REMIDIAL PAIKOLOGI LINGKUNGAN
Jamil Abpritatias , psikologi sp
1. Masalah Sampah: Lebih dari Sekadar
Bau dan Penampilan
Sampah sering dianggap sebagai
masalah karena bau busuk, penampilan yang menjijikkan, dan kemampuannya mengundang
hewan berbahaya. Namun, masalah sampah jauh lebih kompleks dan melibatkan
berbagai aspek:
a.
Pencemaran Lingkungan
- Pencemaran Air:
Sampah yang dibuang ke sungai atau laut dapat mencemari air, merusak
ekosistem, dan membahayakan kehidupan air. Zat-zat berbahaya dari sampah
dapat meracuni air dan tanah.
- Pencemaran Tanah:
Sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) dapat mencemari
tanah melalui air lindi (leachate) yang dihasilkan dari pembusukan sampah.
- Pencemaran Udara:
Pembakaran sampah secara terbuka menghasilkan asap yang mengandung zat-zat
berbahaya danpartikel-partikel yang dapat mencemari udara dan menyebabkan
masalah pernapasan.
b.
Kesehatan
Manusia
- Penyakit:
Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sarang penyakit seperti
diare, kolera, dan demam berdarah.
- Keracunan:
Zat-zat kimia berbahaya dari sampah dapat mencemari lingkungan dan masuk
ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan air, menyebabkan keracunan.
- Masalah Pernapasan:
Asap dari pembakaran sampah dan debu dari TPA dapat menyebabkan masalah
pernapasan seperti asma dan bronkitis.
c.
Masalah
Sosial dan Ekonomi
- Estetika:
Sampah yang berserakan merusak pemandangan dan mengurangi nilai estetika
lingkungan.
- Ekonomi:
Biaya pengelolaan sampah yang tidak efisien dapat membebani anggaran
pemerintah dan masyarakat.
- Ketidakadilan:
Masyarakat yang tinggal di dekat TPA seringkali harus menanggung dampak
negatif sampah, seperti bau busuk dan risiko kesehatan yang lebih tinggi.
d.
Perubahan
Iklim
- Emisi Gas Rumah Kaca:
Tumpukan sampah organik menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca
yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
- Penggunaan Energi:
Pengelolaan sampah yang tidak efisien, seperti pengangkutan jarak jauh dan
pembakaran sampah, membutuhkan energi yang besar dan menghasilkan emisi
karbon.
2 2. A. Penjelasan
Bagan
a.
Stimulus
(Sampah): Bagan ini dimulai dengan adanya
stimulus, yaitu sampah. Sampah dapat berupa berbagai jenis benda atau material
yang tidak lagi digunakan atau diinginkan.
b.
Faktor
Personal: Persepsi seseorang terhadap sampah
dipengaruhi oleh faktor-faktor personal, seperti:
c.
Pengalaman: Pengalaman masa lalu seseorang dengan sampah dapat
membentuk persepsinya. Misalnya, seseorang yang pernah mengalami masalah
kesehatan akibat sampah mungkin akan memiliki persepsi yang lebih negatif
terhadap sampah.
d.
Pengetahuan: Pengetahuan tentang dampak buruk sampah terhadap lingkungan
dan kesehatan juga dapat mempengaruhi persepsi seseorang.
e.
Nilai-nilai: Nilai-nilai yang dianut seseorang, seperti kebersihan dan
kepedulian terhadap lingkungan, juga dapat mempengaruhi persepsinya terhadap
sampah.
f.
Sikap: Sikap seseorang terhadap isu-isu lingkungan juga dapat
mempengaruhi persepsinya terhadap sampah.
g.
Proses
Kognitif: Persepsi melibatkan proses kognitif
yang kompleks, seperti:
h.
Perhatian: Individu memilih untuk memperhatikan aspek tertentu dari
sampah, seperti bau, penampilan, atau potensi bahayanya.
i.
Interpretasi: Individu menafsirkan informasi yang diterima tentang sampah
berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan nilai-nilai mereka.
j.
Memori: Memori tentang pengalaman masa lalu dengan sampah dapat
mempengaruhi interpretasi individu terhadap stimulus sampah yang baru.
i.
Emosi dan
Motivasi: Persepsi terhadap sampah dapat
memicu berbagai emosi, seperti jijik, marah, atau khawatir. Emosi ini kemudian
dapat memotivasi individu untuk melakukan tindakan tertentu terkait sampah.
- Perilaku: Perilaku yang dihasilkan sebagai respons terhadap
persepsi sampah dapat beragam, antara lain:
1.
Menjauhi: Individu mungkin akan menjauhi sampah karena merasa jijik
atau takut.
- Membersihkan:
Individu mungkin akan terdorong untuk membersihkan sampah jika merasa
peduli terhadap lingkungan.
- Mengelola:
Individu mungkin akan terlibat dalam upaya pengelolaan sampah, seperti
daur ulang atau pembuatan kompos.
- Faktor
Kontekstual: Persepsi dan perilaku terkait
sampah juga dipengaruhi oleh faktor kontekstual, seperti:
- Lingkungan:
Kondisi lingkungan sekitar, seperti keberadaan tempat sampah atau
fasilitas daur ulang, dapat mempengaruhi perilaku individu.
l. Sosial: Norma-norma sosial dan budaya terkait pengelolaan sampah
juga dapat mempengaruhi perilaku individu
da Daftar pustaka :
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo
Shinta, D. (2013). Swedia Impor Sampah untuk Dijadikan Energi
da

0 komentar:
Posting Komentar