Tugas Esai 7 : Menjadi Nasabah Bank Sampah
Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA
Liyana Nofiasari (23310410049)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Menjadi Nasabah Bank Sampah sebagai Tantangan dalam Pengelolaan Sampah
Bank sampah adalah inovasi dari sistem pengelolaan sampah yang menerapkan prinsip perbankan, di mana masyarakat bisa menabung sampah dan mendapatkan keuntungan finansial. Bank sampah merupakan salah satu solusi permasalahan sampah yang semakin meningkat (Sari, et al. 2022). Menjadi nasabah bank sampah dengan kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah menjadi salah satu solusi yang tepat dalam penanganan sampah. Sejalan dengan pemaparan Haryanti et al. (2020) bahwa dengan adanya bank sampah, strategi 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dapat diterapkan dalam pengelolaan sampah dari sumbernya pada tingkat masyarakat. Kali ini, saya berkesempatan menjadi nasabah Bank Sampah Panjanggaten yang berada di Wonosobo, Jawa Tengah. Saya perlu konsisten untuk memisahkan sampah berdasarkan jenisnya, seperti sampah organik (sisa-sisa makanan, dan sejenisnya) dan sampah anorganik (botol plastik, kardus). Proses ini membutuhkan kesabaran, terutama bagi saya yang masih belum terbiasa memilah sampah dengan baik. Namun, kegiatan ini telah mengajarkan saya tentang pentingnya mengelola sampah sejak dari sumbernya. Saya telah menyetorkan jenis sampah botol plastik seberat 1,1 kg botol pada 20 September 2024 untuk pertama kalinya dan di setoran ke dua pada 21 September 2024, saya telah menyetorkan sampah kardus seberat 1,6 kg. Pada setoran pertama, saya memperoleh uang sebesar Rp. 1.300,- dan pada setoran ke dua, saya mendapatkan uang sebesar Rp. 1.700,-. Sebagai nasabah bank sampah, saya telah merasakan berbagai pengalaman dan pengetahuan baru akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Salah satu permasalahan yang dihadapi yaitu kurangnya pemahaman masyarakat sekitar tentang sistem bank sampah. Banyak yang masih menganggap bahwa menabung sampah adalah kegiatan yang merepotkan dan tidak menguntungkan. Padahal, selain mendapatkan keuntungan finansial, menjadi nasabah bank sampah juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Permasalahan lainnya yaitu mengenai sistem operasional bank sampah. Awalnya, bank sampah ini memiliki jadwal buka di hari tertentu saja, sehingga nasabah harus menyimpan sampah lebih lama di rumah yang mengakibatkan rasa malas untuk menyetorkan sampah-sampah mereka. Pada akhirnya, para pengelola bank sampah mulai sadar akan masalah ini dan memutuskan untuk buka tiap hari dengan catatan warga setempat juga ikut andil di dalam bank sampah ini. Hal ini disetujui oleh para warga setempat sehingga bank sampah ini tetap dikelola dengan baik.
Di balik tantangan tersebut, saya merasakan berbagai manfaat positif sebagai nasabah bank sampah. Ada rasa kepuasan tersendiri ketika melihat sampah yang biasanya terbuang sia-sia bisa terkumpul dan dapat di daur ulang. Selain itu, dengan adanya bank sampah dan menjadi nasabah, saya dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Dengan adanya bank sampah, dapat menjadi edukasi lingkungan yang tepat bagi masyarakat. Menjadi nasabah bank sampah mengajarkan untuk membangun kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Meskipun masih banyak tantangan yang perlu dihadapi, komitmen untuk terus berpartisipasi dalam program bank sampah merupakan langkah kecil yang dapat memberikan dampak besar bagi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Daftar Pustaka
Haryanti, S., Gravitiani, E., & Wijaya, M. (2020). Studi Penerapan Bank Sampah dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Yogyakarta. Jurnal Bioeksperimen. 6(1). 60-68.
Sari, D. A. A., Suryanto., Sudarwanto, A. S., Nugraha, S., Utomowati, R. (2022). Pengelolaan Bank Sampah Mandiri Secara Berkelanjutan di Kelurahan Mojosongo Surakarta. ENVIRO: Journal of Tropical Environmental Research. 24(2). 28-35.
(N.B : Klik buka gambar untuk mendapatkan hasil jernih)


0 komentar:
Posting Komentar