29.12.24

Esai 5 (Hakas) : Eksperimen di Rumah Dosen

 Tugas Esai 5 : Eksperimen di Rumah Dosen

Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA


Hakas Pebriyanto (24310420057)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Eksperimen Kreatif Mengolah Sampah: Upaya Nyata di Rumah Ibu Arundati Shinta

Di rumah seorang dosen Psikologi Lingkungan, Ibu Arundati Shinta, berbagai eksperimen dilakukan untuk mencari solusi kreatif dalam pengelolaan limbah rumah tangga. Langkah-langkah ini menjadi wujud nyata dalam menerapkan prinsip keberlanjutan, dengan fokus pada pengolahan sampah organik, anorganik, dan limbah lainnya menjadi produk yang memiliki nilai guna.  

Salah satu eksperimen utama adalah mengolah sampah organik menjadi kompos. Proses ini melibatkan campuran bahan sederhana seperti EM4, air tebu, daun sirih, kulit telur yang sudah dihaluskan, abu, arang, dan dedak. Dengan kombinasi bahan ini, limbah dapur diubah menjadi kompos kering dan cair yang kaya nutrisi, ideal untuk memperbaiki kualitas tanah. Eksperimen ini membuktikan bahwa sampah organik yang sebelumnya tidak berguna dapat memberikan manfaat besar jika dikelola dengan benar.  

Eksperimen lainnya adalah pembuatan sabun cair dari bahan-bahan seperti gliserin, mess, garam industri, EDTA, dan pewarna makanan. Produk sabun cair ini dibuat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di rumah, memberikan solusi hemat biaya sekaligus ramah lingkungan. Selain mengurangi ketergantungan pada produk komersial, pembuatan sabun cair ini juga mendukung gaya hidup yang lebih berkelanjutan.  

Inovasi lain yang dilakukan adalah membuat ecoenzym dari sisa kulit buah. Prosesnya sederhana tetapi memerlukan kesabaran, dengan perbandingan 1 bagian madu, 3 bagian kulit buah, dan 10 bagian air. Campuran ini difermentasi selama tiga bulan, menghasilkan cairan serbaguna yang dapat digunakan sebagai pembersih rumah tangga hingga pupuk cair. Fermentasi ini juga mengurangi limbah dapur secara signifikan. Salah satu tantangan yang dihadapi dalam proses ini adalah pengelolaan gas metana yang dihasilkan selama fermentasi, yang memerlukan pengawasan rutin untuk mencegah tekanan berlebih pada wadah penyimpanan.  

Hasil dari eksperimen-eksperimen ini dikemas menjadi parsel unik yang menarik perhatian. Parsel tersebut terdiri dari produk-produk hasil olahan seperti kompos, sabun cair, dan ecoenzym, yang dikemas menggunakan totebag kreatif dari bahan kalender bekas. Upaya ini tidak hanya memanfaatkan sampah anorganik seperti kertas kalender, tetapi juga memberikan nilai estetis pada produk akhir. Parsel-parsel ini menjadi simbol bagaimana limbah rumah tangga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat sekaligus berdaya jual.  

Pengelolaan sampah anorganik juga mendapat perhatian khusus. Sampah seperti plastik dipisahkan, dicuci, dan dikirim ke bank sampah untuk diolah lebih lanjut. Dengan cara ini, limbah anorganik yang sulit terurai tidak mencemari lingkungan, melainkan diberdayakan kembali. Proses ini menanamkan kebiasaan memilah dan tanggung jawab dalam mengelola sampah.  

Salah satu kendala terbesar dalam menjalankan eksperimen ini adalah rasa malas yang sering kali muncul. Untuk mengatasinya, dijadwalkan pengelolaan sampah secara teratur, sehingga menjadi bagian dari rutinitas harian. Motivasi juga terus diperkuat dengan melihat hasil nyata, seperti kompos subur yang menyuburkan tanaman, sabun cair yang ekonomis, dan ecoenzym yang multifungsi.  

Eksperimen ini mengajarkan bahwa sampah rumah tangga bukan hanya masalah yang harus dihindari, tetapi juga peluang untuk menciptakan sesuatu yang bernilai. Dengan kreativitas dan komitmen, limbah dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat, membantu mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan. Jika langkah-langkah sederhana ini diterapkan secara konsisten, mereka dapat menjadi bagian dari solusi global untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin mendesak.




0 komentar:

Posting Komentar