28.12.24

Esai 7 (Amel) : Nasabah Bank Sampah

 Tugas Esai 7 : Menjadi Nasabah Bank Sampah

Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA


Amelia Natasya Rivani (23310410086)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Menjadi nasabah Bank Sampah Gemah Ripah di Dusun Badegan, RT 12, Bantul, Yogyakarta merupakan langkah penting dalam pembentukan perilaku pro-lingkungan dan bertanggungjawab. Bank sampah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengelolaan sampah, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Dalam konteks ini, saya ingin menceritakan pengalaman saya sebagai nasabah yang menyetorkan berbagai jenis sampah, termasuk botol plastik, aki, dan tembaga.

Di Bank Sampah Gemah Ripah, masyarakat diajak untuk menyetorkan berbagai jenis sampah yang dapat didaur ulang. Dengan cara ini, sampah yang seharusnya menjadi limbah dapat memiliki nilai ekonomis dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Konsep ini mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan dampak dari limbah yang dihasilkan sehari-hari.

Salah satu aspek menarik dari menjadi nasabah Bank Sampah Gemah Ripah adalah variasi jenis sampah yang dapat disetor. Dalam pengalaman saya, saya menyetorkan:

Botol Plastik: Botol plastik merupakan salah satu jenis sampah yang paling umum. Dengan menyetorkan botol-botol ini, saya berkontribusi pada pengurangan limbah plastik yang mencemari lingkungan.

Aki: Meskipun tidak umum, penyetoran aki sangat penting karena dapat mengandung bahan berbahaya. Bank sampah memiliki prosedur khusus untuk menangani aki agar tidak mencemari tanah dan air.

Tembaga: Tembaga adalah logam yang dapat didaur ulang dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Dengan menyetorkan tembaga, saya tidak hanya membantu mengurangi limbah tetapi juga mendapatkan imbalan finansial.

Dari penyetoran sampah tersebut, total uang yang diperoleh adalah Rp 56.110,00. Jumlah ini mungkin terlihat kecil, namun memberikan dampak besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai ekonomi dari sampah. Uang yang diperoleh bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari atau disimpan untuk kegiatan lain. Lebih dari itu, setiap rupiah yang didapatkan menjadi motivasi bagi saya dan nasabah lainnya untuk terus aktif dalam pengelolaan sampah.

Menjadi nasabah Bank Sampah Gemah Ripah telah mengubah cara pandang saya terhadap sampah. Saya belajar bahwa setiap jenis sampah memiliki potensi untuk didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Kegiatan ini juga mendorong saya untuk lebih selektif dalam menggunakan barang-barang sehari-hari, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan lebih bertanggung jawab terhadap limbah yang dihasilkan.

Keterlibatan dalam bank sampah juga menciptakan rasa kebersamaan di antara masyarakat. Kami saling berbagi informasi dan pengalaman tentang cara mengelola sampah dengan baik. Hal ini memperkuat komunitas dan menumbuhkan semangat kolektif untuk menjaga lingkungan. Dengan terus berpartisipasi dalam bank sampah, kita tidak hanya membantu mengurangi limbah tetapi juga membangun kesadaran kolektif untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang.


Daftar Pustaka

Budi, A. (2020). Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat: Studi Kasus Bank Sampah di Indonesia. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan, 12(2), 45-60.

Sari, R. (2021). Peran Bank Sampah dalam Meningkatkan Kesadaran Lingkungan Masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Lingkungan, 8(1), 23-30.

(N.B : Klik buka gambar untuk mendapatkan hasil jernih)




0 komentar:

Posting Komentar