Petani dan Air :
Saluran Irigasi yang Baik Dambaan Petani di Desa Lanona
Lahan persawahan yang
terletak di Desa Lanona Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Sulawesi
Tengah yang masih tergolong baru dan para tani yang baru menggeluti profesi ini
dimana sebelumnya para tani tersebut berfokus pada tanaman kakao. Dikutip dari
Wikipedia petani adalah seorang yang bergerak dibidang pertanian, utamanya
dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman seperti bunga, padi, buah dan lain-lain dengan harapan untuk
memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun
menjualnya kepada orang lain. Petani baru tentunya juga memiliki keterbatasan
lahan dan ilmu dalam melakukan cocok
tanam padi, sehingga para petani di Desa
Lanona masih dikatakan sebagai petani kecil.
Soekartawi et al.
(1984, p. 1) mencirikan petani kecil sebagai berikut : (i) berusaha tani dalam
lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat; (ii) mempunyai sumber daya terbatas
sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah; (iii) bergantung seluruhnya
atau sebagian kepada hidup yang subsisten, dan (iv) kurang memperoleh pelayanan
kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya. Dalam seminar kesepakatan
definisi petani kecil yang dirumuskan oleh seminar petani kecil di Jakarta
tahun 1979 yaitu : (a) petani yang pendapatannya rendah yaitu kurang dari
setara 240 kg beras per kapita per tahun, (b) petani yang memiliki lahan
sempit, yang lebih kecil dari 0,25 ha lahan sawah di Jawa atau 0,50 ha diluar
Jawa dan bila ia mempunyai lahan tegal, maka luasnya 0,50 ha di Jawa dan 1,0 ha
di luar Jawa, (c) petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang
terbatas, (d) petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamik,
Terbukanya lahan
persawahan ini menjadi kabar gembiran bagi para warga sekitar kerena memiliki
lahan pekerjaan baru. namun karena keterbatasan lahan, luas sawah hanya sekitar
kurang lebih 2,0 ha sehingga hanya beberapa orang saja yang mempunyai lahan
persawahan. Salah seorang petani mengatakan ia hanya memiliki sawah kurang dari
1 hektar dan rata-rata hasil panen yang diperoleh sekitar 60 karung. Dari hasil
panen tersebut sebagian di jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
sebagian lagi disimpan untuk cadangan makanan. Jika dilihat dari hasil panen
dan luas persawahan di desa tersebut, ini belum mencukupi kebutuhan pangan yang
ada di Daerah Morowali, khusunya desa Lanona sehingga tak heran jika konsumsi
makanan pokok masih mengimpor dari daerah lain.
Permasalahan lain yang
dihadapi para petani yaitu, belum adanya perhatian dari pemerintah setempat
dalam pembuatan saluran irigasi yang baik. Terlihat dari pengairan persawahan
yang masih hanya sekedar galian yang lebarnya kurang dari satu meter tanpa dinding
beton sehingga banyak ditumbuhi oleh rumput liar. Tentunya ini mengganggu para
petani. Saluran irigasi yang belum baik juga menyulitkan petani dalam mengatur
keluar masuknya air kedalam lahan sawah, hal ini karena tanah saluran irigasi
sering kali longsor dan jebol. Sehingga upaya yang dilakukan oleh para petani
hanya membendung kembali jebolan tersebt dengan tanah untuk mencegah keluarnya
air dari lahan sawah. Pembuatan saluran irigasi yang baik menjadi hal yang
sangat diimpikan oleh para petani di Desa Lanona
Daftar Pusataka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/petani
Soekartawi.
(1984). Farm Resource_Allocation and
Efficiency of Javanese Agriculture.
Unpublished Ph. D. Thesis Submitted at the
University of New England.
BPLPP. (1979). Pembinaan Petani Kecil dalam Rangka
Pembinaan Ekonomi Lemah.
Departemen Pertanian, Jakarta: Mimeo.
0 komentar:
Posting Komentar