COVID-19: JAGA KESEHATAN MENTAL DI MASA SOCIAL DISTANCING, APABISA?
Hosianna
Ronauli Simbolon/19310410032
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen
pembimbing : FX. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A
Selama
masa pandemi COVID-19 Pemerintah memberi himbauan kepada seluruh masyarakat untuk
melakukan social distance atau social distancing (pembatasan sosial) demi
meminimalisir potensi penularan virus. Social distance atau social distancing
berarti menjaga jarak antar manusia dengan menghindari pertemuan besar atau kerumunan. Dengan adanya social distancing, kita seharusnya tidak bepergian kepusat
perbelanjaan, bioskop, atau stadion olahraga. Kita juga bisa menerapkan social
distancing ini dengan membatalkan acara yang bisa menarik perhatian banyak
orang. Penerapan hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran penyakit.
Namun melakukan social distancing atau
membatasi jarak fisik bukan berarti tidak melakukan kontak sosial. Dengan
bantuan teknologi yang sudah ada saat ini, kita masih dapat terhubung dengan
orang lain, rekan kerja, hingga belajar dengan teman teman kelas melalui
pembelajaran daring. Meskipun melakukan social distancing ini akan terasa
sangat berat namun ini sangat perlu dilakukan sehingga dapat membantu
menghentikan dan memperlambat penyebaran penyakit sehingga memperkecil kemungkinan
bertambahnya pasien yang akan dirawat.
Kesehatan mental harus tetap dijaga karena apabila kesehatan
mental terganggu itu sangat berpengaruh terhadap lemahnya imunitas tubuh
sehingga penyakit akan sangat mudah menyerang. Perilaku seperti cemas
berlebihan dan stres berlebihan dapat menurunkan sistem imun dan menyebabkan seseorang
mudah terkena penyakit. Saat seseorang mengalami stress yang tidak terkelola, akan terjadi perubahan fisiologis
tubuh kaitannya dengan perubahan kadar hormon. Seperti misalnya
penurunan hormon serotonin dan dopamin, peningkatan hormon adrenalin dan kortisol,
serta hormon lain yang berkaitan dengan sistem imun tubuh. Hal inilah yang
menyebabkan kondisi stres terus menerus dapat
mengganggu keseimbangan tubuh dan
sistem imun sehingga rentan terhadap penyakit
Ada lima hal yang
dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dimasa membatasi aktivitas dan
interaksi social atau social distance ini. Pertama kita harus tetap menyusun
aktivitas yang dapat dilakukan selama social distancing atau sesuai dengan
capaian kerja bagi yang bekerja dirumah. Kedua membangun literasi yang baik
dengan menghindari berita atau rumor yang tidak jelas dengan memilih sumber
informasi yang terpercaya. Ketiga aktif
secara fisik dengan tetap berolahraga ringan didalam rumah maupun diluar rumah
atau melakukan pekerjaan rumah agar tubuh tetap bergerak dan tetap menjaga
kesehatan fisik dengan makan makanan bergizi minum vitamin dan istirahat yang
cukup. Keempat tetap terhubung dengan orang lain melalui media teknologi yang
bisa digunakan dengan tetap mempertahankan pikiran dan harapan positif dan tidak
lupa untuk beribadah dan berdoa. Kelima yaitu memfokuskan pikiran pada
hal yang masih dapat kita kontrol.
Referensi :
https://tirto.id/apa-yang-harus-dilakukan-selama-social-distancing-akibat-pandemi-eGFp (diakses pada 22 maret 2020)
https://simpan.ugm.ac.id/s/kKi7k41crklS6AM#pdfviewer (diakses pada 23 maret 2020)
0 komentar:
Posting Komentar