonomi keluarga para pemuda wirausaha di Kampung Sanggrahan dikategorikan tidak miskin karena memperoleh pendapatan di atas UMK rata-rata dan mampu memenuhi kebutuhan primer, sekunder, tersier. Hal ini jelas mengambarkan bahwa strategi dalam mewujudkan wirausaha tidak terlalu berimplikasi terhadap ketahanan ekonomi keluarga namun justru berimplikasi terhadap pengembangan usaha para pemuda karena belum menerapkan strategi penuh dalam mewujudkan wirausahawan mandiri.

 

Diskusi

1.     Kewirausahaan memiliki cangkupan yang luas, bukan hanya mengenai pengembangan bisnis, melainkan respon adaptif terhadap tantangan ekonomi dan sosial, seperti pada konteks pemuda dan pembangunan komunitas. Jurnal karya Basia dan Suprihanto (2016) meneliti tentang strategi pengembangan dasar wirausaha dalam mewujudkan wirausahawan yang mandiri pada pemuda di Kampung Sanggrahan Pathuk, Yogyakarta dengan pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan pendapatan yang berimplikasi ketahanan ekonomi keluarga. Inovasi merupakan bagian yang penting dari kewirausahaan dan tidak terlepas dari psikologi inovasi.

2.     Motivasi dan kreativitas merupakan aspek psikologis yang mendukung wirausaha yang mandiri. Dalam psikologi inovasi, komponen tersebut mencerminkan kesiapan individu dalam menghadapi hal baru, tantangan, fleksibel dalam berpikir sehingga dapat menghasilkan solusi yang baru dan relevan. Namun, terdapat kendala untuk optimalisasi potensi inovatif pemuda, yakni lemahnya kurangnya pemahaman mengenai pemasaran, belum ada legalitas usaha, serta lemahnya kepemimpinan. Hal ini menyebabkan lingkungan kurang kondusif dalam mendukung untuk kolaborasi dan pengambilan risiko sehingga inovasi nyata dari potensi kreatif untuk berkembang menjadi kurang berdaya saing.

3.     Tantangan eksternal seperti kenaikan bahan bakar dan adanya retensi pada perubahan pasar dapat berpotensi menggodok mental para pemuda sehingga terbentuk resiliensi mental wirausahawan muda. Kemampuan berpikir prospektif, beradaptasi, dan merespon dinamika pasar menjadi terasah melalui pendampingan serta pelatihan.

0 komentar:

Posting Komentar