22.2.25

REMEDIAL PSIKOLOGI LINGKUNGAN

 

PSIKOLOGI LINGKUNGAN


Permasalahan Sampah dan Sistem Pengolahan


Dosen Pembimbing : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.



 

Mariyatun

23310410074

 

 

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA





Permasalahan sampah di lingkungan menjadi isu yang mendesak yang harus segera dicari solusinya.

Aspek-aspek yang terkait mengenai sampah yang mencakup jenis-jenis sampah, sumber-sumber utama dampak terhadap lingkungan dan kesehatan serta tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah.

Beberapa masalah umum yang dihadapi terkait sampah, yaitu

1.Penumpukan sampah

Penumpukan sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) karena volume sampah yang tinggi. Banyak sampah yang berserakan di jalan-jalan, ruang publik yang bisa menimbulkan bau tidak sedap sehingga hal ini akan sangat menganggu aktivitas sehari-hari.

2.Pencemaran Lingkungan

Pengelolaan sampah yang tidak efektif dampak menimbulkan berbagai dampak megatif terhadap lingkungan (Fadzoli et al., 2023) Sampah yang dibuang sembarangan dapat mencemari tanah dan air. Selain pencemaran tanah dan air, sampah yang tidak kelola dengan baik juga akan menyebabkan pencemaran udara. Pembakaran sampah secara terbuka yang umumnya masih dilakukan oleh masyarakat dan juga masih kita temukan beberapa pabrik industri yang melepaskan polutan ke udara akan menghasilkan asap dan gas beracun. Gas-gas ini tidak hanya mencemari udara namun juga sangat  dapat menimbulkan gangguan kesehatan serius pada manusia, termasuk penyakit gangguan pernafasan ,gangguan reproduksi dan kanker. Asap dari pembakaran sampah juga bisa mengurangi visibiltas dan menciptakan kondisi kabut asap yang berbahaya untuk kesehatan dan keselamatan public.

Dampak kesehatan dari pengelolaan sampah yang buruk juga asngat signifikan (Rosa et al., 2022). Tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi tempat berkembang biak vektor penyakit seperti nyamuk,lalat dan tikus. Vektor ini dapat menyebarkan berbagai penyakit menular seperti demam berdarah, malaria dan juga penyakit kulit. Selain itu masyarakat yang tinggal di dekat tempat pembuangan akhir sampah yang cara pengelolaannya buruk akan mengalami berbagai masalah kesehatan seperti infeksi saluran pernafasan, alergi ataupun penyakit kulit yang diakibatkan karena kontak langsung dengan sampah dan inhalasi gas berbahaya. Pengalaman yang pernah saya alami yaitu ketika pergi ke Bantar Gebang sebuah kecamatan di kota Bekasi. Di mana di daerah tersebut terdapat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang beroperasi sejak tahun 1989. Entah karena belum terbiasa tinggal di kawasan itu sehingga bau yang tidak sedap langsung tercium ketika memasuki daerah tersebut dan sangat menganggu pernafasan.

Oleh karena itu, pengelolaan sampah yang efektif sangat penting tidak hanya untuk menjaga kelestarian lingkungan namun juga untuk melindungi kesehatan masyarakat.

3.Tantangan dalam pengelolaan sampah

Salah satu tantangan utama adalah infrastruktur pengelolaan sampah yang belum memadai (Qodriyatun, 2015). Sistem pengelolaan sampah yang tidak efisien dan kurangnya fasilitas daur ulang sampah yang sangat terbatas sehingga sebagian besar sampah tidak berakhir di TPA tanpa proses pengolahan yang memadai. Salah satu contohnya adalah Swedia. Negara skandinavia ini memiliki system pengolahan dan infrastruktur yang cukup modern dan memadai dalam pengelolaan sampah.

Kuranganya kesadaran dan partisipasi masyarakat yang rendah dalam pengelolaan sampah juga menjadi tantangan signifikan (Achmad, 2024).

Kesadaran masyarakat Swedia cukup tinggi dalam memahami pentingnya memilah sampah dan tidak membuang sampah sembarangan agar bisa didaur ulang dan digunakan kembali. Hanya kurang satu persen limbah masyarakat Swedia yang dikirim ke tampat pembuangan akhir. Bahkan Swedia harus mengimpor sampah dari Inggris,Norwegia,Itali,dan Irlandia sebagai solusi sementara untuk tetap menjaga system daur ulang sampah tetap berjalan.

Menurut pendapat saya secara pribadi, dengan sistem dan Infrastruktur yang memadai dalam penangganan sampah ini bisa mempengaruhi respon masyarakat. Dengan sistem dan infrastruktur yang baik akan menimbulkan respon positif dan secara perlahan akan menimbulkan kesadaran dalam masyarakat pentingnya memilah sampah. Dengan kemudahan fasilitas yang disediakan seperti menyediakan tempat sampah yang sesuai jenisnya, memberikan profit bagi siapa saja yang membuang sampah botol plastic atau sampah yang bisa didaur ulang. Seperti yang kita lihat, di negara-negara eropa atau di Asia seperti di Jepang masyarakat mereka bisa langsung membuang sampah sesaui dengan jenisnya di tempat-tempat yang sudah disediakan. Jadi, kemudahan fasilitas membuang sampah akan memperigaruhi perilaku masyarakat dalam meningkatkan partisipasi dan kontribusi dalam penanganan dan pengolahan sampah.

 

 

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jukung/article/viewFile/3201/2745

file:///C:/Users/Administrator/Downloads/12235-12247.pdff

https://www.liputan6.com/global/read/2675699/kekurangan-limbah-untuk-didaur-ulang-swedia-mengimpor-sampah







2.
Stimulus: Tumpukan sampah yang bau di jalan
Proses kognitig:Individu menilai bahwa sampah tersebut menjijikkan dan berbahaya bagi kesehatan
Reaksi emosional: Individu merasa jijik,marah dan cemasReaksi perilaku: Individu menghindari daerah tersebut atau melaporkan maslah tersebut kepada pihak berwenang











0 komentar:

Posting Komentar