Ujian Akhir Psikologi Industri
(Semester Genap 2019/2020)
Beatrice. A. J. C. Randan / 19310410040
Stres terjadi ketika ada ketidakseimbangan yang
dirasakan antara tekanan dan sumber untuk mengatasi situasi tertentu (Ward
& Abbey, 2005). Menurut Mc Grath dalam Weinberg dan Gould (2003:81), stress
didefinisikan sebagai “a substantial imbalance between demand (physical and/or
psychological) and response capability, under conditions where failure to meet
that demand has importance consequences”. Yang artinya, stress akan timbul pada
individu jika ketidakseimbangan atau kegagalan individu dalam memenuhi
kebutuhannya ada, baik bersifat jasmani maupun rohani.
Stress
dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Stress bisa berbeda antara
individu tergantung kadar berat atau
ringan. Stress yang berlangsung jangka pendek akan berbeda dengan stress yang
dialami secara berkepanjangan. Reaksi yang timbul akibat stress dapat berbeda.
Stress sebagai suatu keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi individu
yang mengalami stres dan hal yang dianggap mendatangkan stres membuat orang
yang bersangkutan melihat ketidak sepadanan, yang nyata antara kondisi atau
sistem sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang ada padanya” (Sarafino,
1997:70).
Stres ada dua macam yaitu eustress (positif) dan
distress (negatf). Eustres adalah pengalaman stres yang tidak berlebihan, cukup
untuk menggerakkan dan memotivasi seseorang agar dapat mencapai tujuan.
Sedangkan distres adalah derajat penyimpangan fisik, psikis dan perilaku dari
fungsi yang sehat. Distres timbul dikarenakan reaksi individu terhadap
pekerjaan dan lingkungan kerjanya
disebut stress kerja (Sopiah, 2008).Stres terkait pekerjaan merupakan respons yang
mungkin dimiliki orang ketika dihadapkan dengan tuntutan dan tekanan kerja yang
tidak sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan individu dan yang menantang
kemampuan individu untuk mengatasi. Stres di dunia pekerjaan merupakan suatu
hal yang tidak asing lagi. Hampir setiap karyawan pasti pernah merasakan yang
namanya “stress” dalam menjalankan tugas (Mediabppk.kemenkeu.go.id, 2020). Karyawan
sebagai aset utama dalam perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu
perusahaan. Stres secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang panjang akan
mengakibatkan kinerja lebih rendah.
Stres kerja dapat menyebabkan penyakit fisik, serta
tekanan psikologis dan penyakit mental. Peningkatan stres kerja baru-baru ini
telah dikaitkan dengan resesi global dan nasional, ketidakamanan kerja dan
intensitas kerja, semuanya mengarah ke beban kerja yang lebih besar dan konflik
interpersonal yang lebih banyak (NCBI, 2016).
Berdasarkan
hasil penelitian dari Samosir & Syahfitri (2008), faktor-faktor penyebab
stress kerja karyawan adalah remunerasi, beban kerja, apresiasi masyarakat, dan
karir. Remunerasi dari karyawan seperti gaji pokok dan tunjangan di luar gaji
pokok merupakan faktor munculnya stress kerja. Dengan gaji dan tunjangan yang
tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan karyawan akan memunculkan stres kerja.
Beban kerja yang diberikan kepada karyawan seperti tuntutan pekerjaan yang
terlalu banyak sehingga harus bekerja lebih dari biasanya dan terkadang bekerja
disaat waktu istirahat untuk menyelesaikan pekerjaan. Kejenuhan secara fisik
dan emosi juga mempengaruhi stres kerja karyawan dimana fisik karyawan menjadi
lelah karena bekerja sehingga dengan kondisi tersebut membuat karyawan menjadi
emosional. Selain itu karyawan juga menjadi jenuh terhadap pekerjaannya.
Pada dasarnya, stres di tempat kerja mungkin
merupakan hasil dari gambaran berbagai stres kerja dan tampaknya muncul ketika
orang berusaha untuk mengelola individu. Tanggung jawab, tugas atau bentuk lain
dari tekanan yang berkaitan dengan pekerjaan individu, dan menghadapi
kesulitan, ketegangan, kecemasan atau kekhawatiran dalam upaya ini. Stres kerja
dapat mengambil berbagai bentuk tergantung pada karakteristik tempat kerja, dan
mungkin unik untuk organisasi atau industri. Model teoritis stres menganggapnya
terkait dengan peristiwa kehidupan yang merugikan dan lingkungan yang penuh
tekanan atau respons fisiologis dan psikologis individu terhadap stresor, atau
interaksi 'transaksional' antara individu dan lingkungan (NCBI, 2016).
Referensi:
Weinberg,
Robert S; Gould, Daniel. 2003. Foundations of Sport and Exercise Psychology,
3rd edition. Champaign, Il.: Human Kinetics
.Ward,
J. C., & Abbey, A. (2005). Organizational Stress. New York: PALGRAVE
MACMILLIAN
Sarafino.
E. P. 1997. Health Psychology: Biosychosocial Interactions. New York: John
Wiley & Sons . Inc.
Samosir,
Z. Z., & Syahfitri, I. (2008). Faktor Penyebab Stres Kerja Pustakawan pada
Perpustakaan. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi , 4 (2), 60-69.
Referensi Gambar:
Nice kak..
BalasHapusArtikel yang sangat menarik bahasanya juga mudah dipahami..
BalasHapus๐๐๐
BalasHapusMantap kak angelique๐
BalasHapusMantap Nak Artikelnya sangat Bagus๐
BalasHapus