UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL 1
(Semester Genap 2019/2020)
Ganjar Dwi Lestari (19310410012)
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta,M.A
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Di era serba digital saat ini,
segala informasi dapat diperoleh melalui Internet, mulai dari berita kriminal
hingga hasil skor pertandingan bola tim favorit kita.Penggunaan internet yang
tinggi itu terjadi juga peningkatan sebesar 25% pada penggunaan sosial media di
tahun 2018 daripada 2017. Kemudian, apa kaitannya dengan proses belajar?
Pada tahun 1971, Albert
Bandura menemukan teori social learning. Bandura berpendapat bahwa
faktor lingkungan dan kognitif seseorang dapat mempengaruhi proses belajar.
Ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungan, sebenarnya terjadi proses
belajar, mungkin tanpa Ia sadari.
Berbekal teori belajar sosial
dan teknologi yang kini berkembang makin pesat, ada baiknya kegiatan di Internet
digunakan untuk hal-hal yang positif seperti belajar dan mencari informasi yang
mampu meningkatkan kemampuan dan menambah pengetahuan.
Learning management system (LMS)
merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menerapkan social
learning di lembaga pendidikan formal maupun non-formal. Melalui LMS,
seorang pengajar mampu mendesain dan mengelola kelasnya secara virtual, tanpa
melakukan tatap muka. LMS yang berkembang di Indonesia hingga saat ini dirasa
masih belum digunakan secara optimal untuk belajar, padahal dengan menerapkan
teori social learning ke dalam LMS, banyak manfaat yang dapat
diperoleh dari lembaga pendidikan tersebut.
Berikut ini beberapa tips yang penulis himpun
dari beberapa sumber mengenai pemanfaatan social learning dalam LMS.
Feed berita sosial
Feed berita sosial merupakan fitur yang
cukup penting pada setiap platform sosial. Feed atau umpan
berita dapat memberikan gambaran umum mengenai seluruh aktivitas dan
memungkinkan pengguna untuk menambahkan komentar atau memberikan like untuk
orang lain. Pada platform belajar, fitur ini dapat digunakan pada
berbagai aplikasi. Pengguna dapat berbagi artikel terkait topik yang sedang
mereka ingin pelajari. Admin juga dapat menggunakan feed berita sosial
untuk bertanya maupun membuat survey kecil-kecilan.
Grup Diskusi
Didalam platform belajar, mungkin ada
sekelompok yang memiliki ketertarikan pada topik-topik tertentu. Grup diskusi
dapat dijadikan salahsatu fitur yang mampu menampung sekelompok orang untuk
menyampaikan dan saling bertukar ide. Dengan demikian, mereka dapat membantu
organisasi untuk semakin berkembang dengan ide-ide baru untuk diimplementasi
dan di ujicoba.
Area “Tanya Ahlinya”
Area “pertanyaan yang sering ditanya” memang
sering digunakan dalam masih efektif apabila digunakan di website,
namun lain halnya apabila hal tersebut diterapkan di LMS yang dibiarkan terbuka
begitu saja, umumnya ruang pertanyaan tersebut akan terbengkalai. Alternatifnya
yaitu mengumpulkan para subject matter expert (SME) untuk topik-topik
tertentu kedalam satu grup, kemudian buatlah area kecil untuk bertanya.
Jawaban-jawaban para SME akan disimpan agar pengguna lainnya dapat belajar dari
pertanyaan yang pernah dijawab oleh ahlinya.
Live Chat
Fitur yang umumnya mulai diimplementasikan di
website e-commerce ini juga dapat digunakan di LMS, bagi pengguna yang
tidak ingin percakapannya muncul dan dilihat oleh orang lain, dapat
berkomunikasi langsung dengan fitur live chat. Fitur ini dapat
digunakan tidak hanya untuk chat ke sesama pengguna LMS, melainkan juga SME
yang mungkin sedang online. Dengan demikian, memungkinkan adanya sesi
belajar yang lebih privat dengan SME.
Konten yang Dibuat Pengguna
Memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk
membuat kontennya sendiri merupakan hal yang sangat membantu terbentuknya
proses social learning. Ditambah dengan semakin canggihnya teknologi
gawai masa kini, pengguna dapat langsung membuat konten dalam bentuk video.
Dengan demikian, bank aset belajar akan semakin bertambah, meskipun
masih diperlukan juga sistem standarisasi dan kontrol terhadap
kualitas agar konten yang tersebar tidak keluar dari konteks pembelajaran.
Gamification
Fungsi sosial sudah cukup baik, tapi terkadang
pengguna membutuhkan insentif tambahan. Gamification sangat cocok
disandingkan dengan social learning, karena pengguna dapat mendapat
sebuah apresiasi dengan jumlah log in, berinteraksi dengan pengguna
lain dan mendapat lencana setelah berbagi wawasan baru. Leaderboards
menunjukan siapa yang mendapatkan poin dan lencana terbanyak, sehingga dapat
menimbulkan kompetisi kecil-kecilan, dan menambah alasan untuk terus log-in.
Integrasi dengan Jaringan Sosial
Berdasarkan data digital yang telah dijelaskan
sebelumnya, hampir dapat dipastikan setiap pengguna LMS telah aktif di sosial
media. Integrasi LMS dengan sosial media memungkinkan para pengguna untuk
berbagi prestasi yang telah mereka raih dengan pengikut di jaringan Twitter,
Facebook, maupun LinkedIn.
Sumber
Artikelnya menarik dan bahasanya juga mudah dipahami, sangat bermanfaat:)
BalasHapusMantap kakk
BalasHapusArtikelnya bermanfaat bgt.. Sukses ya kak
BalasHapusTerimakasih
Artikel yng bagus dan menarik
BalasHapus