Nama : Bayu Prasetya Restu Aji
NIM : 23310410087
Dosen Pengampu : Dra. Arundati Shinta,M.A
Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan
Jawaban Soal
nomor 1:
Masalah sampah
memang sering dianggap sebagai masalah lingkungan yang besar, tetapi pemahaman
tentang sampah dan cara mengelolanya bisa sangat bervariasi tergantung pada
perspektif dan teknologi yang digunakan. Berikut adalah beberapa masalah sampah
yang dapat dijelaskan:
1. Pencemaran
Lingkungan,Sampah yang dibuang sembarangan, contoh plastik dan sampah rumah
tangga lainnya, dapat mencemari tanah, dan udara. Sampah yang tidak dikelola
dengan baik bisa menyebabkan kerusakan ekosistem, merusak kualitas udara, dan
juga berdampak pada kesehatan manusia.
2. Daya tampung Tempat Pembuangan Akhir (TPA),
Keterbatasan tampungan TPA menjadi masalah besar di banyak negara, termasuk
Indonesia. Sampah yang terus menumpuk dapat menjadi masalah lingkungan dan
memerlukan biaya tinggi dan mahal untuk pengelolaan.
3. Penyakit dan juga
Bahaya Kesehatan, Sampah yang tidak dikelola dengan benar bisa menjadi tempat
berkembang biaknya kuman dan penyakit,
seperti nyamuk yang membawa penyakit demam berdarah atau tikus yang menyebarkan
penyakit seperti leptospirosis dan juga lalat yang membawa kotoran pada
makanan.
4. Kerusakan pada Satwa Liar, Sampah plastik
dan barang-barang lainnya yang dibuang sembarangan dapat membahayakan kehidupan
satwa liar. Seperti contoh banyak ikan paus ditemukan dengan perut penuh sampah
plastik. Banyak hewan yang terkecoh memakan sampah plastik atau terjerat di
dalamnya, yang berakibat pada kematian mereka.
5. Menyebabkan bau yang tidak sedap, Sampah
organik yang terurai dan membusuk menghasilkan bau tidak sedap. Di
tempat-tempat pembuangan sampah yang tidak terkelola dengan baik, bau ini bisa
mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.
6. Keterbatasan Ruang, Di daerah padat
penduduk, seperti kota besar, ruang untuk tempat pembuangan sampah terbatas.
Hal ini menambah tantangan dalam mengelola volume sampah yang terus terus
bertambah.
7. Dampak Sosial Masyarakat dan Ekonomi,
Pengelolaan sampah yang buruk dapat menyebabkan dampak sosial yang sangat
merugikan, misalnya konflik antarwarga terkait lokasi TPA atau pembakaran
sampah yang tidak dikontrol. Selain itu, pengelolaan sampah yang tidak efisien
juga mempengaruhi ekonomi, karena biaya pengelolaan sampah yang tinggi.
8. Kesulitan untuk Daur Ulang, Tidak semua
jenis sampah mudah didaur ulang. Beberapa jenis plastik dan bahan lainnya sulit
untuk diolah kembali, sehingga berakhir di TPA dan menambah beban lingkungan.
9.Penyumbatan Sistem Pembuangan dan Drainase,
Sampah plastik yang dibuang sembarangan sering kali menyumbat saluran drainase,
menyebabkan banjir saat musim hujan.
10. Keterbatasan Kesadaran Masyarakat, Salah
satu masalah besar terkait sampah adalah rendahnya kesadaran masyarakat untuk
memilah dan mengelola sampah,banyak orang yang masih kurang peduli untuk
mengurangi sampah mereka.
Jawaban Soal
Nomor 2:
Persepsi dari
Paul A. Chime . Perlu fokus pada penyederhanaan alur hubungan antara persepsi
dan perilaku, Di bawah ini adalah langkah untuk mengembangkan bagan yang lebih
jelas:
1. Menambahkan
Langkah yang Lebih Jelas dan Terstruktur
Bagian pertama dari bagan adalah
Persepsiterhadap objek (dalam hal ini, sampah). Menurut Paul A. Chime, persepsi
dimulai dengan penerimaan rangsangan (jolt) dari lingkungan yang kemudian
diproses oleh individu. Agar lebih mudah dipahami, Anda bisa memecah tahapan
ini ke dalam langkah-langkah:
- Penerimaan
Rangsangan
(boost) → objek sampah yang terlihat atau
tercium.
- Proses Kognitif (penafsiran dan evaluasi
terhadap objek) → Bagaimana sampah tersebut diterima dalam pikiran individu
(misalnya, kotor, bau, membahayakan, atau tidak).
- Atensi dan Pengolahan Informasi → Bagaimana
perhatian diberikan pada objek tersebut, apakah lebih fokus pada dampaknya atau
hanya sekedar keberadaan fisiknya.
2. Memperjelas Aspek Emosional dan Motivasi
Setelah persepsi terhadap objek terbentuk,
proses kognitif akan diikuti oleh penilaian emosional dan motivasi individu
untuk bertindak. Tanggapan emosional terhadap sampah, misalnya, dapat berupa
rasa jijik, marah, atau tidak peduli. Tahapan ini bisa digambarkan dalam bagan:
- Persepsi → Penilaian Emosional(misalnya
jijik, marah, atau tidak peduli terhadap sampah).
- Motivasi untuk Bertindak → Berdasarkan
penilaian emosional, individu akan merasa terdorong untuk bertindak atau tidak
bertindak (misalnya, membuang sampah sembarangan atau ikut serta dalam program
kebersihan).
3. Menambahkan Faktor Lingkungan dan Sosial
Faktor eksternal juga memainkan peran penting
dalam mempengaruhi persepsi dan perilaku. Hal ini bisa mencakup norma sosial,
kebijakan pemerintah, atau bahkan kebiasaan yang ada dalam lingkungan sekitar.
Dalam bagan, ini bisa dimasukkan sebagai:
- Norma Sosial
dan Lingkungan → Misalnya, apakah lingkungan mendukung kebersihan atau tidak,
atau apakah ada kebijakan yang mendorong perilaku positif terkait sampah.
- Pengaruh Sosial → Apakah individu melihat
orang lain yang berperilaku dengan cara tertentu, seperti membuang sampah pada
tempatnya, yang kemudian mempengaruhi perilaku mereka sendiri.
4.Menyederhanakan Hubungan ke Perilaku
Akhirnya, proses persepsi, penilaian
emosional, motivasi, dan faktor lingkungan akan mengarah pada perilaku.
Misalnya, perilaku individu dalam membuang sampah dengan benar atau sebaliknya,
membuangnya sembarangan dan tidak pada tempatnya.
Perilaku
(Misalnya, Membuang Sampah) tindakan konkret yang dilakukan setelah seluruh
proses persepsi dan penilaian tersebut.
Refrensi Jurnal:
Bell, P. A.,
Greene, T. C., Fisher, J. D., & Baum, A. (2005). Environmental Psychology:
An Introduction. Thomson Wadsworth.
Sarwono, S.
(1995). Psikologi Lingkungan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Patimah, T.,
Lestari, S. A., & Suryanto, S. (2024). Psikologi Lingkungan: Konsep, Teori,
dan Praktik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

0 komentar:
Posting Komentar