Tugas Esai 10 : Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA
Fitri Novia Rizka (23310410057)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Jogjakarta yang dikenal sebagai kota pelajar bahkan menjadi salah satu kota budaya dan Pendidikan terkemuka di indonesia. Sejak tahun 2010 Kota Yogyakarta terus mengalami berbagai pertumbuhan pembangunan, hingga puncaknya pada tahun 2012 (Kinasih, 2024). Namun, perkembangan ini justru membawa masalah berat yang berkaitan dengan sampah. Dalam beberapa waktu lalu, Jogja sempat menyita banyak perhatian karena kegagalan beroperasi TPST Piyungan, padahal TPST tersebut merupakan tempat bermuara segala jenis sampah yang ada di Kota Jogjakarta sehingga dampaknya cukup menjadi masalah dalam skala nasional.
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, sampah yang dihasilkan mencapai ribuan ton per hari, dengan presentase terbesar yaitu sampah plastik. Sampah plastik merupakan barang bekas yang tidak lagi digunakan dan materialnya di produksi dari bahan kimia yang tidak terbarukan ( Ayun, 2024). Berdasarkan dari pemaparan di atas terdapat beberapa permasalahan yang menjadi alasan dalam pengelolaan sampah salah satunya yaitu kurangnya kesadaran seseorang terhadap lingkungan sekitar. Hal ini yang menjadi penyebab mengapa masih banyak masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan.
pada 18 Nov 2024 yang lalu Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq melakukan sidak (inspeksi Mendadak ke Yogyakarta). Sidak ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan memastikan bahwa pengelolaan sampah telah dilakukan dengan baik sesuai dengan aturan yang telah berlaku. Dalam berbagai sidak yang telah dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq seringkali menemukan kondisi pengelolaan sampah yang sangat memprihatinkan. Seperti tumpukan sampah yang tidak terurus, fasilitas pengelolaan sampah yang kurang memadai, dan minimnya partisipasi dari masyarakat untuk mengelola sampah.
Dalam konteks psikologi lingkungan sendiri, skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dan kawan-kawan (dalam patimah et.al., 2024; Sarwono, 1995), yang menjelaskan bahwa bagaimana persepsi dapat mempengaaruhi segala tindakan seseorang. Manusia menginderakan objek di lingkungannya, ia memproses hasil penginderaanya itu dan timbullah makna tentang objek itu pada diri manusia bersangkutan yang dinamakan persepsi ( Pamekas, 2019). Kemudian persepsi ini yang akan menjadi dasar dari terbentuknya perilaku. Dalam skema persepsi Paul A Bell dan kawan-kawan, mengatakan bahwa persepsi terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
- Penerimaan Stimulus
Tahap dimana individu mampu menerima berbagai informasi dari lingkungan melalui panca inderanya. Hanif Faisol Nurofiq menerima berbagai informasi tentang kondisi pengelolaan sampah di indonesia, jika ditinjau dari data yang membahas tentang volume sampah, dampak bagi kesehatan lingkungan, dan efektivitas dari adanya program pengelolaan sampah secara berkelanutan.
- Pemrosesan Informasi
Kemudian informasi yang telah diterima akan diolah dan diinterpretasikan berdasarkan dengan pengalaman, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dimiliki. Pada tahap ini, berdasarkan dari informasi yang telah diterima oleh Hanif mengenai data tersebut dengan mempertimbangkan berbagai pengalaman dan pengetahuannya sebagai seorang Menteri Lingkungan Hidup. Ia menyadari bahwa kota jogja memerlukan alokasi anggaran yang memadai dan melakukan pendekatan secara komperehensif.
- Pembentukan Sikap
Hasil dari setiap pemrosesan informasi akan membentuk sikap atau sebuah pandangan individu terhadap seuatu objek ataupun terhadap situasi tertentu. Hanif mengembangkan sikap proaktifnya terhadap pengelolaan smapah. Ia percaya bahwa setiap masalah harus ditangani dengan serius dan tidak dianggap sebagai beban anggaran semata.
- Tindakan
Pada akhirnya sikap akan terbentuk yang akan mempengaruhi tindakan dan perilaku individu tersebut. Sikap ini mulai tercermin dari tindakannya seperti mulai mendorong alokasi anggaran sebesar 3% dari APBD untuk melakukan pengelolaan sampah dengan baik dan benar. Selain itu, hanif juga mulai melakukan inspeksi secara langsung ke beberapa Lokasi tempat pengelolaans= sampah untuk memastikan implementasi yang baik.
Daftar Pustaka
Ayun, Q., Wahyuntari, E., Aisyiyah, N. I. N., Astuti, W., Ilmi, M. F., Sagita, D. A., ... & Safira, S. (2024, October). Efektivitas pelatihan pembuatan ecobrick dalam pengelolaan sampah plastik: studi kasus pada Warga RW 04 Tejokusuman Ngampilan Notoprajan. In Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Universitas' Aisyiyah Yogyakarta (Vol. 2, pp. 1874-1882).
Kinasih, C. H., Susanto, S., & Warto, W. Tourism Kill The City: Refleksi Gerakan Jogja Ora Didol Sub Kelompok Milenial Urban di Era Digital Studi Kasus Kelompok Lamidet Society. Memetika: Jurnal Kajian Budaya, 5(2), 40-46.
Pamekas, E. B., Waani, J. O., & Poli, H. (2019). Adaptasi Masyarakat Bantaran Sungai terhadap Banjir di Kelurahan Pakowa Kota Manado. SPASIAL, 6(2), 482-492.
Patimah, A.S., Shinta, A. & Amin Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807
0 komentar:
Posting Komentar