28.12.24

Esai 4 (Arti) : Melakukan Upcycling Sampah Anorganik

 Tugas Esai 4 : Melakukan Upcycling Sampah Anorganik

Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA


Arti Muizzah Aisyawati (23310410038)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Melakukan Upcycling Sampah Anorganik & Merintis Sebagai Pengusaha Ekonomi Sirkuler

Permasalahan lingkungan menjadi salah satu isu yang tidak bisa dihindari. Dapat dikatakan bahwa sampah setiap harinya dihasilkan oleh setiap orang baik sampah organic maupun anorganik. Sampah anorganik sendiri menjadi tantangan utama dalam pengolahan sampah karena sifatnya yang sulit untuk terurai. Namun, dengan kreativitas dan usaha, sampah dapat diubah menjadi produk inovatif yang berguna salah satunya ialah tempat pensil mini yang terbuat dari botol plastik bekas, anyaman plastik bekas, dan dihiasi ornament bunga dari bungkus pewangi bekas.

LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN

1. Persiapan Bahan

Botol plastik minuman ukuran 600 ml

Kantong plastik bekas

Bungkus pewangi pakaian untuk ornament

Gunting dan lem

Tali sepatu

2. Proses Pembuatan

Pertama gunting botol plastik hingga ukuran 10 cm

Kemudian potong plastik menjadi beberapa bagian hingga membentuk lingkaran yang panjang

Lem ujung plastik pada bagian dalam botol plastik, lalu anyam dengan bergantian hingga menutupi bagian dalam dan luar botol plastik

Sambung potongan plastik untuk membuat seluruh bagian botol plastik tertutupi

Kemudian membuat hiasan tambahan untuk bagian bawah tempat pensil menggunakan bungkus pewangi pakaian. Anyam bungkus pewangi pakaian hingga memanjang dan dapat melingkari tempat pensil 

Kemudian gunakan tali sepatu dan plastik yang di anyam untuk menutupi bagian atas tempat pensil agar lebih rapi.

Saya memasarkan produk ini melalui platform media sosial yaitu tiktok. Video tersebut menampilkan produk yang saya pasarkan serta harga dan keterangan mengenai produk tersebut. Link promosi dapat dilihat di: https://vt.tiktok.com/ZS6FEjqPr/

Selama proses pembuatan, hambatan utama adalah proses menganyam di mana plastik tersebut harus di sambung hingga dapat menutupi keseluruhan botol plastik, proses penyambungan yang kurang tepat terkadang akan membuat hasil anyaman terlihat kurang rapi sehingga solusi dalam menghadapi hal ini ialah dengan menarik plastik dan memastikan sambungan tersebut tepat agar anyaman berikutnya dapat terlihat lebih rapi. Dalam pemasaran sendiri tantangan yang dihadapi ialah menarik minat konsumen pada produk yang terbuat dari daur ulang. Oleh karena itu saya menambahkan beberapa hiasan untuk memperindah produk serta menarik minat konsumen.

Hambatan lain dalam pemasaran ialah menarik minat konsumen terhadap produk berbahan daur ulang. Persepsi negative sering kali muncul karena konsumen cenderung mengaitkan produk dengan kualitas rendah dan desain yang kurang menarik. Dalam perspektif psikologi konsumen fenomena dijelaskan dalam Heuristic Theory. Dikatakan salah satu bentuk perilaku bias dijelaskan dalam Heuristic Theory adalah Representativeness Bias. Maharani (2014) dalam Ikhsan et al.,2024 mengatakan bahwa Representativeness bias adalah perilaku individu yang mengelompokkan kejadian atau situasi baru berdasarkan pengalaman masa lalu, padahal pada kenyataannya berbeda. Dalam hal ini konsumen bisa saja memiliki pengalaman negative terhadap produk daur ulang yang akan mempengaruhi perilakunya dalam mengambil keputusan pembelian. 

Diharapkan melalui pembuatan sampah menjadi barang bernilai ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitar.


Referensi :

Ikhsan, M., Sakti, S. H., Abdoellah, M. N., & Hendro, J. (2024). Pengaruh Representativeness Bias dan Hearding Effect pada Keputusan Investasi pada Pasar Modal. Escalate: Economics and Business Journal, 2(01), 1-8.

(N.B : Klik buka gambar untuk mendapatkan hasil jernih)




0 komentar:

Posting Komentar