Mata Kuliah : Kesehatan Mental
Tugas : Membuat Artikel Psikologi Kesehatan Mental
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A
Nama Anggota Kelompok :
1. Arti Muizzah Aisyawati (23310410038)
2. Fitri Novia Rizka (23310410057)
3. Siti Rafida (23310410088)
4. Yelsi Adel Quraini (24310420037)
Edukasi Kesehatan Mental di Panti Asuhan
Kesehatan mental sendiri merupakan suatu kondisi di mana seseorang terbebas dari gejala gangguan mental ( Febriani & Fikry, 2023). Hasil survei I-NAMHS (Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey), menyebutkan bahwa satu dari tiga remaja (34,9%) atau setara dengan 15,5 juta remaja Indonesia memiliki setidaknya satu masalah kesehatan mental (Wirawan, 2024). Hal ini membuat kesehatan mental sangat penting untuk dikenali dan dipahami sebagaimana kesehatan fisik, karena keduanya saling berkaitan dalam menjaga kesejahteraan individu secara menyeluruh. Savira & Pranaz (2021) dalam Mawaddah & Prastya (2023) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh tekanan, tuntutan, dan masalah dalam tahapannya. Sehingga pada masa ini remaja sangat rentan terhadap tekanan lingkungan keluarga, sekolah, hingga sosial. Oleh karena itu, membangun kesadaran tentang kesehatan mental sejak dini menjadi hal yang sangat penting. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada remaja untuk dapat mengenali tanda-tanda gangguan mental, mengelola stres, dan mengakses bantuan profesional jika diperlukan.
Edukasi kesehatan mental menjadi langkah awal untuk meningkatkan literasi masyarakat terkait isu ini. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan stigma terhadap gangguan mental dapat berkurang, sehingga individu yang membutuhkan dukungan tidak lagi merasa ragu atau pun takut untuk mencari bantuan.
Sehingga dilakukanlah kegiatan edukasi kesehatan mental yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada anak-anak di Panti Asuhan Miftahunnajah tentang pentingnya kesehatan mental, serta memberikan interpretasi baru kepada anak-anak di Panti Asuhan Miftahunnajah mengenai tata cara untuk mengelola emosi dan stres dengan lebih baik dan lebih sehat.
Proses Pelaksanaan edukasi
1. Persiapan
•Mencari Lokasi atau Komunitas yang Tepat
Kami memulai dengan mencari panti asuhan yang sesuai untuk kegiatan ini, khususnya panti asuhan yang memiliki anak-anak remaja dan membutuhkan pengetahuan masalah kesehatan mental. Setelah itu, kami menghubungi pengelola panti untuk berdiskusi dan memastikan kesediaan mereka menerima kegiatan ini.
•Menyediakan Surat Pengantar
Kami menyiapkan surat pengantar dari Dekanat sebagai dokumen resmi yang menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami ke panti asuhan.
•Menyiapkan Bingkisan
Menyiapkan hadiah untuk peserta yang ikut aktif dalam kegiatan. Selain itu, menyiapkan bingkisan untuk semua peserta sebagai bentuk terima kasih atas kesediaannya dalam mengikuti kegiatan edukasi yang kami lakukan.
•Pembuatan Susunan Acara
Pembuatan susunan acara ini bertujuan untuk memudahkan kami dalam melakukan edukasi di panti asuhan, serta membuat acara yang kami bawakan terstruktur dan mudah dipahami.
•Pembagian Tugas
Kami membagi beberapa tugas untuk setiap anggota, sehingga selama kegiatan berlangsung kami dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan susunan acara yang telah kami buat.
2. Perencanaan Materi
Kami menyusun materi edukasi yang dirancang agar lebih relevan dan mudah dipahami oleh peserta. Materi ini mencakup pengenalan tentang kesehatan mental, Tanda-tanda awal gangguan kesehatan mental, serta Strategi sederhana untuk menjaga kesehatan mental sehari-hari.
3. Koordinasi dengan Pihak Panti
Kami juga berkoordinasi dengan pengasuh dan staf panti untuk menentukan waktu yang tepat, serta memastikan lokasi dan alat penunjang kegiatan yang nyaman bagi para peserta.
4. Tahapan Pelaksanaan
•Pembukaan
Kegiatan dimulai dengan perkenalan singkat, di mana kami menjelaskan maksud dan tujuan dari edukasi kesehatan mental ini. Kami berusaha menciptakan suasana yang nyaman agar peserta lebih antusias untuk mengikuti kegiatan.
Penyampaian Materi
Materi disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, yang melibatkan interaksi aktif dengan peserta. Selama penyampaian, kami secara aktif berkomunikasi dengan peserta, seperti mengajukan pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal mereka, misalnya, "Apakah kalian pernah mendengar tentang hal ini?" Pendekatan ini kami gunakan untuk menciptakan suasana yang lebih interaktif dan memastikan peserta dapat memahami materi dengan baik.
•Sesi Tanya Jawab
Setelah pemberian materi kami membuka sesi tanya jawab, di mana peserta dipersilahkan untuk bertanya. Pada sesi ini terdapat beberapa anak yang mengajukan pertanyaan seputar bagaimana cara menghadapi masalah sehari-hari atau pun tips untuk dapat meningkat motivasi.
•Penutupan
Evaluasi
Kami melakukan evaluasi singkat dengan bertanya kepada peserta mengenai pemahaman mereka terhadap materi yang telah disampaikan.
•Pemberian Hadiah dan Ucapan Terima Kasih
Sebagai bentuk apresiasi, kami memberikan hadiah kecil kepada peserta yang aktif bertanya atau menjawab selama kegiatan berlangsung. Kami juga membagikan bingkisan untuk semua peserta, sebagai bentuk rasa terima kasih atas partisipasinya dalam kegiatan edukasi kesehatan mental yang kami lakukan. Kami juga tidak lupa menutup kegiatan ini, dengan mengucapkan terima kasih kepada peserta dan pihak panti asuhan atas kerjasama dan sambutan hangat yang diberikan kepada kami.
Dari diadakannya kegiatan edukasi kesehatan mental di Panti Asuhan Miftahunnajah kita bisa menarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Peningkatan Kesadaran
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak-anak panti asuhan tentang pentingnya kesehatan mental dan bagaimana cara menjaga serta mengelolanya.
2. Pengurangan Stigma
Edukasi ini membantu mengurangi stigma negatif yang sering kali melekat pada masalah kesehatan mental, sehingga anak-anak lebih terbuka untuk berbicara tentang perasaan mereka dan mencari bantuan jika diperlukan.
3. Peningkatan Pengetahuan
Anak-anak mendapatkan informasi yang lebih baik tentang gejala, penyebab, dan cara mengatasi masalah kesehatan mental. Ini membantu mereka mengenali tanda-tanda awal masalah kesehatan mental dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
(N.B : Klik buka gambar untuk mendapatkan hasil jernih)
Daftar Pustaka
Febriani, G., & Fikry, Z. (2023). Rancangan Intervensi: Psikoedukasi Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Kesehatan Mental. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(2), 1858-1863.
Mawaddah, N., & Prastya, A. (2023). Upaya Peningkatan Kesehatan Mental Remaja Melalui Stimulasi Perkembangan Psikososial Pada Remaja. DEDIKASI SAINTEK Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 115-125.
Wirawan, N. A. (24, Oktober 30). 15,5 Juta Remaja Indonesia Mengalami Masalah Kesehatan Mental. Goodstats.15,5 Juta Remaja Indonesia Mengalami Masalah Kesehatan Mental - GoodStats
0 komentar:
Posting Komentar